Iran Rancang Serangan Balasan, Ini Dampaknya ke Ekonomi Israel

Senin, 12 Agustus 2024 - 15:19 WIB
loading...
Iran Rancang Serangan...
Ekonomi Israel menunjukkan kekhawatiran rencana serangan balik sengit Iran. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Saham-saham Israel merosot dan mata uang shekel melemah di tengah-tengah kekhawatiran akan serangan balasan dari Iran .
Indeks-indeks utama turun karena para investor menimbang ancaman perang regional yang lebih luas dan lebih lama.

S&P memperingatkan potensi risiko eskalasi dan dampaknya terhadap peringkat kredit negara tersebut. Saham-saham di Bursa Efek Tel Aviv jatuh untuk hari kedua dan mata uang shekel merosot, dengan Israel dalam keadaan siaga untuk kemungkinan serangan balasan berskala besar dari Iran menyusul pembunuhan kepala militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.

Indeks TA-125 yang merupakan indeks acuan dari Tel Aviv Stock Exchange dan indeks TA-35 yang merupakan indeks dari perusahaan-perusahaan bluechip turun sebanyak 2,5% sepekan lalu, di tengah kekhawatiran akan konflik regional yang meningkat. Indeks TA-Dual Listing turun 3,3%.



Penurunan saham sedikit berkurang pada perdagangan sore hari dengan TA-125 turun 1,5% dan TA-35 turun 1,7% di tengah laporan bahwa Iran mengisyaratkan bahwa mereka ingin menghindari perang habis-habisan dengan Israel. Shekel jatuh untuk hari keenam dan berada di USD3,83, diperdagangkan di sekitar level terlemahnya sejak November, karena baik Iran maupun Hizbullah telah bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan tokoh-tokoh senior Hamas dan Hizbullah.

Sementara itu, saham-saham Asia terjun di zona merah sepekan lalu dengan Indeks MSCI Asia Pasifik turun lebih dari 6% karena kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS yang semakin dalam.

"Pasar lokal sangat gelisah, dipengaruhi oleh penurunan pasar global juga, tetapi lebih lagi oleh meningkatnya retorika tentang serangan Iran yang akan segera terjadi yang mendorong premi risiko negara Israel lebih tinggi," kata kepala ekonom rumah investasi IBI, Rafi Gozlan, kepada The Times of Israel, dikutip Senin (12/8/2024)

"Pasar menilai risiko penurunan dari kemungkinan eskalasi regional di tengah-tengah kekhawatiran bahwa situasi dapat menjadi tidak terkendali dan berlangsung lebih lama."

Mata uang lokal ini pekan lalu terdepresiasi 3,8% terhadap dollar dan 3,2% terhadap euro karena Iran dan kelompok teror Islamis Palestina, Hamas, menyalahkan Israel atas sebuah ledakan pada hari Rabu pagi yang menewaskan pemimpin Hamas, Haniyeh, di Teheran.

Pembunuhannya terjadi hanya beberapa jam setelah sebuah serangan yang diklaim oleh Israel menewaskan kepala militer Hizbullah yang didukung oleh Iran, Shukr, pada hari Selasa malam di dekat Beirut. Israel telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, namun belum memberikan komentar resmi mengenai Haniyeh.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1677 seconds (0.1#10.140)