Ekonomi Suram, AS Terancam Stagflasi

Selasa, 30 April 2024 - 19:26 WIB
loading...
Ekonomi Suram, AS Terancam Stagflasi
Bendera Amerika Serikat di Gedung Capitol AS terlihat di Washington, AS. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) merilis data makroekonomi terbaru mengindikasikan ekonomi negara ini terancam menuju stagflasi. Tanda-tanda suram tersebut mengisyaratkan tantangan-tantangan berat di masa mendatang, menurut Business Insider.

Berdasarkan laporan, Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) meningkat pada tingkat tahunan hanya 1,6% di Kuartal I-2024 jauh di bawah proyeksi 2,5%. Pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diharapkan mengikuti kenaikan 3,4% yang tercatat pada Oktober-Desember 2023 dan 4,9% pada kuartal sebelumnya.

"Ini adalah laporan terburuk dari dua hal pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diperkirakan. Inflasi yang lebih tinggi dari yang diperkirakan," ujar Kepala Investasi CIBC Private Wealth US David Donabedian dikutip Russian Today, Selasa (30/4/2024).



Pertumbuhan yang lemah dan melonjaknya harga-harga konsumen merupakan tanda-tanda stagflasi, yang ditandai dengan kelesuan ekonomi dan kenaikan inflasi dalam jangka waktu yang lama. AS terakhir kali dilanda stagflasi pada 1970-an ketika inflasi melonjak hingga dua digit saat ekonomi jatuh.

Para pembuat kebijakan AS merespons dengan menaikkan suku bunga acuan hingga mencapai 20% untuk menurunkan harga. Namun membuat ekonomi AS jatuh ke dalam resesi yang dalam. Federal Reserve pada Maret menahan suku bunga di kisaran 5,25%-5,5%. Pertemuan berikutnya dari Komite Pasar Terbuka The Fed dijadwalkan 1 Mei 2024.

Baca Juga: Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru Batasi Ekspor LNG Rusia, Moskow Meradang

Pada saat yang sama, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi, yang digunakan sebagai ukuran inflasi utama oleh The Fed, meningkat pada laju tahunan 3,4%, menandai kenaikan terbesar dalam setahun. Biro Analisis Ekonomi melaporkan belanja konsumen di AS mengalami kenaikan 2,5% pada Januari hingga Maret turun dari kenaikan 3,3% pada Kuartal IV-2023 dan di bawah proyeksi 3%, demikian. Hal ini memberikan batasan serius pada kemampuan The Fed untuk mengambil tindakan, karena regulator telah menjelaskan bahwa inflasi menurun sebelum terjadi penurunan suku bunga.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1096 seconds (0.1#10.140)