Ini Cara Memaksimalkan Crowdsourcing untuk Pertumbuhan Bisnis

Jum'at, 07 Juni 2024 - 11:59 WIB
loading...
Ini Cara Memaksimalkan...
GDP Venture bertajuk Power Lunch dengan tema Maximizing Business Growth with an Effective Crowdsourcing Model di Jakarta, Kamis (6/7/2024). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Konsep bisnis crowdsourcing kini sudah tidak asing lagi di mana layanan, ide, atau konten diperoleh dengan meminta kontribusi dari banyak orang secara daring. Contoh perusahaan yang sukses secara global dari menerapkan konsep ini adalah Airbnb.

SweetEscape, platform layanan jasa fotografi oleh fotografer lokal, kini hadir di lebih dari 500 kota di lima benua dengan lebih dari 1,000 partner fotografer. Bisnis SweetEscape tidak hanya melayani klien retail dengan berbagai layanan jasa foto seperti acara ulang tahun, pertunangan, liburan, bayi yang baru lahir dan momen penting lainnya, tetapi juga telah merambah pasar B2B dengan menyediakan layanan foto produk, foto jajaran direksi & manajemen, bahkan hingga video perusahaan.

CEO SweetEscape David Soong memberikan tips memaksimalkan crowdsourcing untuk pertumbuhan bisnis. Dengan beragam klien hingga ke mancanegara, SweetEscape harus memilih mitra fotografer yang tepat untuk memenuhi kebutuhan klien.

"Selain menghasilkan foto yang bagus, partner fotografer kami harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Mereka harus bisa berkomunikasi dengan anak-anak maupun klien yang datang dalam kelompok besar SweetEscape," kata dia dalam acara GDP Venture bertajuk Power Lunch dengan tema 'Maximizing Business Growth with an Effective Crowdsourcing Model' dikutip, Jumat (7/6/2024).



"Untuk pemotretan di luar negeri, fotografer kami sering kali juga berperan sebagai pemandu lokal dengan memberikan informasi tentang tempat-tempat menarik untuk dikunjungi, tempat makan, dan aktivitas yang bisa dilakukan. Oleh karena itu, mereka diwajibkan mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan soft skills seperti ini, klien kami menjadi lebih puas dengan layanan yang kami berikan."

Pada kesempatan yang sama, CEO dari Garasi.id mengatakan dalam menerapkan crowdsourcing secara efektif, perusahaan harus menerapkan standar operasional yang jelas untuk mendapatkan kualitas yang sama dari partner kerja serta meminimalisasi resiko akan ketidakpuasan pelanggan.

"Kami di Garasi.id bekerjasama dengan bengkel-bengkel pilihan untuk memastikan layanan yang diberikan kepada pelanggan kami mempunyai kualitas yang sama. Kami menerapkan standar operasional yang jelas dan bisa diadopsi dengan standar operasional yang telah ada di bengkel tersebut. Tentunya supaya standar operasional kami bisa diterima dengan baik, kami memilih mitra bengkel yang memang kualitasnya tidak diragukan, seperti salah satunya selalu menggunakan komponen asli," ujarnya.

Saat ini Garasi.id mempunyai produk Warranty, Jasa Inspeksi, Jasa Servis dan Asisten Darurat, di mana mereka menawarkan berbagai layanan untuk garansi mobil bekas yang mencakup komponen mesin dan transmisi selama satu tahun, dengan batas usia mobil 14 tahun dan klaim maksimal Rp20 juta per tahun.
Mereka juga menyediakan jasa inspeksi untuk pemeriksaan kendaraan atau mobil bekas yang akan dibeli. Layanan servis mobil di rumah atau di bengkel mitra yang mencakup servis berkala, perawatan eksterior dan interior, serta perawatan AC. Hingga layanan bantuan darurat 24 jam untuk situasi seperti derek, ganti ban, kehabisan bahan bakar, dan kunci tertinggal.

Dekoruma didirikan tahun 2015 sebagai marketplace furniture, kemudian ekspansi bisnis dengan membuka jasa layanan desain interior hingga penjualan rumah. Dalam menjalankan bisnisnya, Dekoruma bekerjasama dengan desainer-desainer interior yang mampu mengerjakan desain dengan gaya Japandi (Jepang dan Skandinavia), gaya interior khas Dekoruma.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1602 seconds (0.1#10.140)