Timur Tengah Membara, Maskapai Ramai-ramai Batalkan Penerbangan
A
A
A
SINGAPURA - Maskapai penerbangan menghindari wilayah udara Iran, hingga membatalkan penerbangan karena ketegangan Timur Tengah yang semakin memanas. Singapore Airlines, China Airlines dan Malaysia Airlines adalah salah satu yang mengatakan, bakal menghindari wilayah udara Iran
Sementara itu, Emirates yang berbasis di Dubai dan maskapai saudaranya FlyDubai membatalkan penerbangan ke Baghdad, seperti dilaporkan Reuters. "Kami dengan cermat memantau perkembangan dan terus melakukan kontak dengan otoritas pemerintah terkait sehubungan dengan operasi penerbangan kami," kata Emirates dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Lebih lanjut Emirates menerangkan, bakal melakukan perubahan operasional lebih lanjut jika diperlukan. Pembatalan ini datang, setelah Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik ke pangkalan tentara AS di Irak.
Serangan Tehran dikonfirmasi sebagai aksi balasan atas tewasnya Jenderal Iran, Qasem Soleimani, Jumat lalu oleh serangan udara AS ke bandara Baghdad. Ketegangan Timur Tengah memanas setelah kematian Jenderal Iran yang diikuti dengan serangan balasan.
Respons Maskapai
Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, Singapore Airlines mengatakan: "dalam pandangan kami terhadap perkembangan terkini di wilayah itu, semua penerbangan dan yang menuju Eropa dari daerah ini dialihkan menghindari wilayah udara Iran."
"Kami memantau situasi dengan cermat dan akan membuat penyesuaian yang sesuai untuk rute kami jika perlu," tambah Singapore Airlines menanggapi memanasnya situasi Timur Tengah.
Sementara Taiwan China Airlines juga mengutarakan, tidak akan terbang di atas Iran atau Irak karena ketegangan Regional, dikutip dari Reuters. Sedangkan Qantas Australia mengatakan bakal menyesuaikan jalur penerbangan di Timur Tengah untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak.
Sambung operator terbesar di Taiwan, China Airlines dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, menekankan bakal terus memantau situasi dan menyesuaikan rute yang sesuai. Maskapai Taiwan lainnya, EVA air dan Malaysia Airlines juga memilih menghindari terbang di atas wilayah udara Iran.
Administrasi penerbangan federal AS mengeluarkan pemberitahuan pada Selasa malam, soal pembatasan penerbangan yang melarang operator penerbangan sipil AS yang beroperasi di wilayah udara Irak, Iran dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman.
"FAA akan terus memonitor peristiwa di Timur Tengah. Kami terus berkoordinasi dengan mitra keamanan nasional dan berbagi informasi dengan maskapai penerbangan AS. dan pemerintah asing yang berwenang," katanya dalam sebuah pernyataan.
Di luar Asia, transportasi Kanada mengatakan Air Canada juga telah mengubah rute. "Air Canada, satu-satunya maskapai penerbangan Kanada yang beroperasi di wilayah yang tercakup oleh FAA NOTAM, telah mengubah rutenya untuk menjamin keamanan penerbangannya ke dalam dan di Timur Tengah," demikian kata otoritas transportasi.
Sementara itu, Emirates yang berbasis di Dubai dan maskapai saudaranya FlyDubai membatalkan penerbangan ke Baghdad, seperti dilaporkan Reuters. "Kami dengan cermat memantau perkembangan dan terus melakukan kontak dengan otoritas pemerintah terkait sehubungan dengan operasi penerbangan kami," kata Emirates dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
Lebih lanjut Emirates menerangkan, bakal melakukan perubahan operasional lebih lanjut jika diperlukan. Pembatalan ini datang, setelah Iran meluncurkan lebih dari selusin rudal balistik ke pangkalan tentara AS di Irak.
Serangan Tehran dikonfirmasi sebagai aksi balasan atas tewasnya Jenderal Iran, Qasem Soleimani, Jumat lalu oleh serangan udara AS ke bandara Baghdad. Ketegangan Timur Tengah memanas setelah kematian Jenderal Iran yang diikuti dengan serangan balasan.
Respons Maskapai
Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, Singapore Airlines mengatakan: "dalam pandangan kami terhadap perkembangan terkini di wilayah itu, semua penerbangan dan yang menuju Eropa dari daerah ini dialihkan menghindari wilayah udara Iran."
"Kami memantau situasi dengan cermat dan akan membuat penyesuaian yang sesuai untuk rute kami jika perlu," tambah Singapore Airlines menanggapi memanasnya situasi Timur Tengah.
Sementara Taiwan China Airlines juga mengutarakan, tidak akan terbang di atas Iran atau Irak karena ketegangan Regional, dikutip dari Reuters. Sedangkan Qantas Australia mengatakan bakal menyesuaikan jalur penerbangan di Timur Tengah untuk menghindari wilayah udara Iran dan Irak.
Sambung operator terbesar di Taiwan, China Airlines dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, menekankan bakal terus memantau situasi dan menyesuaikan rute yang sesuai. Maskapai Taiwan lainnya, EVA air dan Malaysia Airlines juga memilih menghindari terbang di atas wilayah udara Iran.
Administrasi penerbangan federal AS mengeluarkan pemberitahuan pada Selasa malam, soal pembatasan penerbangan yang melarang operator penerbangan sipil AS yang beroperasi di wilayah udara Irak, Iran dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman.
"FAA akan terus memonitor peristiwa di Timur Tengah. Kami terus berkoordinasi dengan mitra keamanan nasional dan berbagi informasi dengan maskapai penerbangan AS. dan pemerintah asing yang berwenang," katanya dalam sebuah pernyataan.
Di luar Asia, transportasi Kanada mengatakan Air Canada juga telah mengubah rute. "Air Canada, satu-satunya maskapai penerbangan Kanada yang beroperasi di wilayah yang tercakup oleh FAA NOTAM, telah mengubah rutenya untuk menjamin keamanan penerbangannya ke dalam dan di Timur Tengah," demikian kata otoritas transportasi.
(akr)