China Diseret ke WTO usai Menyelidiki Subsidi Susu Uni Eropa

Senin, 23 September 2024 - 21:52 WIB
loading...
China Diseret ke WTO...
Komisi Eropa menggugat China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan investigasi anti-subsidi atas impor produk susu tertentu dari Uni Eropa (UE). Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Komisi Eropa menggugat China ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO terkait kebijakan investigasi anti-subsidi atas impor produk susu tertentu dari Uni Eropa (UE). Sikap perdagangan China direspons UE yang menurut Komisi Eropa didasarkan pada klaim-klaim yang meragukan dan bukti-bukti yang tidak memadai.



Sebelumnya Pemerintah China meluncurkan penyelidikan terhadap subsidi UE atas beberapa produk susu yang diimpor ke wilayahnya. Hal ini terjadi setelah Brussels menjatuhkan tarif untuk mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu -julukan China.

Kebijakan tersebut kemudian direspons UE dengan membawanya ke WTO menyangkut penyelidikan anti-subsidi yang diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan China pada bulan Agustus, ke dalam produk susu, krim, dan keju tertentu asal Uni Eropa.

Kasus hukum ini memanaskan hubungan perdagangan antara UE dan China, karena UE mengambil sikap menentang apa yang dianggapnya sebagai tindakan pertahanan perdagangan yang tidak dapat dibenarkan.



WTO menyediakan kerangka hukum bagi negara-negara anggota untuk menyelesaikan perselisihan semacam itu, dan keputusan Uni Eropa untuk melibatkan organisasi ini mengindikasikan eskalasi dalam perselisihan perdagangan dengan China.

"Penyelidikan China terhadap susu Uni Eropa didasarkan pada tuduhan yang harus dipertanyakan dan bukti yang ada tidak memadai. Oleh karena itu kami akan terus menantangnya di semua tempat yang tersedia, sambil menyerukan China untuk segera mengakhirinya," kata komisaris perdagangan Uni Eropa, Valdis Dombrovskis pada hari Senin (23/9/2024).

Pekan lalu, selama pembicaraan di Brussels, Dombrovskis meminta mitranya dari China, Wang Wentao, untuk "mengakhiri" penyelidikan susu, bersama dengan penyelidikan lain terhadap brendi Uni Eropa dan impor daging babi, yang juga diyakini sebagai tanggapan terhadap masalah EV.

"Dia menekankan bahwa penyelidikan ini tidak beralasan, tuduhan itu patut dipertanyakan, dan tidak memiliki bukti yang cukup," kata Uni Eropa tentang pertemuan pada hari Kamis.

"(Komisaris Dombrovskis) dengan demikian kami menyerukan agar penyelidikan ini dihentikan dan memberi tahu pihak China bahwa Uni Eropa akan melakukan yang terbaik untuk membela kepentingan industrinya," bebernya.

Permintaan konsultasi diajukan di Jenewa pada hari Senin dan merupakan langkah pertama dalam proses penyelesaian sengketa WTO. Jika pembicaraan gagal, Uni Eropa kemungkinan akan meminta WTO untuk membentuk panel untuk memutuskan apakah penyelidikan China legal.

Dalam tujuh bulan pertama tahun ini, China mengimpor lebih dari USD315 juta untuk produk susu yang dari Uni Eropa, menurut data bea cukai China.

Prancis merupakan sumber impor teratas, dimana pengiriman produk senilai USD115 juta pada periode tersebut, dan Italia berada di posisi kedua dengan USD43 juta. Kedua negara adalah pendukung utama kenaikan tarif yang diusulkan pada EV atau mobil listrik buatan China.

Beberapa negara lain yang disebutkan dalam pengajuan China - termasuk Belgia, Italia, Irlandia, Austria, Kroasia, Finlandia, Rumania dan Republik Ceko - tidak terlibat dalam perselisihan EV, tetapi mempunyai andil dalam pengambilan suara.

Masing-masing dari 27 anggota Uni Eropa harus memberikan suara sebelum 30 Oktober, tentang apakah tarif tersebut bakal menjadi undang-undang selama lima tahun. Jika setidaknya 15 ibu kota yang menyumbang 65% dari populasi blok itu memilih menentang tindakan tersebut, makan tarif mobil listrik China akan ditarik.

Menurut sumber di dalam Komisi Eropa, China menargetkan beberapa negara dengan memberikan tekanan, yang harapannya untuk mencoba memengaruhi pemungutan suara tersebut.

Misalnya, Spanyol bersuara sangat menentang bea masul mobil EV setelah China membuat kombinasi ancaman terhadap sektor daging babinya dan menjanjikan investasi di industri teknologi tinggi.

Sementara kantor Kanselir Jerman, Olaf Scholz melobi negara lain untuk menentang tarif EV setelah laporan tentang tindakan perdagangan yang direncanakan terhadap industri mobil Uni Eropa.

Penyelidikan susu China mencakup impor dari awal April 2023 hingga akhir Maret, sedangkan periode untuk mengevaluasi dampak terhadap industri dimulai dari 2020 hingga kuartal pertama 2023.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1794 seconds (0.1#10.140)