Dunia Bisnis Masuki Era Hypercompetitive, Ini Strategi yang Perlu Dilakukan

Jum'at, 12 Juli 2024 - 15:31 WIB
loading...
Dunia Bisnis Masuki...
Dunia bisnis saat ini menghadapi kondisi yang sangat kompetitif. FOTO/iStock
A A A
JAKARTA - Dunia bisnis saat ini menghadapi kondisi yang sangat kompetitif, bahkan sejumlah pakar menyatakan hypercompetitive . Hal itu mendorong perusahaan untuk mencari berbagai strategi untuk mengamankan pasar dan posisinya.

Penyesuaian strategi dalam bentuk restrukturisasi bisnis seringkali menjadi cara bagi perusahaan saat ini untuk terus memberikan nilai tambah bagi shareholders dan pemangku kepentingan luas.

"Penyesuaian di berbagai lini usaha, mulai dari pemasok bahan baku hingga strategi perusahaan, merupakan hal yang tak dapat dihindari dalam menghadapi perubahan signifikan, " ujar Dosen Manajemen Stratejik Universitas Prasetiya Mulya, Realino Yudianto, di Jakarta, Jumat (12/7/2024).

Baca Juga: Pengajar dan Pelajar Belajar Teknologi Canggih Eksplorasi Laut Indonesia

Contoh nyata terjadi, seperti pada BUMN Garuda Indonesia, di mana penyesuaian lintas berbagai aktivitas usaha seringkali tak dapat dihindari. Ini meliputi penyesuaian dengan pemasok bahan baku, struktur jajaran direksi, hingga strategi perusahaan secara keseluruhan.

Garuda Indonesia sendiri di tahun 2023 mendapatkan kinerja impresif setelah sebelumnya terdampak Covid-19. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, sepanjang tahun lalu revenue dan jumlah penumpang terus meningkat setiap kuartal.

Revenue Garuda Indonesia pada tahun 2023 meningkat 39,83% year-on-year dari tahun 2022. Sementara jumlah penumpang mengalami peningkatan dari 4,53 juta penumpang di kuartal I 2023 menjadi 5,69 juta penumpang di kuartal IV.

Proses perbaikan ini dilakukan melalui proses penyesuaian bisnis dari tahun 2019 melalui restrukturisasi perusahaan dalam upaya yang dikatakan Garuda Indonesia sebagai strategi 'right sizing'. Dalam kurun waktu empat tahun dari 2019-2022, perusahaan melakukan penurunan rasio komposisi pegawai dengan rata-rata 17 persen per tahun.

Restrukturisasi bisnis dalam bentuk right-sizing juga dilakukan oleh dua perusahaan teknologi besar di dunia Meta dan Spotify. Meta, induk Facebook, diketahui telah memangkas 22% total karyawannya atau sekitar 20.000 karyawan di tahun 2022.

CEO Mark Zuckerberg pada saat itu mengatakan bahwa melalui efisiensi yang dilakukan, Meta akan menjadi perusahaan yang lebih kuat dan gesit (agile). Hasilnya pada kuartal keempat 2023, pendapatan Meta naik 25 persen menjadi 40,1 miliar dollar AS dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan kinerja ini menjadi tingkat pertumbuhan tercepat perusahaan sejak pertengahan tahun 2021.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1556 seconds (0.1#10.140)