Mesin Pertumbuhan Bermasalah, Ekonomi RI Kuartal II-2024 Diramal Melambat
loading...
A
A
A
Untuk kuartal I 2024 di Indonesia dipenuhi berbagai peristiwa dan membawa dampak positif terhadap sektor perdagangan besar dan eceran. Kombinasi dari Pemilu, Ramadhan, Idul Fitri, dan beberapa libur panjang mendorong naiknya permintaan agregat.
Hasilnya, sektor perdagangan besar dan eceran mencatatkan performa yang baik dan mengalami peningkatan pertumbuhan ke 4,58% (yoy) di kuartal I 2024 dari 4,09% (yoy) di kuartal sebelumnya.
Setelah mencatatkan pertumbuhan double-digit selamat delapan triwulan secara beruntun, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 8,65% (yoy) di kuartal I 2024, turun dari 10,33% (yoy) di kuartal sebelumnya.
Menurunnya angka pertumbuhan sektor ini mengindikasikan tren normalisasi aktivitas transportasi pasca Covid-19, seiring dengan angka pertumbuhannya yang konsisten menurun sejak kuartal II 2022.
Sedangkan konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 53,32% dari PDB Indonesia, tumbuh sebesar 4,91% (yoy) pada kuartal I 2024, meningkat dari 4,83% pada kuartal IV 2023. Untuk Inflasi umum mencatatkan angka 2,51% (yoy) pada Juni 2024, sedikit menurun dari 2,48 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
"Jika dilihat berdasarkan komponennya, peningkatan angka inflasi hanya terlihat pada kelompok harga yang diatur oleh pemerintah, sedangkan inflasi inti dan harga bergejolak mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ungkap Riefky.
Hasilnya, sektor perdagangan besar dan eceran mencatatkan performa yang baik dan mengalami peningkatan pertumbuhan ke 4,58% (yoy) di kuartal I 2024 dari 4,09% (yoy) di kuartal sebelumnya.
Setelah mencatatkan pertumbuhan double-digit selamat delapan triwulan secara beruntun, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 8,65% (yoy) di kuartal I 2024, turun dari 10,33% (yoy) di kuartal sebelumnya.
Menurunnya angka pertumbuhan sektor ini mengindikasikan tren normalisasi aktivitas transportasi pasca Covid-19, seiring dengan angka pertumbuhannya yang konsisten menurun sejak kuartal II 2022.
Sedangkan konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 53,32% dari PDB Indonesia, tumbuh sebesar 4,91% (yoy) pada kuartal I 2024, meningkat dari 4,83% pada kuartal IV 2023. Untuk Inflasi umum mencatatkan angka 2,51% (yoy) pada Juni 2024, sedikit menurun dari 2,48 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
"Jika dilihat berdasarkan komponennya, peningkatan angka inflasi hanya terlihat pada kelompok harga yang diatur oleh pemerintah, sedangkan inflasi inti dan harga bergejolak mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya," ungkap Riefky.
(akr)