AQUA Dorong Ekonomi Sirkular Tanggulangi Masalah Sampah

Sabtu, 03 Agustus 2024 - 18:39 WIB
loading...
AQUA Dorong Ekonomi...
AQUA melalui penggunaan kemasan guna ulangnya berharap membangun kebiasaan reduce, reuse, dan recycle (3R) di masyarakat. FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Produsen air minum kemasan AQUA menerapkan ekonomi sirkular sebagai salah satu solusi mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Hal itu diwujudkan melalui tiga fokus utama, yakni pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi konsumen dan masyarakat, dan inovasi kemasan dalam produk.

Hal itu ditegaskan dalam kunjungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) ke fasilitas Recycling Business Unit (RBU) Bali PET di Denpasar, Bali. Pada kesempatan itu, AQUA mendemonstrasikan kapabilitasnya dalam mendaur ulang kemasan pascakonsumsinya.



Kepala Bidang Ekonomi Sirkular KLHK Wisti Noviani menyampaikan, apresiasinya atas inisiatif AQUA dalam menggunakan kemasan daur ulang pada produk-produknya, termasuk penggunaan PET pada Galon Guna Ulangnya yang baru. Hal ini merupakan salah satu upaya mengurangi sampah kemasan plastik dari produk air minum dalam kemasan dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan.

"Kami berharap inisiatif ini dapat terus dilanjutkan, dan dapat menginspirasi para produsen makanan dan minuman lainnya untuk terus ikut berperan aktif mengurangi sampah kemasannya, terutama sampah kemasan sekali pakai," ungkapnya melalui siaran pers, Sabtu (3/8/2024).

Menanggapi hal itu, Packaging Circularity Senior Manager Danone Indonesia Jeffri Ricardo menegaskan dukungan AQUA untuk pencapaian target pemerintah dalam penanggulangan permasalahan sampah. AQUA, tegas dia, percaya bahwa penerapan ekonomi sirkular merupakan salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.

"Karena itu, AQUA terus mendorong penerapan ekonomi sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik dengan tiga fokus utama, yaitu pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan dalam produk," paparnya.

Diketahui, AQUA telah berinovasi dengan menghadirkan produk AMDK Galon Guna Ulang berbahan polycarbonate (PC), dan juga mengedarkan Galon Guna Ulang berbahan polyethylene terephthalate (PET) yang ramah lingkungan. Keduanya pun aman dan memenuhi standar regulasi SNI dan BPOM. Penggunaan kemasan Galon Guna Ulang ini sejalan dengan komitmen #BijakBerplastik AQUA untuk menggunakan 100% kemasan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, atau dapat dikomposkan. AQUA juga menargetkan untuk meningkatkan elemen daur ulang dalam kemasan botol hingga 50%.



Bekerja sama dengan berbagai pihak, kata Jeffri, AQUA telah menginisiasi pengembangan 6 unit bisnis daur ulang, TPST, TPS3R, serta bank sampah yang tersebar di Indonesia; dan memberdayakan hampir 10.000 pemulung di seluruh Indonesia. Hasilnya, AQUA telah mengumpulkan hingga 22.000 ton sampah plastik setiap tahunnya. "Plastik yang telah diolah kemudian diproses dan didaur ulang menjadi berbagai produk yang memiliki nilai ekonomi, terutama menjadi bahan baku kemasan botol baru berbahan plastik daur ulang," jelasnya.

Penggunaan kemasan guna ulang AQUA, imbuh Jefferi, bertujuan untuk membangun kebiasaan reduce, reuse, dan recycle (3R) di masyarakat. Kemasan guna ulang ini juga menjadi pilihan yang ramah lingkungan karena berpotensi mengurangi hingga 83% emisi karbon, mengurangi penggunaan plastik hingga 78%, serta mampu mencegah penggunaan lebih dari 770.000 ton plastik baru setiap tahunnya.

"Dalam hal edukasi kepada konsumen dan masyarakat, AQUA memimpin kampanye nasional untuk pendidikan daur ulang dengan menjangkau 100 juta orang dan 5 juta anak-anak," imbuhnya.

Penanggulangan sampah plastik merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat, pada 2022 Indonesia menghasilkan 21,19 juta ton sampah. Dari total sampah tersebut, 34,45% tidak terkelola sehingga berpotensi mencemari sumber air serta laut dan lingkungan. Pemerintah menargetkan pengurangan sampah plastik ke laut hingga 70% pada 2025 dan berupaya mendorong keterlibatan masyarakat serta sektor swasta dalam pengelolaan sampah.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0971 seconds (0.1#10.140)