RI Gunakan World Water Forum Ke-10 untuk Wujudkan Listrik Murah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap penyelenggaraan World Water Forum ke-10 akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mendapatkan listrik murah, yakni melalui pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
"Dengan World Water Forum ini, isu hydropower (PLTA) kami harapkan bisa lebih besar lagi, karena dengan air kita bisa mendapatkan listrik yang paling murah," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4/2024).
Dijelaskan Eniya, pemerintah selama ini mendorong pemanfaatan air untuk menjadi sumber listrik di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya air yang luar biasa. Karena itu, salah satu proyek strategis yang ditawarkan oleh Indonesia untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024 adalah PLTA.
Saat ini, ujar eks-Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu, listrik yang termurah, sekitar USD3 sen atau di bawahnya berasal dari pembangkit hydro.
Sebelumnya Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan Indonesia menawarkan sejumlah proyek strategis untuk masuk dalam kompendium World Water Forum 2024 di Bali. Mulai dari modernisasi irigasi bersama World Bank hingga PLTA.
Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 memiliki tiga proses utama, yakni politik, regional, dan tematik dimana ketiganya akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.
Fokus pembahasan forum ada empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau integrated water resources management (IWRM) on small islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.
"Dengan World Water Forum ini, isu hydropower (PLTA) kami harapkan bisa lebih besar lagi, karena dengan air kita bisa mendapatkan listrik yang paling murah," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam keterangan resminya, Sabtu (27/4/2024).
Dijelaskan Eniya, pemerintah selama ini mendorong pemanfaatan air untuk menjadi sumber listrik di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya air yang luar biasa. Karena itu, salah satu proyek strategis yang ditawarkan oleh Indonesia untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024 adalah PLTA.
Saat ini, ujar eks-Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu, listrik yang termurah, sekitar USD3 sen atau di bawahnya berasal dari pembangkit hydro.
Sebelumnya Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan Indonesia menawarkan sejumlah proyek strategis untuk masuk dalam kompendium World Water Forum 2024 di Bali. Mulai dari modernisasi irigasi bersama World Bank hingga PLTA.
Baca Juga
Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 memiliki tiga proses utama, yakni politik, regional, dan tematik dimana ketiganya akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.
Fokus pembahasan forum ada empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau integrated water resources management (IWRM) on small islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.
(fjo)