Bisnis Berkonsep Berkelanjutan Mendesak dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Rabu, 26 Agustus 2020 - 21:00 WIB
loading...
Bisnis Berkonsep Berkelanjutan Mendesak dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Pembangunan berkelanjutan menjadi penting dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Tak terkecuali, di lingkup perusahaan agar lebih peduli kelestarian lingkungan dan sumber daya. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pembangunan berkelanjutan menjadi penting dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Tak terkecuali, di lingkup perusahaan agar lebih peduli kelestarian lingkungan dan sumber daya.

Lembaga riset Nielsen dalam laporannya bertajuk 'The Evolution of The Sustainability Mindset' terbitan 2018 mengatakan ada tren cukup besar perusahaan di dunia berkomitmen dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan.

(Baca Juga: Pembangunan Berkelanjutan )

Survei tersebut menempatkan perusahaan utamanya di Asia Tenggara termasuk Indonesia menduduki peringkat teratas dalam prospek keberlanjutan yang dicanangkan PBB. Sebanyak 76% perusahaan Asia Tenggara yang disurvei percaya bahwa mereka memiliki peran penting itu.

Berkenaan itu, Chief Sustainability Officer DBS Bank, Mikkel Larsen menegaskan pemulihan masa pandemi Covid-19 makin penting untuk perusahaan serius memperhatikan konsep keberlanjutan.

"Kami telah memulai dengan adanya mandat CEO board tentang keberlanjutan, karena kami secara mendasar yakin, inilah hal benar yang harus dilakukan," ujar Mikkel dalam diskusi daring Restart and Rebuild After Crisis, Rabu (26/8/2020).

(Baca Juga: Jangan Keasyikan Utang Demi Pemulihan Ekonomi, Pikirkan Juga Generasi Berikutnya )

Mikkel menjelaskan, kesadaran atas keberlanjutan saat ini telah menjadi tuntutan yang tak bisa diabaikan. Bahkan bagi investor yang kini kian peduli dengan bisnis berkelanjutan seperti peningkatan investasi berbasis bisnis yang berkelanjutan. Menurut Global Impact Investment Report, telah terjadi peningkatan dampak investasi dari USD119 miliar pada 2016 menjadi USD502 miliar pada 2019.

"Secara internal kami telah melakukan bisnis keberlanjutan secara benar dan ternyata menjadi kebutuhan bisnis," tegasnya.

Di berbagai negara di Asia Tenggara seperti Singapura, pihaknya bilang bahwa pemerintah pro aktif dalam mendorong berbagai kebijakan untuk pelaku bisnis menerapkan konsep keberlanjutan. "Di Singapura ada permintaan agenda green sangat kuat, karbon tax, saya tahu hal serupa juga terjadi, termasuk penerapan (pada bisnis) bank dan korporasi," kata dia.

(Baca Juga: Daya Dukung Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan )

Indonesia dengan berbagai kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayatinya, kata dia, juga perlu lebih didorong agar bisa terlibat dalam upaya keberlanjutan itu. Hal yang tak boleh dilupakan, menurutnya selain komitmen kebijakan adalah partisipasi sosial.

"Kalau kita melupakan partisipasi sosial, maka tidak akan kuat. Pandemi Covid-19 ini, telah memberikan tekanan negara berkembang atau emerging market, mereka harus mempersiapkan perlindungan masyarakat," pungkasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)