IHSG Akhir Pekan Berpeluang Menguat di Kisaran 7.030-7.300
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini diprediksi dalam kecenderungan menguat pada sepanjang perdagangan dengan pergerakan indeks akan berada di kisaran 7.030 – 7.300.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, dari perdagangan sebelumnya, IHSG dan posisi demand zone, ini semakin terlihat dan menjadi area penentu apakah IHSG akan semakin memburuk atau malah menjadi titik balik.
"Pada dasarnya jika diperhatikan dalam jangka waktu 2 bulan terakhir alias Maret sampai dengan Mei 2024, IHSG akan terlihat membentuk demand zone pada kisaran area 7.000 – 7.180," tulis William dalam analisisnya, Jumat (3/5/2024).
Menurut William, dengan tambahan indikator MACD membentuk bullish divergence memberikan indikasi jenuh jual, sebenarnya ini bisa menjadi titik balik IHSG dimana IHSG memiliki potensi untuk mengakhiri pelemahannya sampai dengan pengujian terakhir di support 7.000.
"Namun beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama, mampukah level 7.000 dipertahankan? Dan kedua, apakah tekanan jual asing bisa terhenti atau justru malah asing akan terus menjual walaupun kondisi pelemahan saham-saham big caps sudah tidak menguntungkan mereka lagi?," katanya.
Jika level 7.000 bisa dipertahankan (dan IHSG menguat kembali di atas 7.180 mengkonfirmasi demand zone), lalu net sell asing bisa berhenti, maka pada saat itu bisa dikatakan IHSG sudah memasuki fase bottoming.
Secara teknikal, IHSG dengan tema “foreign sell vs demand zone“, dimana IHSG masih dalam tekanan jual asing namun secara teknikal IHSG membentuk demand zone pada area 7.000 – 7.180.
"Rentang area ini termasuk tipis dan memungkinkan untuk menjadi titik bottoming dari tren IHSG yang sekarang ini masih cenderung menguji support 7.000," kata dia.
Dengan kata lain, support 7.000 harus mampu dipertahankan untuk konfirmasi demand zone ini dan penembusan 7.180 harus terjadi untuk menyelesaikan pembentukan demand zone dan memulai tren menguat.
Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan saat ini. Ada sentimen internal dari suku bunga Fed yang tidak berubah, ini menjadi sentimen untuk penguatan USD.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah sebesar -116.77 poin (-1.61%) menuju 7.117,42 pada perdagangan hari Kamis 2 Mei 2024. Sebanyak 187 saham menguat, 405 saham menurun, dan 178 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi mencapai 16.7T (all market).
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan secara teknikal.
MTDL, buy, support 550, resistance 615.
Pergerakan sideways, ada indikasi menguat terlihat dari MACD membentuk golden cross.
DOID, buy, support 500, resistance 575.
Trend following dengan posisi candelstick menguat di atas MA5 dan MA20.
ULTJ, buy, support 1810, resistance 1980.
Pergerakan harga membentuk pola symmetrical triangle dengan neckline pada 1900.
PTRO, buy, support 5500, resistance 6650.
Trend following dengan posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto mengatakan, dari perdagangan sebelumnya, IHSG dan posisi demand zone, ini semakin terlihat dan menjadi area penentu apakah IHSG akan semakin memburuk atau malah menjadi titik balik.
"Pada dasarnya jika diperhatikan dalam jangka waktu 2 bulan terakhir alias Maret sampai dengan Mei 2024, IHSG akan terlihat membentuk demand zone pada kisaran area 7.000 – 7.180," tulis William dalam analisisnya, Jumat (3/5/2024).
Menurut William, dengan tambahan indikator MACD membentuk bullish divergence memberikan indikasi jenuh jual, sebenarnya ini bisa menjadi titik balik IHSG dimana IHSG memiliki potensi untuk mengakhiri pelemahannya sampai dengan pengujian terakhir di support 7.000.
"Namun beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama, mampukah level 7.000 dipertahankan? Dan kedua, apakah tekanan jual asing bisa terhenti atau justru malah asing akan terus menjual walaupun kondisi pelemahan saham-saham big caps sudah tidak menguntungkan mereka lagi?," katanya.
Jika level 7.000 bisa dipertahankan (dan IHSG menguat kembali di atas 7.180 mengkonfirmasi demand zone), lalu net sell asing bisa berhenti, maka pada saat itu bisa dikatakan IHSG sudah memasuki fase bottoming.
Secara teknikal, IHSG dengan tema “foreign sell vs demand zone“, dimana IHSG masih dalam tekanan jual asing namun secara teknikal IHSG membentuk demand zone pada area 7.000 – 7.180.
"Rentang area ini termasuk tipis dan memungkinkan untuk menjadi titik bottoming dari tren IHSG yang sekarang ini masih cenderung menguji support 7.000," kata dia.
Dengan kata lain, support 7.000 harus mampu dipertahankan untuk konfirmasi demand zone ini dan penembusan 7.180 harus terjadi untuk menyelesaikan pembentukan demand zone dan memulai tren menguat.
Sedangkan untuk sentimen, belum ada sentimen baru yang perlu diperhatikan saat ini. Ada sentimen internal dari suku bunga Fed yang tidak berubah, ini menjadi sentimen untuk penguatan USD.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah sebesar -116.77 poin (-1.61%) menuju 7.117,42 pada perdagangan hari Kamis 2 Mei 2024. Sebanyak 187 saham menguat, 405 saham menurun, dan 178 saham tidak mengalami perubahan harga pada perdagangan kemarin. Nilai transaksi mencapai 16.7T (all market).
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan secara teknikal.
MTDL, buy, support 550, resistance 615.
Pergerakan sideways, ada indikasi menguat terlihat dari MACD membentuk golden cross.
DOID, buy, support 500, resistance 575.
Trend following dengan posisi candelstick menguat di atas MA5 dan MA20.
ULTJ, buy, support 1810, resistance 1980.
Pergerakan harga membentuk pola symmetrical triangle dengan neckline pada 1900.
PTRO, buy, support 5500, resistance 6650.
Trend following dengan posisi candlestick menguat di atas MA5 dan MA20.
(akr)