Mendorong Penerapan Ekonomi Sirkular di Kalimantan lewat Fasilitas Daur Ulang Modern
loading...
A
A
A
SAMARINDA - AQUA hari ini mengumumkan kolaborasi strategis dengan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia (POPSEA) melalui peresmian Fasilitas Daur Ulang (Aggregation Center) di Samarinda, Kalimantan Timur. Fasilitas Daur Ulang merupakan fasilitas pengumpulan dan pemilahan sampah plastik yang dirancang untuk mendukung proses daur ulang secara lebih efisien.
Kehadiran Fasilitas Daur Ulang ini diharapkan mampu mengumpulkan 9.600 metrik ton plastik PET setiap tahun. Fasilitas Daur Ulang modern pertama di Kalimantan diresmikan oleh Rofi Alhanif, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia; Murboyudo Joyosuyono, Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama Karyanto Wibowo.
Dihadiri juga oleh Sustainable Development Director Danone Indonesia dan Daniel Lawrence Angelo Law, President Director Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, Ltd dengan disaksikan oleh Anwar Sanusi S.Pd., M.Pd, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur dan Dr. Ishak Yassir, S.Hut., M.Si, Kepala Pusat Pembangunan Pengendalian Ekoregion Kalimantan.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, jumlah timbunan sampah di Kalimantan Timur telah mencapai lebih dari 791 ribu ton. Sampah terbesar berasal dari rumah tangga yang menyumbang 55,97% dari total timbunan.
Melihat jenis sampahnya, mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%. Peningkatan jumlah sampah ini tidak terlepas dari bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan, salah satunya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Dengan kehadiran Fasilitas Daur Ulang Samarinda, sampah plastik dari berbagai sumber di wilayah Kalimantan termasuk wilayah pesisir dikumpulkan, dipilah dan diproses untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitas daur ulang yang lebih besar. Tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencegah sampah plastik mencemari lingkungan, khususnya laut.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Rofi Alhanif menyambut baik inisiatif AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia dalam menghadirkan Fasilitas Daur Ulang di wilayah Kalimantan. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan Timur.
"Lebih lanjut, kami percaya bahwa kolaborasi multisektor merupakan salah satu kunci dalam membantu upaya pemerintah menanggulangi kebocoran sampah plastik ke laut, oleh karenanya kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia. Kami berharap inisiatif ini dapat dilanjutkan di wilayah lain dan direplikasi oleh banyak pihak," terang, Rofi Alhanif.
Sebagai salah satu mitra strategis pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik, AQUA berambisi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang digunakan saat proses produksi.
Dalam mewujudkan ambisinya, AQUA berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk menjalankan inisiatif #BijakBerplastik yang berfokus pada tiga pilar utama, yakni pengumpulan, edukasi, dan inovasi.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menjelaskan, peresmian Fasilitas Daur Ulang Samarinda hasil kolaborasi AQUA dengan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia merupakan salah satu bentuk langkah nyata AQUA dalam mewujudkan komitmen berkelanjutan dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan melalui gerakan #BijakBerplastik.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah melalui pengembangan infrastruktur ekonomi sirkular di luar pulau Jawa. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kontribusinya dalam peta jalan pengurangan sampah," terangnya.
"Selain sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menjalankan regulasi Tanggung Jawab Produsen Yang Ditambahkan (Extended Producer Responsibility atau EPR), kolaborasi kali ini juga sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan yang tertuang dalam Danone Impact Journey," sambung Karyanto Wibowo.
Murboyudo Joyosuyono, Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, mengapresiasi inisiatif yang telah dilakukan oleh AQUA,
“Kami melihat kolaborasi ini sebagai salah satu model oleh pelaku industri lainnya. Selain berperan penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengelola sampah secara lebih efektif, kemitraan ini juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penerapan konsep ekonomi sirkular.”
Pada 2022, jumlah sampah yang masuk ke TPA di Kalimantan Timur setiap harinya adalah sebesar 6,5 meter kubik, dan hanya 67% di antaranya yang berhasil ditangani. Sejak Juni 2022, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 16.000 metrik ton sampah plastik dari lingkungan.
Melalui layanan berbasis lokal, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia menyediakan plastik daur ulang berkualitas premium yang bersertifikat dan dapat dilacak hingga ke pasar global. Inisiatif ini tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi seluruh rantai pasokan, mulai dari pengumpul botol hingga konsumen akhir.
Fasilitas Daur Ulang Samarinda merupakan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik kesembilan yang telah dibuka Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia di Indonesia, yang berperan penting untuk mendukung ekosistem ekonomi sirkular di Kalimantan Timur, termasuk di area Ibu Kota Nusantara.
Daniel Lawrence Angelo Law, President Director Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia,menyampaikan, “Sebagai bagian dari jaringan global Prevented Ocean Plastic™ (POP), Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, telah berhasil membuka sembilan Fasilitas Daur Ulang dan Collection Center di Indonesia. Pencapaian tersebut merupakan sebuah pencapaian signifikan dalam upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik.
Diterangkan, peluncuran Fasilitas Daur Ulang Samarinda merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk mengatasi tantangan sampah plastik. Selain perannya dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan, Fasilitas ini juga diharapkan sebagai sumber peluang kerja untuk membantu meningkatkan taraf hidup komunitas setempat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak.
"Kolaborasi kami dengan AQUA merupakan contoh nyata dari kolaborasi yang produktif dan berdampak. Kemitraan ini bukan hanya menunjukkan komitmen kami terhadap solusi inovatif, tetapi juga memperkuat upaya kami dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular di Indonesia," ungkap Daniel Lawrence Angelo Law.
Sejak awal tahun 2022, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia telah mencegah lebih dari 1 milyar botol plastik memasuki lautan. Hal tersebut merupakan langkah besar dalam melindungi ekosistem laut dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Sahid Arifin, Site Manager Fasilitas Daur Ulang Samarinda, mengungkapkan pentingnya keberadaan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik di Kalimantan Timur. “Kehadiran Fasilitas Daur Ulang Samarinda bukan hanya membantu masyarakat sekitar dalam mengelola sampah plastik, tetapi juga membantu membangun masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk Kalimantan Timur. Kami bersyukur dengan adanya kolaborasi antara AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, dan berkomitmen untuk mengubah tantangan sampah menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” ungkap Sahid.
Inisiatif #BijakBerplastik telah dilakukan AQUA sejak 2018. Melalui gerakan ini, AQUA telah mengembangkan dan mendampingi hingga 10 unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU), 10 collection center, 20 TPS3R, lebih dari 100 bank sampah unit dan sebanyak 8 bank sampah induk dengan jaringan hampir 10.000 pemulung di seluruh Indonesia.
Beragam rangkaian upaya serta kolaborasi AQUA dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular membuat perusahaan berhasil mengumpulkan 22.000 ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
"AQUA senantiasa berkomitmen untuk terus mendukung terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kami optimistis peresmian Fasilitas Daur Ulang Samarinda menjadi langkah signifikan dalam upaya mengurangi sampah plastik, memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat setempat dan menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan komunitas lokal," pungkas Karyanto.
Kehadiran Fasilitas Daur Ulang ini diharapkan mampu mengumpulkan 9.600 metrik ton plastik PET setiap tahun. Fasilitas Daur Ulang modern pertama di Kalimantan diresmikan oleh Rofi Alhanif, Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia; Murboyudo Joyosuyono, Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama Karyanto Wibowo.
Dihadiri juga oleh Sustainable Development Director Danone Indonesia dan Daniel Lawrence Angelo Law, President Director Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, Ltd dengan disaksikan oleh Anwar Sanusi S.Pd., M.Pd, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur dan Dr. Ishak Yassir, S.Hut., M.Si, Kepala Pusat Pembangunan Pengendalian Ekoregion Kalimantan.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, jumlah timbunan sampah di Kalimantan Timur telah mencapai lebih dari 791 ribu ton. Sampah terbesar berasal dari rumah tangga yang menyumbang 55,97% dari total timbunan.
Melihat jenis sampahnya, mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%. Peningkatan jumlah sampah ini tidak terlepas dari bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan, salah satunya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Dengan kehadiran Fasilitas Daur Ulang Samarinda, sampah plastik dari berbagai sumber di wilayah Kalimantan termasuk wilayah pesisir dikumpulkan, dipilah dan diproses untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitas daur ulang yang lebih besar. Tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencegah sampah plastik mencemari lingkungan, khususnya laut.
Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Rofi Alhanif menyambut baik inisiatif AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia dalam menghadirkan Fasilitas Daur Ulang di wilayah Kalimantan. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan Timur.
"Lebih lanjut, kami percaya bahwa kolaborasi multisektor merupakan salah satu kunci dalam membantu upaya pemerintah menanggulangi kebocoran sampah plastik ke laut, oleh karenanya kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia. Kami berharap inisiatif ini dapat dilanjutkan di wilayah lain dan direplikasi oleh banyak pihak," terang, Rofi Alhanif.
Sebagai salah satu mitra strategis pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah plastik, AQUA berambisi untuk mengumpulkan lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang digunakan saat proses produksi.
Dalam mewujudkan ambisinya, AQUA berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk menjalankan inisiatif #BijakBerplastik yang berfokus pada tiga pilar utama, yakni pengumpulan, edukasi, dan inovasi.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo menjelaskan, peresmian Fasilitas Daur Ulang Samarinda hasil kolaborasi AQUA dengan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia merupakan salah satu bentuk langkah nyata AQUA dalam mewujudkan komitmen berkelanjutan dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan melalui gerakan #BijakBerplastik.
"Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan sampah melalui pengembangan infrastruktur ekonomi sirkular di luar pulau Jawa. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kontribusinya dalam peta jalan pengurangan sampah," terangnya.
"Selain sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menjalankan regulasi Tanggung Jawab Produsen Yang Ditambahkan (Extended Producer Responsibility atau EPR), kolaborasi kali ini juga sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan yang tertuang dalam Danone Impact Journey," sambung Karyanto Wibowo.
Murboyudo Joyosuyono, Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, mengapresiasi inisiatif yang telah dilakukan oleh AQUA,
“Kami melihat kolaborasi ini sebagai salah satu model oleh pelaku industri lainnya. Selain berperan penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengelola sampah secara lebih efektif, kemitraan ini juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penerapan konsep ekonomi sirkular.”
Pada 2022, jumlah sampah yang masuk ke TPA di Kalimantan Timur setiap harinya adalah sebesar 6,5 meter kubik, dan hanya 67% di antaranya yang berhasil ditangani. Sejak Juni 2022, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia telah berhasil mengumpulkan lebih dari 16.000 metrik ton sampah plastik dari lingkungan.
Melalui layanan berbasis lokal, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia menyediakan plastik daur ulang berkualitas premium yang bersertifikat dan dapat dilacak hingga ke pasar global. Inisiatif ini tidak hanya membantu lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi seluruh rantai pasokan, mulai dari pengumpul botol hingga konsumen akhir.
Fasilitas Daur Ulang Samarinda merupakan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik kesembilan yang telah dibuka Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia di Indonesia, yang berperan penting untuk mendukung ekosistem ekonomi sirkular di Kalimantan Timur, termasuk di area Ibu Kota Nusantara.
Daniel Lawrence Angelo Law, President Director Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia,menyampaikan, “Sebagai bagian dari jaringan global Prevented Ocean Plastic™ (POP), Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, telah berhasil membuka sembilan Fasilitas Daur Ulang dan Collection Center di Indonesia. Pencapaian tersebut merupakan sebuah pencapaian signifikan dalam upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik.
Diterangkan, peluncuran Fasilitas Daur Ulang Samarinda merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk mengatasi tantangan sampah plastik. Selain perannya dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan, Fasilitas ini juga diharapkan sebagai sumber peluang kerja untuk membantu meningkatkan taraf hidup komunitas setempat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak.
"Kolaborasi kami dengan AQUA merupakan contoh nyata dari kolaborasi yang produktif dan berdampak. Kemitraan ini bukan hanya menunjukkan komitmen kami terhadap solusi inovatif, tetapi juga memperkuat upaya kami dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi sirkular di Indonesia," ungkap Daniel Lawrence Angelo Law.
Sejak awal tahun 2022, Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia telah mencegah lebih dari 1 milyar botol plastik memasuki lautan. Hal tersebut merupakan langkah besar dalam melindungi ekosistem laut dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Sahid Arifin, Site Manager Fasilitas Daur Ulang Samarinda, mengungkapkan pentingnya keberadaan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik di Kalimantan Timur. “Kehadiran Fasilitas Daur Ulang Samarinda bukan hanya membantu masyarakat sekitar dalam mengelola sampah plastik, tetapi juga membantu membangun masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk Kalimantan Timur. Kami bersyukur dengan adanya kolaborasi antara AQUA dan Prevented Ocean Plastic™ Southeast Asia, dan berkomitmen untuk mengubah tantangan sampah menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” ungkap Sahid.
Inisiatif #BijakBerplastik telah dilakukan AQUA sejak 2018. Melalui gerakan ini, AQUA telah mengembangkan dan mendampingi hingga 10 unit bisnis daur ulang atau Recycling Business Unit (RBU), 10 collection center, 20 TPS3R, lebih dari 100 bank sampah unit dan sebanyak 8 bank sampah induk dengan jaringan hampir 10.000 pemulung di seluruh Indonesia.
Beragam rangkaian upaya serta kolaborasi AQUA dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular membuat perusahaan berhasil mengumpulkan 22.000 ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang kembali menjadi bahan baku kemasan botol baru ataupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi.
"AQUA senantiasa berkomitmen untuk terus mendukung terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kami optimistis peresmian Fasilitas Daur Ulang Samarinda menjadi langkah signifikan dalam upaya mengurangi sampah plastik, memberikan dampak sosial yang positif bagi masyarakat setempat dan menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan komunitas lokal," pungkas Karyanto.
(akr)