Renovasi Rumah Kini Makin Mudah

Rabu, 14 Agustus 2019 - 13:01 WIB
Renovasi Rumah Kini Makin Mudah
Renovasi Rumah Kini Makin Mudah
A A A
MENCARI pembiayaan untuk merenovasi rumah atau bagian dari rumah tidaklah mudah.

Apalagi jika yang mencari pinjaman adalah kalangan muda (milenial) yang baru saja bekerja. Sejumlah persyaratan dari perbankan siap menanti. Namun, kini ada alternatif pembiayaan lain dengan syarat yang gampang yakni melalui fintech .

Salah satu yang kini gencar memberikan pembiayaan adalah platform e-commerce. Pembiayaan model itu kini semakin banyak dan mudah diakses oleh masyarakat. Salah satunya Devin Cynthia, 26, yang mencoba mengajukan pembiayaan ke platform e-commerce Akulaku.

“Ini kali pertama ber belanja dengan metode cicilan tanpa menggunakan kartu kredit. Mudah dan praktis untuk yang berkantong pas-pasan,” ujarnya. Devin mengajukan pinjaman untuk membeli perabot untuk mengisi apartemen yang baru disewanya.

Jika e-commerce atau marketplace lain menawarkan pembayaran cicilan dengan menggunakan kartu kredit yang tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang, lain halnya dengan Akulaku yang menawarkan cicilan tanpa kartu itu.

Cicilan yang ditawarkan Akulaku terbilang sangat menarik, siapa saja bisa membeli barang impian dengan cara mencicil. Syaratnya cukup mudah dan prosesnya pun tak berlarut-larut, dalam hitungan hari bisa di-approve. Berbeda dengan Devin, Satria Wicaksono, 27, seorang karyawan di salah satu perusahaan ekspedisi, mengaku ingin mencoba mengajukan pinjaman renovasi rumah warisan orang tuanya.

“Karena saya dengar di Akulaku bisa ajukan pinjaman untuk renovasi,” tuturnya. Menurut Satria, dirinya agak kesulitan untuk mengajukan pinjaman ke perbankan karena ada persyaratan tertentu yang tidak bisa dipenuhinya. “Sedang mencari informasi, mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” cetusnya.

Biaya renovasi rumah sebenarnya tidaklah terlalu besar. Hal itu bergantung pada bagian mana yang hendak direnovasi. “Untuk merenovasi dapur misalnya, membutuhkan biaya yang cukup besar. Akan tetapi, kita mendesain dapur bergaya minimalis dengan dana minim,” jelas arsitek Rizky Artando.

Untuk yang ingin mengubah tampilan dengan membongkar dinding dan mengganti keramik, sudah pasti dibutuhkan renovasi total dengan biaya yang lebih besar. “Sebagai contoh, untuk dapur berukuran 2x6 meter saja, kita harus menyiapkan dana total sekitar Rp20 juta,” jelas Rizky.

Rizky pun menambahkan, sementara jika dapur sudah terbentuk dan hanya ingin menambahkan penataan furnitur di dalamnya, estimasi biaya yang harus disiapkan sekitar Rp5 juta. “Jika dananya terbatas, sebaiknya membuat kitchen set sendiri dengan estimasi biaya sebesar Rp2,5 juta ini sudah termasuk membeli material multipleks dan finishing HPL,” jelas Rizky.

Besarnya biaya renovasi kadang membuat pemilik rumah kebingungan untuk memperoleh pinjaman. Namun, beberapa fintech kini mulai masuk ke dalam pembiayaan renovasi. “Kami memiliki pembiayaan multiguna yang bisa digunakan untuk melakukan renovasi rumah,” kata Director of Corporate Affairs & Public Relations Akulaku Indonesia Anggie Setia Ariningsih.

Seiring pesatnya pertumbuhan industri keuangan di Indonesia, Akulaku yang telah memasuki usia tiga tahun terus berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan digital.

Menurut Anggie, Akulaku sebagai salah satu platform penyedia kredit virtual yang menyediakan layanan kredit multiguna sangat mengerti pentingnya literasi keuangan digital untuk masyarakat Indonesia. Akulaku resmi diperkenalkan di Indonesia pada Juni 2016.

Berdiri di bawah naungan PT Akulaku Silvrr Indonesia untuk aplikasi market place dan PT Akulaku Finance Indonesia untuk penyediaan layanan pembiayaan dan perkreditan yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut dia, Akulaku dalam memberikan layanan pembiayaan, yaitu pinjaman tunai berafiliasi dengan Asetku. Akulaku memungkinkan penggunanya untuk melakukan transaksi dengan metode cicilan yang dapat digunakan untuk pembayaran kredit di aplikasi Akulaku atau e-commerce lainnya.

Anggie menambahkan, Akulaku telah menggelontorkan pinjaman sekitar Rp1,5 triliun setiap bulannya. Dengan total pinjaman yang sudah tersalurkan hingga Juni 2019 mencapai Rp9 triliun. Dengan target hingga akhir tahun sebesar Rp29,4 triliun.

Pada 2018, Akulaku menggelontorkan dana senilai Rp9,8 triliun. Dari Januari hingga Juni 2019, sekitar 20 juta pengunduh tercatat telah melakukan pengunduhan aplikasi Akulaku. Menurut Anggie, layanan kredit online Akulaku banyak diserbu ibu-ibu yang sering membeli kebutuhan rumah tangganya melalui cicilan Akulaku.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat mayoritas pemberi pinjaman atau lender di industri fintech peer to peer (P2P) lending terbanyak dari kalangan milenial yang mencapai 69,53%. Sementara itu, Kepala Bidang Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede mengatakan, fintech P2P lending merupakan suatu sistem atau platform yang mempertemukan pemberi pinjaman (lender) dengan peminjam (borrower). (Anton C)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6981 seconds (0.1#10.140)