Pembiayaan BRIsyariah Capai Rp37,4 Triliun, Terbanyak Segmen Mikro
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRIsyariah sepanjang semester I/2020 berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp37,4 triliun, tumbuh mencapai 55,92% year-on-year (yoy). Pertumbuhan pembiayaan yang signifikan ditopang oleh segmen Ritel (UKM, Mikro dan Konsumer) untuk memberikan imbal hasil yang lebih optimal.
Direktur Operasional BRISyariah Fahmi Subandi mengatakan, secara rinci pada tahun 2020 hingga kuartal II ini BRIsyariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,4 triliun untuk segmen mikro yang merupakan segmen pembiayaan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi dan memberikan kontribusi terbesar. (Baca juga: OJK Catat Restrukturisasi Kredit di Yogya Capai Rp11,9 Triliun )
Selain segmen mikro, pertumbuhan pembiayaan juga didukung oleh penyaluran pembiayaan di segmen konsumer sebesar Rp2,5 triliun dan segmen kecil menengah dan kemitraan sebesar Rp2,2 triliun.
"Salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah khususnya mikro adalah digitalisasi proses pembiayaan lewat aplikasi i-Kurma," kata Fahmi saat konferensi pera virtual di Jakarta, Senin (24/8/2020). (Baca juga grafis: Hadapi Tantangan Dunia, Ritel Kian Dekat ke Digitalisasi )
Dia menambahkan, BRIsyariah mengoptimalkan i-Kurma sebagai langkah transformasi digital dalam proses pembiayaan. "Ini terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja BRIsyariah, mengingat tenaga pemasar pembiayaan dimungkinkan untuk bekerja secara efektif dan efisien di tengah adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi corona," beber dia.
Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) mencapai 90,79% yoy sehingga meningkatkan rasio dana murah terhadap total dana pihak ketiga (CASA Ratio) hingga mencapai 54,34%.
Peningkatan DPK ditopang oleh pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana. Selain itu, peningkatan dana murah (CASA ratio) mendorong penurunan biaya dana atau cost of fund. (Baca juga: Bantuan UMKM Disalurkan Serentak Hari Ini, Rp2,4 Juta Masuk ke Rekening )
Menurut dia, pertumbuhan ini menandakan di tengah pemberlakukan transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) BRIsyariah terus berupaya mencari peluang.
"Kami tetap harus tumbuh untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Namun pertumbuhan ini tentunya kami lakukan secara selektif untuk dapat menciptakan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan," katanya
Direktur Operasional BRISyariah Fahmi Subandi mengatakan, secara rinci pada tahun 2020 hingga kuartal II ini BRIsyariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,4 triliun untuk segmen mikro yang merupakan segmen pembiayaan dengan tingkat pertumbuhan tertinggi dan memberikan kontribusi terbesar. (Baca juga: OJK Catat Restrukturisasi Kredit di Yogya Capai Rp11,9 Triliun )
Selain segmen mikro, pertumbuhan pembiayaan juga didukung oleh penyaluran pembiayaan di segmen konsumer sebesar Rp2,5 triliun dan segmen kecil menengah dan kemitraan sebesar Rp2,2 triliun.
"Salah satu pendorong pertumbuhan pembiayaan BRIsyariah khususnya mikro adalah digitalisasi proses pembiayaan lewat aplikasi i-Kurma," kata Fahmi saat konferensi pera virtual di Jakarta, Senin (24/8/2020). (Baca juga grafis: Hadapi Tantangan Dunia, Ritel Kian Dekat ke Digitalisasi )
Dia menambahkan, BRIsyariah mengoptimalkan i-Kurma sebagai langkah transformasi digital dalam proses pembiayaan. "Ini terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja BRIsyariah, mengingat tenaga pemasar pembiayaan dimungkinkan untuk bekerja secara efektif dan efisien di tengah adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi corona," beber dia.
Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) mencapai 90,79% yoy sehingga meningkatkan rasio dana murah terhadap total dana pihak ketiga (CASA Ratio) hingga mencapai 54,34%.
Peningkatan DPK ditopang oleh pertumbuhan dana murah (giro dan tabungan) sejalan dengan strategi pengendalian beban biaya dana. Selain itu, peningkatan dana murah (CASA ratio) mendorong penurunan biaya dana atau cost of fund. (Baca juga: Bantuan UMKM Disalurkan Serentak Hari Ini, Rp2,4 Juta Masuk ke Rekening )
Menurut dia, pertumbuhan ini menandakan di tengah pemberlakukan transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) BRIsyariah terus berupaya mencari peluang.
"Kami tetap harus tumbuh untuk menjaga keberlangsungan bisnis. Namun pertumbuhan ini tentunya kami lakukan secara selektif untuk dapat menciptakan pertumbuhan yang berkualitas dan berkelanjutan," katanya
(ind)