Inspiratif, Mengenal Lebih Dekat Sosok Anggia Novita, Ratu Media Branding dan Promosi di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggia Novita merupakan sosok perempuan gigih dan bersahaja. Tak heran ia dijuluki “Ratu” Media Branding dan Promosi, karena kessuksesannya dalam membangun brand image dari para pelaku usaha di Indonesia. Media branding dan promosi penting dalam bisnis untuk membangun reputasi, kredibilitas, sebuah brand, hingga meningkatkan profit dan target penjualan.
“Passion saya memang di bidang sales and marketing ya. Saya selalu di-challenge pimpinan untuk langsung direct ke advertiser (pemasang iklan). Nah, ini tantangan buat saya. Tapi saya berani mencoba. Alhamdulilah, dari sini saya banyak mengenal para pimpinan perusahaan,” ucap perempuan yang biasa disapa Anggi ini kepada iNews Media Group di Sam's Strawberry Corner, Bangka Raya No. 14, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2024).
Duduk di sofa berbalut t-shirt putih dan blazer kasual, Anggi terlihat cantik dengan riasan natural. Sesekali handphonenya berdering. Ia bercerita awal kariernya di bidang sales and marketing. Setelah menyelesaikan gelar sarjana dari Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1986, ia bekerja sebagai Account Officer Bank Duta.
Karier kemudian dilanjutkan sebagai Marketing Executive Prospek Magazine, Senior Account Manager di salah satu televisi swasta, hingga Marketing Manager PT Radio Trijaya. Bekerja di beberapa perusahaan media besar makin menambah kompetensinya di bidang marketing. Relasi bisnisnya dengan pimpinan perusahaan besar makin luas.
“Jadi dulu itu awal karier saya tuh di dunia sales dan marketing ya. Saya orangnya gigih dan suka tantangan. Sebelum mendirikan PT Esa Algisa, saya sempat bekerja di beberapa perusahaan. Kemudian saya memutuskan untuk membangun perusahaan sendiri,” tuturnya.
PT Esa Algisa merupakan perusahaan Advertising and Promotion, khususnya media placement yang telah berdiri sejak 1996. Klien utamanya Suzuki yang telah lebih dari 12 tahun mempercayakan strategi beriklan mereka pada perusahaan ini. Perusahaan ini menjadi badan usaha Media Placement yang cukup andal dan dapat dipercaya di Indonesia.
PT Esa Algisa memang sebuah perusahaan yang kompeten, berpengalaman serta memiliki link yang jelas sebagai mitra media placement para pengiklan. Tentunya hal yang menjadi kunci bonafiditas bagi sebuah badan usaha Media Placement adalah jalur atau link yang dimiliki.
Anggi seorang wanita gigih yang telah berkecimpung di berbagai dunia media informasi, baik elektronik maupun cetak dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun. Pengalaman dan relasinya semakin memantapkan PT Esa Algisa, menjadi perusahaan handal dalam membantu klien mencapai target berpromosi dengan pencapaian profit yang maksimal.
Beberapa perusahaan ternama yang sudah menjadi partner bisnisnya, seperti Toshiba, Dunlop, Mitsubishi Kuda, TCL Corporation, Bank Indonesia, Enzim, Viar, Salonpas, Pertamina, Pakalolo, dan masih banyak lagi. Perusahaan-perusahaan tersebut hingga saat ini masih menggunakan jasa Anggi untuk mencapai profit perusahaan.
Anggi bercerita, sehebat apapun sebuah produk, tanpa promosi yang tepat hanya akan menjadi sebuah produk yang tak dikenal dan kurang diminati. Sebaliknya, jika sebuah produk meskipun sederhana, bisa saja menjadi sangat populer dan diminati masyarakat luas. Hanya karena ia memiliki strategi berpromosi atau beriklan yang tepat dan efektif.
Karena itulah, di PT Esa Algisa memberi saran mengenai cara yang terbaik, untuk menyampaikan pesan atau komunikasi pengiklan kepada target audiens yang akan membeli produk tersebut. “Kami juga membantu melaksanakan Media Planning, Media Buying, Media Monitoring, hingga Media Research,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam hal promosi, efisiensi (biaya yang disarankan) dan efektivitas (hasil yang diinginkan), peran Media Placement sebenarnya sangat penting bagi pihak pengiklan. Sebab, berpromosi atau beriklan tanpa memahami target, teknik, positioning, timing, dan sebagainya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka.
Ekspansi Bisnis ke Bidang Transportasi, EO, hingga PH
Selain sebagai mitra media placement para pengiklan, perusahaan ini juga menyediakan kebutuhan akan barang dan alat transportasi serta penyelenggara event. Seperti kebutuhan operasional, telekomunikasi, peralatan kegiatan outdoor (event, rigging, sound system, genset, barikade, tenda, dan lain-lain).
“Dengan banyaknya kegiatan luar ruang baik dalam rangka promosi, gathering, pentas seni/musik, yang banyak diselenggarakan di Indonesia, kami juga menyediakan jasa penyelenggaraan event-event seperti Telkomsel Company Gathering, Tabligh Akbar, Road Show Suzuki Jelajah Negeri, grand launching produk, acara kuis di televisi, dan masih banyak lagi,” katanya.
Kesibukkan Anggi tidak hanya seputar iklan dan promosi. Dia juga merambah sebagai produser film. Tahun lalu di bawah, memproduksi film horor. "PH (rumah produksi-red) saya PT Digital Frame Production, dan menggarap film Pelet Tali Pocong dan kerjasama dengan MD Entertainment," katanya sambil tersenyum.
Anggi membenarkan dirinya eksis di belakang layar sebagai produser film. Setelah Pelet Tali Pocong, ia masih menyiapkan sejumlah proyek cerita layar lebar lainnya. Bukan cuma dunia sinema, Anggi merambah industri kuliner dan kesehatan.
“Kalau sekarang ini buka resto Sam's Strawberry Corner, franchise ya. Sebelumnya kan resto Roemah Bangka. Selain itu, ada juga klinik terapi kesehatan kerjasama dengan orang Korea,” katanya.
Anggi saat berjuang menjalani pengobatan stroke.
Terserang Stroke dan Ditolak Klaim Asuransi
Anggia Novita, sosok yang dikenal sebagai 'Ratu' Media Branding, harus berjuang keras untuk mendapatkan haknya sebagai nasabah asuransi setelah mengalami stroke. Di balik kesuksesannya dalam dunia bisnis, tersimpan kisah perjuangan seorang perempuan tangguh.
Mantan istri Ferry Irawan ini pada Mei 2020 tiba-tiba terkena serangan stroke saat sedang rapat. Dokter mendiagnosa pembuluh darah di otaknya pecah. Semasa menjalani pengobatan stroke, cobaan kembali datang menghampiri. Ia terkena Covid-19 pada Desember 2020.
Anggi harus berjuang keras untuk menjalani berbagai pengobatan dan terapi, agar bisa sembuh dari penyakit yang dialami. Kini, kondisi kesehatannya berangsur pulih. Ia tidak lagi menggunakan kursi roda. Namun, untuk berjalan langkahnya masih tertatih.
Untuk memulihkan kondisi kesehatannya, pengusaha di bidang periklanan ini, kini sedang mengajukan klaim asuransi senilai Rp4,7 miliar. Klaim asuransi tersebut nantinya, kata Anggi akan digunakan untuk tambahan biaya pengobatan.
Namun saat mengajukan klaim, Anggi ini sempat ditolak oleh perusahaan asuransi. Anggi yang juga menjadi nasabah prioritas di bank tempat awal mengajukan asuransi harus merasa kecewa. Ia diperlakukan tidak adil oleh oknum karyawan bank dan asuransi saat melakukan pencairan dana. Klaim asuransinya ditolak dengan alasan keterlambatan pengajuan.
“Harusnya mereka melihat dari sisi kemanusiaan juga. Itu kan uang saya sendiri yang selama ini saya kumpulkan selama lima tahun. Tahun pertama saya bayar langsung Rp120 juta. Total premi yang saya bayar mencapai Rp600 juta. Mereka tahu persis saya kena stroke, dan menyetop pendebetan rekening saya. Mereka mengetahui dan membebaskan premi tersebut,” tuturnya dengan nada kesal.
Anggi mengaku tak terima dengan perlakuan yang ia terima, terutama mengingat dirinya selalu memenuhi kewajiban membayar premi setiap tahunnya. Ia merasa tidak dimanusiakan dan diperlakukan tidak adil dalam proses pencairan klaim asuransi yang seharusnya menjadi haknya. Untuk memperjuangkan halnya, Anggi pun telah menggandeng pengacara untuk menempuh jalur hukum.
Baru-baru ini, melalui kuasa hukumnya, W. Yogi, ia telah melayangkan somasi ke pihak asuransi dan bank. “Kami melihat ini ada dugaan permufakatan jahat dan tindak pidana lainnya yang disengaja dilakukan oleh mereka, sehingga kami merasa perlu untuk mengambil jalur hukum” tutur Yogi.
Anggi berharap pihak bank dan asuransi segera memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan pencairan dana asuransi yang menjadi haknya. Apalagi, dirinya telah menjadi nasabah prioritas bank tersebut selama 26 tahun.
“Saya barusan dapat kabar dari pengacara saya bahwa pihak asuransi beritikad untuk menyelesaikan kewajibannya untuk melakukan pencairan dana. Ya, kita tunggu saja. Pihak mereka akan bertemu saya dalam waktu dekat ini,” katanya penuh harap.
Anggi yang dikenal gigih dalam berbisnis, akan terus berjuang untuk mendapatkan haknya berupa pencairan dana asuransi. Dengan kasus ini, ia berharap agar nasabah dapat lebih memahami soal produk asuransi, memilih proteksi sesuai kebutuhan, hingga kemudahan dalam pencairan klaim.
Lihat Juga: Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
“Passion saya memang di bidang sales and marketing ya. Saya selalu di-challenge pimpinan untuk langsung direct ke advertiser (pemasang iklan). Nah, ini tantangan buat saya. Tapi saya berani mencoba. Alhamdulilah, dari sini saya banyak mengenal para pimpinan perusahaan,” ucap perempuan yang biasa disapa Anggi ini kepada iNews Media Group di Sam's Strawberry Corner, Bangka Raya No. 14, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2024).
Duduk di sofa berbalut t-shirt putih dan blazer kasual, Anggi terlihat cantik dengan riasan natural. Sesekali handphonenya berdering. Ia bercerita awal kariernya di bidang sales and marketing. Setelah menyelesaikan gelar sarjana dari Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1986, ia bekerja sebagai Account Officer Bank Duta.
Karier kemudian dilanjutkan sebagai Marketing Executive Prospek Magazine, Senior Account Manager di salah satu televisi swasta, hingga Marketing Manager PT Radio Trijaya. Bekerja di beberapa perusahaan media besar makin menambah kompetensinya di bidang marketing. Relasi bisnisnya dengan pimpinan perusahaan besar makin luas.
“Jadi dulu itu awal karier saya tuh di dunia sales dan marketing ya. Saya orangnya gigih dan suka tantangan. Sebelum mendirikan PT Esa Algisa, saya sempat bekerja di beberapa perusahaan. Kemudian saya memutuskan untuk membangun perusahaan sendiri,” tuturnya.
PT Esa Algisa merupakan perusahaan Advertising and Promotion, khususnya media placement yang telah berdiri sejak 1996. Klien utamanya Suzuki yang telah lebih dari 12 tahun mempercayakan strategi beriklan mereka pada perusahaan ini. Perusahaan ini menjadi badan usaha Media Placement yang cukup andal dan dapat dipercaya di Indonesia.
PT Esa Algisa memang sebuah perusahaan yang kompeten, berpengalaman serta memiliki link yang jelas sebagai mitra media placement para pengiklan. Tentunya hal yang menjadi kunci bonafiditas bagi sebuah badan usaha Media Placement adalah jalur atau link yang dimiliki.
Anggi seorang wanita gigih yang telah berkecimpung di berbagai dunia media informasi, baik elektronik maupun cetak dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun. Pengalaman dan relasinya semakin memantapkan PT Esa Algisa, menjadi perusahaan handal dalam membantu klien mencapai target berpromosi dengan pencapaian profit yang maksimal.
Beberapa perusahaan ternama yang sudah menjadi partner bisnisnya, seperti Toshiba, Dunlop, Mitsubishi Kuda, TCL Corporation, Bank Indonesia, Enzim, Viar, Salonpas, Pertamina, Pakalolo, dan masih banyak lagi. Perusahaan-perusahaan tersebut hingga saat ini masih menggunakan jasa Anggi untuk mencapai profit perusahaan.
Anggi bercerita, sehebat apapun sebuah produk, tanpa promosi yang tepat hanya akan menjadi sebuah produk yang tak dikenal dan kurang diminati. Sebaliknya, jika sebuah produk meskipun sederhana, bisa saja menjadi sangat populer dan diminati masyarakat luas. Hanya karena ia memiliki strategi berpromosi atau beriklan yang tepat dan efektif.
Karena itulah, di PT Esa Algisa memberi saran mengenai cara yang terbaik, untuk menyampaikan pesan atau komunikasi pengiklan kepada target audiens yang akan membeli produk tersebut. “Kami juga membantu melaksanakan Media Planning, Media Buying, Media Monitoring, hingga Media Research,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam hal promosi, efisiensi (biaya yang disarankan) dan efektivitas (hasil yang diinginkan), peran Media Placement sebenarnya sangat penting bagi pihak pengiklan. Sebab, berpromosi atau beriklan tanpa memahami target, teknik, positioning, timing, dan sebagainya hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka.
Ekspansi Bisnis ke Bidang Transportasi, EO, hingga PH
Selain sebagai mitra media placement para pengiklan, perusahaan ini juga menyediakan kebutuhan akan barang dan alat transportasi serta penyelenggara event. Seperti kebutuhan operasional, telekomunikasi, peralatan kegiatan outdoor (event, rigging, sound system, genset, barikade, tenda, dan lain-lain).
“Dengan banyaknya kegiatan luar ruang baik dalam rangka promosi, gathering, pentas seni/musik, yang banyak diselenggarakan di Indonesia, kami juga menyediakan jasa penyelenggaraan event-event seperti Telkomsel Company Gathering, Tabligh Akbar, Road Show Suzuki Jelajah Negeri, grand launching produk, acara kuis di televisi, dan masih banyak lagi,” katanya.
Kesibukkan Anggi tidak hanya seputar iklan dan promosi. Dia juga merambah sebagai produser film. Tahun lalu di bawah, memproduksi film horor. "PH (rumah produksi-red) saya PT Digital Frame Production, dan menggarap film Pelet Tali Pocong dan kerjasama dengan MD Entertainment," katanya sambil tersenyum.
Anggi membenarkan dirinya eksis di belakang layar sebagai produser film. Setelah Pelet Tali Pocong, ia masih menyiapkan sejumlah proyek cerita layar lebar lainnya. Bukan cuma dunia sinema, Anggi merambah industri kuliner dan kesehatan.
“Kalau sekarang ini buka resto Sam's Strawberry Corner, franchise ya. Sebelumnya kan resto Roemah Bangka. Selain itu, ada juga klinik terapi kesehatan kerjasama dengan orang Korea,” katanya.
Anggi saat berjuang menjalani pengobatan stroke.
Terserang Stroke dan Ditolak Klaim Asuransi
Anggia Novita, sosok yang dikenal sebagai 'Ratu' Media Branding, harus berjuang keras untuk mendapatkan haknya sebagai nasabah asuransi setelah mengalami stroke. Di balik kesuksesannya dalam dunia bisnis, tersimpan kisah perjuangan seorang perempuan tangguh.
Mantan istri Ferry Irawan ini pada Mei 2020 tiba-tiba terkena serangan stroke saat sedang rapat. Dokter mendiagnosa pembuluh darah di otaknya pecah. Semasa menjalani pengobatan stroke, cobaan kembali datang menghampiri. Ia terkena Covid-19 pada Desember 2020.
Anggi harus berjuang keras untuk menjalani berbagai pengobatan dan terapi, agar bisa sembuh dari penyakit yang dialami. Kini, kondisi kesehatannya berangsur pulih. Ia tidak lagi menggunakan kursi roda. Namun, untuk berjalan langkahnya masih tertatih.
Untuk memulihkan kondisi kesehatannya, pengusaha di bidang periklanan ini, kini sedang mengajukan klaim asuransi senilai Rp4,7 miliar. Klaim asuransi tersebut nantinya, kata Anggi akan digunakan untuk tambahan biaya pengobatan.
Namun saat mengajukan klaim, Anggi ini sempat ditolak oleh perusahaan asuransi. Anggi yang juga menjadi nasabah prioritas di bank tempat awal mengajukan asuransi harus merasa kecewa. Ia diperlakukan tidak adil oleh oknum karyawan bank dan asuransi saat melakukan pencairan dana. Klaim asuransinya ditolak dengan alasan keterlambatan pengajuan.
“Harusnya mereka melihat dari sisi kemanusiaan juga. Itu kan uang saya sendiri yang selama ini saya kumpulkan selama lima tahun. Tahun pertama saya bayar langsung Rp120 juta. Total premi yang saya bayar mencapai Rp600 juta. Mereka tahu persis saya kena stroke, dan menyetop pendebetan rekening saya. Mereka mengetahui dan membebaskan premi tersebut,” tuturnya dengan nada kesal.
Anggi mengaku tak terima dengan perlakuan yang ia terima, terutama mengingat dirinya selalu memenuhi kewajiban membayar premi setiap tahunnya. Ia merasa tidak dimanusiakan dan diperlakukan tidak adil dalam proses pencairan klaim asuransi yang seharusnya menjadi haknya. Untuk memperjuangkan halnya, Anggi pun telah menggandeng pengacara untuk menempuh jalur hukum.
Baru-baru ini, melalui kuasa hukumnya, W. Yogi, ia telah melayangkan somasi ke pihak asuransi dan bank. “Kami melihat ini ada dugaan permufakatan jahat dan tindak pidana lainnya yang disengaja dilakukan oleh mereka, sehingga kami merasa perlu untuk mengambil jalur hukum” tutur Yogi.
Anggi berharap pihak bank dan asuransi segera memenuhi kewajiban untuk menyelesaikan pencairan dana asuransi yang menjadi haknya. Apalagi, dirinya telah menjadi nasabah prioritas bank tersebut selama 26 tahun.
“Saya barusan dapat kabar dari pengacara saya bahwa pihak asuransi beritikad untuk menyelesaikan kewajibannya untuk melakukan pencairan dana. Ya, kita tunggu saja. Pihak mereka akan bertemu saya dalam waktu dekat ini,” katanya penuh harap.
Anggi yang dikenal gigih dalam berbisnis, akan terus berjuang untuk mendapatkan haknya berupa pencairan dana asuransi. Dengan kasus ini, ia berharap agar nasabah dapat lebih memahami soal produk asuransi, memilih proteksi sesuai kebutuhan, hingga kemudahan dalam pencairan klaim.
Lihat Juga: Wahyudi, Guru Inspirator: Melampaui Keterbatasan, Menembus Segala Hambatan Menjadi Kemungkinan
(ars)