Harga Minyak Dunia Mendatar dalam Jalur Kenaikan Tahunan Terbesar Sejak 2016

Selasa, 31 Desember 2019 - 11:14 WIB
Harga Minyak Dunia Mendatar dalam Jalur Kenaikan Tahunan Terbesar Sejak 2016
Harga Minyak Dunia Mendatar dalam Jalur Kenaikan Tahunan Terbesar Sejak 2016
A A A
SEOUL - Harga minyak mentah dunia stabil pada perdagangan hari terakhir tahun 2019, Selasa (31/12/2019) untuk berada dalam jalur kenaikan tahunan terbesar sejak 2016. Hal ini didukung oleh mencairnya ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia yakni Amerika Serikat (AS) dan China, ditambah komitmen pengurangan produksi oleh OPEC serta yang terjadi di beberapa negara dengan beragam penyebabnya.

Dilansir Reuters tahun ini, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret LCOc1, kontrak bulan depan baru berada pada level USD66,66 per barel dengan penurunan tipis 1 sen pada pukul 02.58 GMT. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS menyusut 3 sen di posisi USD61,65/barel.

Brent tercatat telah memperoleh sekitar 24% pada 2019 dan WTI telah meningkat sekitar 36%. Kedua tolok ukur internasional itu sudah ditetapkan mencetak keuntungan tahunan terbesar mereka dalam tiga tahun, yang didukung oleh sebuah terobosan dalam pembicaraan perdagangan AS-China. Ditambah sentimen lainnya datang dari komitmen pemangkasan produksi yang dijanjikan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspot Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya.

Di sisi lain penasihat perdagangan Gedung Putih pada awal pekan kemarain mengatakan, bahwa perjanjian dagang AS-China phase 1 akan ditandatangani pada minggu depan. "Harga minyak telah dibayangi ketegangan Timur Tengah yang terus memanas," kata Stephen Innes, kepala Asia strategi pasar di AxiTrader.

Ketegangan tetap tinggi di Timur Tengah setelah serangan udara AS pada hari Minggu melawan kelompok milisi katib Hezbollah di Irak dan Suriah. Operasi dilanjutkan di ladang minyak Nassiriya di Irak dilanjutkan pada hari Senin setelah demonstran menghentikan produksi sementara.

Ke depan, persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan jatuh sekitar 3.2 juta barel dalam seminggu untuk 27 Desember, menuju musim gugur ketiga secara mingguan berturut-turut. Sementara sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan stok AS turun sebesar 5.5 juta barel dalam satu pekan ini ke 20 Desember. Angka resmi sendiri baru akan dirilis pada hari Jumat

Amerika Serikat berada di jalur yang tepat untuk menjadi eksportir minyak bumi bersih secara tahunan untuk pertama kalinya dalam 2020, dengan output diperkirakan akan meningkat sebesar 930.000 barel per hari (BPD) ke rekor 13.180.000 BPD tahun depan, hal ini disampaikan EIA pada awal bulan ini. Broker dan analis mengharapkan meningkatnya pasokan AS untuk mengimbangi pemotongan produksi dari OPEC di 2020 di tengah permintaan yang lamban di seluruh dunia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6615 seconds (0.1#10.140)