Dolar AS Melemah, Rupiah Masih Bertengger di Rp16.179
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup menguat 41 poin ke level Rp16.179 setelah sebelumnya sempat melemah ke Rp16.220 per USD. Mengutip data Bloomberg, rupiah hari ini sempat dibuka pada level Rp16.185 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah karena para pedagang menilai prospek suku bunga AS setelah komentar dari pejabat Federal Reserve yang memperkuat ekspektasi bahwa pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 44 basis poin tahun ini, jauh lebih rendah dari perkiraan awal tahun sebesar 160 bps, dengan bulan September menjadi titik awal terbaru dari siklus pelonggaran, CME FedWatch Tool menunjukkan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (18/4/2024).
Para pelaku pasar sebelumnya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni namun serangkaian data termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan penolakan dari para bankir bank sentral telah mengubah ekspektasi tersebut.
Aktivitas ekonomi AS sedikit meningkat dari akhir Februari hingga awal April dan perusahaan-perusahaan mengisyaratkan mereka memperkirakan tekanan inflasi akan tetap stabil, menurut survei Federal Reserve pada hari Rabu.
Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Rabu mengatakan kemajuan dalam perlambatan inflasi AS mungkin terhenti, dan masih menjadi pertanyaan apakah suku bunga cukup tinggi untuk memastikan inflasi kembali ke target 2% The Fed.
Sementara itu, pengambil kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) terus menyarankan penurunan suku bunga pada bulan Juni pada hari Selasa karena inflasi masih berada pada jalur untuk turun kembali ke 2% pada tahun depan, meskipun jalur harga masih bergelombang.
Dari sentimen domestik, berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), Kinerja penjualan eceran pada Maret 2024 diperkirakan tetap kuat seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada periode Ramadan. dan tercatat sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan kelompoknya, sebagian kelompok tercatat meningkat, antara lain subkelompok sandang sebesar 5,9% yoy, kelompok suku cadang dan aksesori 12,0% yoy, serta bahan bakar kendaraan bermotor 13,2% yoy.
Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 4,1% mtm lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 1,7% mtm. Hal tersebut, sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan Ramadan dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional [HBKN] Idulfitri, serta program potongan harga.
Seluruh kelompok berada pada fase ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 13% mtm, diikuti subkelompok sandang 11,1%, dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya 6,1% mtm.
Adapun, kinerja penjualan eceran pada kuartal pertama 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,7% yoy, lebih tinggi dari kuartal keempat 2023 yang tumbuh 1,6% yoy. Peningkatan terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,4% yoy dan 12,9% yoy.
Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif kemudian ditutup menguat di rentang Rp16.150 - Rp16.200.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah karena para pedagang menilai prospek suku bunga AS setelah komentar dari pejabat Federal Reserve yang memperkuat ekspektasi bahwa pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 44 basis poin tahun ini, jauh lebih rendah dari perkiraan awal tahun sebesar 160 bps, dengan bulan September menjadi titik awal terbaru dari siklus pelonggaran, CME FedWatch Tool menunjukkan," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (18/4/2024).
Para pelaku pasar sebelumnya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni namun serangkaian data termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan penolakan dari para bankir bank sentral telah mengubah ekspektasi tersebut.
Aktivitas ekonomi AS sedikit meningkat dari akhir Februari hingga awal April dan perusahaan-perusahaan mengisyaratkan mereka memperkirakan tekanan inflasi akan tetap stabil, menurut survei Federal Reserve pada hari Rabu.
Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Rabu mengatakan kemajuan dalam perlambatan inflasi AS mungkin terhenti, dan masih menjadi pertanyaan apakah suku bunga cukup tinggi untuk memastikan inflasi kembali ke target 2% The Fed.
Sementara itu, pengambil kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) terus menyarankan penurunan suku bunga pada bulan Juni pada hari Selasa karena inflasi masih berada pada jalur untuk turun kembali ke 2% pada tahun depan, meskipun jalur harga masih bergelombang.
Dari sentimen domestik, berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), Kinerja penjualan eceran pada Maret 2024 diperkirakan tetap kuat seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada periode Ramadan. dan tercatat sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan kelompoknya, sebagian kelompok tercatat meningkat, antara lain subkelompok sandang sebesar 5,9% yoy, kelompok suku cadang dan aksesori 12,0% yoy, serta bahan bakar kendaraan bermotor 13,2% yoy.
Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 4,1% mtm lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 1,7% mtm. Hal tersebut, sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat bulan Ramadan dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional [HBKN] Idulfitri, serta program potongan harga.
Seluruh kelompok berada pada fase ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 13% mtm, diikuti subkelompok sandang 11,1%, dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya 6,1% mtm.
Adapun, kinerja penjualan eceran pada kuartal pertama 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,7% yoy, lebih tinggi dari kuartal keempat 2023 yang tumbuh 1,6% yoy. Peningkatan terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,4% yoy dan 12,9% yoy.
Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif kemudian ditutup menguat di rentang Rp16.150 - Rp16.200.
(nng)