Layanan Logistik di CFS Centre di Pelabuhan Priok Dinilai Positif

Minggu, 15 September 2019 - 19:10 WIB
Layanan Logistik di...
Layanan Logistik di CFS Centre di Pelabuhan Priok Dinilai Positif
A A A
JAKARTA - Fasilitas pusat konsolidasi kargo impor ekspor atau container freight station/CFS centre di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok dinilai positif menyinergikan layanan logistik satu atap yang efisien dan transparan.

Pegiat logistik Wisnu Waskita mengatakan, fasilitas CFS centre itu kini semakin diminati para pebisnis dalam pemasukan barang impor berstatus less than container load (LCL) di pelabuhan Tanjung Priok.

"Yang kami rasakan, dengan adanya CFS centre, biaya layanan kontainer LCL lebih efisien dan transparan. Apalagi fasilitas existing di CFS centre itu juga sudah lebih modern dilengkapi sistem IT terkini," ujarnya di Jakarta, Minggu (15/9/2019).

Menurutnya, kehadiran fasilitas CFS centre yang terletak di samping pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok itu, juga sebagai langkah pemberdayaan lahan milik IPC/PT Pelindo II. "Dari sisi penataan lahan, kami melihat pemberdayaan aset yang tepat guna dilakukan oleh Pelindo II mengingat lokasi CFS Centre Priok berada di gerbang pelabuhan tersibuk di Indonesia itu," tutur Wisnu yang juga Komisaris PT Tata Waskita ini.

Saat ini, ungkapnya, aktivitas di CFS Priok masih berjalan normal dan tidak menghambat pergerakan transportasi logistik dari dan ke pelabuhan itu. Dia menjelaskan, sejak November 2017, para pebisnis dan pemilik barang impor berstatus LCL di pelabuhan Priok dapat melakukan penerimaan dan pengeluaran barang selama 24/7 di fasilitas CFS centre tersebut.

"CFS centre Priok telah menjadi pionir dalam layanan 24/7 bagi pebisnis logistik, dan telah terintegrasi dengan sistem IT dan menggunakan single billing," paparnya.

Fasilitas CFS center merupakan area pusat konsolidasi kargo untuk barang impor berstatus LCL yang dilayani melalui pelabuhan tersebut setelah kontainer dibongkar dari kapal dari terminal peti kemas.

"Selain itu, dengan optimalisasi CFS centre di Priok bisa lebih mendongkrak pendapatan Pelindo II sebagai BUMN jasa kepelabuhanan," ucap Wisnu.

Sementara itu, General Manager PT Pelabuhan Indonesia II/IPC cabang Tanjung Priok Suparjo mengatakan, secara operasional fasilitas CFS centre Priok di bawah kendali Pelindo II Cabang Tanjung Priok.

"Kita yang kontrol fasilitas itu mengingat berada di wilayah kerja pelabuhan Priok. Tetapi, operasionalnya yang tadinya hanya oleh dua operator kini dilakukan oleh tiga operator," ujarnya belum lama ini.

Ketiga operator di fasilitas CFS centre Priok itu, ungkap Suparjo, yakni PT Multi Terminal Indonesia (IPC Logistics), PT Agung Raya dan PT Pesaka Loka Kirana (PLK). "Terhadap fasilitas CFS yang akan dioperatori oleh PLK juga sudah dilakukan survei oleh Otoritas Pelabuhan Priok, dan perizinannya dari Bea Cukai setempat masih dalam progress," paparnya.

Berdasarkan data IPC/Pelindo II, kegiatan pada fasilitas CFS centre di Pelabuhan Tanjung Priok per Agustus 2019 telah mencapai 125.000 transaksi dengan rata-rata 6.200 transaksi per bulan. Adapun nilai transaksi yang dicatat dari fasilitas CFS centre di Pelabuhan Tanjung Priok iti mencapai Rp4 miliar per bulan.

Sebagaimana diketahui, IPC/Pelindo II selaku BUMN jasa kepelabuhan terbesar di Indonesia itu mencatatkan laba bersih Rp1,51 triliun pada semester I tahun 2019. Capaian ini naik 25% dibandingkan semester I tahun 2018 yang tercatat Rp1,21 triliun.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5062 seconds (0.1#10.140)