Ganti Logo di Usia Emas, Krakatau Steel Ingin Jadi Panutan Industri Baja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memasuki usia setengah abad, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengganti logonya. Selama ini Krakatau Steel menggunakan logo berbentuk Ladle (wadah peleburan besi dalam proses produksi baja) warna merah yang menjadi ciri khas Krakatau Steel selama 50 tahun.
Kali ini ini Krakatau Steel mengusung warna biru untuk logo berbentuk K yang terdiri dari tiga komponen yang memiliki makna Progressive, Collaborative, dan Robust.
Dengan peluncuran logo baru Krakatau Steel, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim berharap perseroan dapat terus menjadi role model bagi seluruh pelaku industri baja nasional.
"Juga berkontribusi untuk bangsa dan negara, memajukan industri, pemenuhan kebutuhan baja untuk pembangunan infrastruktur, serta pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19,” ujarnya di Gedung Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Transformasi Digital Kunci Industri Kreatif RI Bersaing di Luar Negeri )
Silmy menjelaskan makna dibalik tiga komponen yang ada pada logo baru. Pertama, Progressive bagi Krakatau Steel memiliki makna hadir sebagai perusahaan yang inovatif, bergerak beriringan dengan industri, serta mampu menghadapi segala tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya.
"Sebagai perusahaan yang mengusung nilai Progressive kami berupaya untuk terus maju dan berkembang. Inovasi sangat penting dilakukan untuk melahirkan ide-ide baru yang mendukung kinerja perusahaan serta tentunya harus dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara, khususnya pada industri baja nasional," katanya.
Dia mengungkapkan, bentuk aplikasi nilai Progressive adalah adanya program hilirisasi produk baja yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk Krakatau Steel dan mengoptimalkan utilisasi industri baja dalam negeri. (Baca juga: 5 Kasus di 3 Negara, Total 1.368 WNI Positif Covid-19 )
“Krakatau Steel mengedepankan semangat sharing economy yang saat ini sedang banyak dilakukan hampir di seluruh dunia. Peningkatan utilisasi pabrik baja hilir akan menjadi hal yang positif untuk industri baja dalam negeri, khususnya dalam rangka mengurangi impor produk baja yang tiga tahun terakhir sangat tinggi sekaligus turut mendukung perkembangan para pengusaha nasional,” jelas Silmy.
Selanjutnya, dalam mengusung nilai Collaborative, Krakatau Steel memegang teguh komitmen sebagai rekan dan mitra terpercaya yang menumbuhkembangkan potensi satu sama lain. Dengan teknologi dan digitalisasi, kolaborasi menjadi semakin mudah dan dampak yang dapat dicapai bisa lebih besar.
Sedangkan Robust memiliki makna kuat dan kokoh. Sehingga dengan semangatnya yang baru, Krakatau Steel dapat menyokong pembangunan infrastruktur serta menjadi perusahaan mumpuni yang mampu mendukung industri nasional.
Kali ini ini Krakatau Steel mengusung warna biru untuk logo berbentuk K yang terdiri dari tiga komponen yang memiliki makna Progressive, Collaborative, dan Robust.
Dengan peluncuran logo baru Krakatau Steel, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim berharap perseroan dapat terus menjadi role model bagi seluruh pelaku industri baja nasional.
"Juga berkontribusi untuk bangsa dan negara, memajukan industri, pemenuhan kebutuhan baja untuk pembangunan infrastruktur, serta pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19,” ujarnya di Gedung Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (28/8/2020). (Baca juga: Transformasi Digital Kunci Industri Kreatif RI Bersaing di Luar Negeri )
Silmy menjelaskan makna dibalik tiga komponen yang ada pada logo baru. Pertama, Progressive bagi Krakatau Steel memiliki makna hadir sebagai perusahaan yang inovatif, bergerak beriringan dengan industri, serta mampu menghadapi segala tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya.
"Sebagai perusahaan yang mengusung nilai Progressive kami berupaya untuk terus maju dan berkembang. Inovasi sangat penting dilakukan untuk melahirkan ide-ide baru yang mendukung kinerja perusahaan serta tentunya harus dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara, khususnya pada industri baja nasional," katanya.
Dia mengungkapkan, bentuk aplikasi nilai Progressive adalah adanya program hilirisasi produk baja yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan nilai tambah produk Krakatau Steel dan mengoptimalkan utilisasi industri baja dalam negeri. (Baca juga: 5 Kasus di 3 Negara, Total 1.368 WNI Positif Covid-19 )
“Krakatau Steel mengedepankan semangat sharing economy yang saat ini sedang banyak dilakukan hampir di seluruh dunia. Peningkatan utilisasi pabrik baja hilir akan menjadi hal yang positif untuk industri baja dalam negeri, khususnya dalam rangka mengurangi impor produk baja yang tiga tahun terakhir sangat tinggi sekaligus turut mendukung perkembangan para pengusaha nasional,” jelas Silmy.
Selanjutnya, dalam mengusung nilai Collaborative, Krakatau Steel memegang teguh komitmen sebagai rekan dan mitra terpercaya yang menumbuhkembangkan potensi satu sama lain. Dengan teknologi dan digitalisasi, kolaborasi menjadi semakin mudah dan dampak yang dapat dicapai bisa lebih besar.
Sedangkan Robust memiliki makna kuat dan kokoh. Sehingga dengan semangatnya yang baru, Krakatau Steel dapat menyokong pembangunan infrastruktur serta menjadi perusahaan mumpuni yang mampu mendukung industri nasional.
(ind)