Industri Elektronika Mulai Tertekan Dampak Corona

Senin, 24 Februari 2020 - 15:56 WIB
Industri Elektronika Mulai Tertekan Dampak Corona
Industri Elektronika Mulai Tertekan Dampak Corona
A A A
JAKARTA - Pelaku industri elektronika mulai merasakan dampak penurunan arus aktivitas perdagangan China akibat virus corona. Arus pasokan komponen dan bahan baku dari China mulai tersendat, sehingga mengancam kegiatan produksi dan ekspor industri elektronika nasional.

Pemerintah melalui instansi terkait diharapkan bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu pelaku industri elektronik mengatasi masalah pasokan bahan baku dan komponen ini.

"Sebagian bahan baku dan komponen produk elektronika, kita masih menggunakan komponen dari China karena harganya memang lebih bersaing dibandingkan pemasok negara lain. Melihat dampak virus corona yang kian masif, kami harapkan pemerintah memberi perhatian terhadap pasokan komponen ini, agar tidak berdampak buruk pada kinerja produksi dan ekspor industri elektronika nasional," ujar Ketua Umum Gabungan Elektronika (GABEL), Oki Widjaya di Jakarta, Senin (24/2/2020).

Menurut Oki, implementasi roadmap Making Indonesia 4.0 yang disusun pemerintah, dimana industri elektronik merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan agar lebih berdaya saing global, khususnya dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

Untuk itu GABEL mendesak, melalui koordinasi Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Tenaga Kerja, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, pemerintah segera melakukan sinergi menyelamatkan sektor industri primadona ekspor dari dampak buruk penyebaran virus corona.

"Tanpa upaya komprehensif dikhawatirkan kegiatan produksi industri elektronika tersendat, bahkan terancam berhenti. Apabila kondisi ini tak juga teratasi akan berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan, penerimaan negara, nasib tenaga kerja, dan investasi," katanya.

Sekjen GABEL Daniel Suhardiman mengungkapkan, terjaminnya pasokan komponen untuk industri elektronika nasional harus diakui merupakan salah satu faktor pendukung utama industri ini masih memiliki peluang menjadi pemain yang kuat di pasar domestik.

Apalagi pemerintah juga mengklaim, sektor elektronika sesuai peta jalan industri Indonesia 4.0 merupakan salah satu dari lima kelompok manufaktur yang akan menjadi pionir dalam penerapan revolusi industri generasi keempat di Tanah Air.

Namun saat ini tidak bisa dipungkiri, kedalaman struktur industri elektronika nasional dan turunannya masih sangat terbatas, sehingga ketergantungan terhadap pasokan komponen dan bahan baku impor masih besar, termasuk dari China.

Jika aktivitas produksi, jalur logistik atau kegiatan bongkar muat di pabrik hingga pelabuhan di China menurun karena wabah virus corona maka dampaknya akan langsung dirasakan pelaku industri nasional. Lambat laun pelaku industri akan kehabisan stok materil untuk memproduksi lokal komponen, sehingga tidak bisa membuat produk jadi elektronika.

"Misalnya dengan memberi insentif agar pengadaan material bahan baku dan penolong dari negara non-China hargaya tetap kompetitif. Apakah pengurangan beban biaya logistik, energi, dan sebagainya," kata dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3985 seconds (0.1#10.140)