Menakar Pentingnya Hilirisasi bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Rabu, 04 September 2024 - 17:52 WIB
loading...
Menakar Pentingnya Hilirisasi...
Hilirisasi menjadi hal penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, lantaran bisa menekan potensi kehilangan pendapatan negara. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Hilirisasi menjadi hal penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia, lantaran bisa menekan potensi kehilangan pendapatan negara . Hal tersebut disampaikan oleh ekonom senior Insttitute for Development of Economic and Finance (INDEF) Dradjad Wibowo saat kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali, Rabu (4/9/2024).

"Saya sudah tunjukkan hilirisasi kayu lapis itu hasilnya sangat besar sekali, tapi karena kita tidak menjaga kelestarian akhirnya ambles industrinya. Saya juga sudah tunjukkan migas kita tidak melakukan hilirisasi, kita kehilangan potensi ekonomi besar sekali. Bukan hanya dulu, tapi sekarang. Efeknya kan industri tekstil kita ikut jadi korban karena kita tidak punya industri PET (polyethylene terephthalate)," kata Dradjad.

Indonesia, lanjut Dradjad, harus impor dari Singapura karena tidak memiliki kilang minyak yang memadai. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang cukup panjang. Baca Juga: Hilirisasi Tambang Ugal-ugalan, DPR Desak Prabowo Evaluasi Program Jokowi

Pada sektor pertanian, Dradjad menambahkan, tentu saja menjadi hal penting untuk dilakukannya hilirisasi atau proses pengolahan bahan baku mentah menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.

"Pertanian itu berasal dari sumber daya yang terbarukan. Kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang terjadi pada industri kayu lapis. Kita harus belajar dari industri bubur kertas, memenuhi syarat kelestarian yg bukan hanyabsyarat kelestarian Indonesia saja, tapi syarat kelestarian yang diakui pasar global," kata Dradjad yang juga ketua sekaligus pendiri Indonesia Forestry Certification Cooperatiaon (IFCC) ini.



Dradjad juga menerangkan, hilirisasi pada sektor pertanian harus memenuhi tiga prinsip kelestarian, yaitu lestari produksi, lestari sosial, serta lestari ekologi/lingkungan. Lestari produksi, kata Dradjad dilihat dari sisi ekonominya. Sementara, lestari sosial harus melibatkan masyarakat adat, lokal, tak ada eksploitasi pekerja, tidak ada diskriminasi gender.

"Kemudian lestari ekologi, jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan, tidak merusak hutan serta alam."

Sambung dia menambahkan, Bali punya komoditas ikan, jeruk, kopi, kayu, juga ukir-ukiran. "Intinya, jangan melihat kelestarian sebagai biaya karena sudah terbukti kelestarian itu adalah sumber pertumbuhan. Bali sangat krusial karena Bali tergantung dengan turis. Turis perlu air, kalau Bali tidak menjaga kelestarian air, lama-lama orang jadi tidak mau ke Bali karena kurang air,” ujarnya.

Dradjad mengungkapkan, air juga penting untuk kebutuhan penduduk. Karena itu, kelestarian air harus dijaga di Bali. "Turis sebagian datang ke Bali karena alam, karena mereka suka sawah yang cantik, lihat pantainya yang bagus, dan lain sebagainya. Kalau itu tidak dijaga, turis akan kabur. Kelestarian menjadi sumber bagi pertumbuhan," pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1614 seconds (0.1#10.140)