Ini Wujud Komitmen Pemerintah Pastikan Masyarakat Mudah Akses BBM
loading...
A
A
A
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa beserta Tim didampingi oleh Sales Area Manager (SAM) D. I Yogyakarta Pande Made Andi S. dan SBM Hendra meninjau langsung Pertashop di Jalan Dusun Grogol, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman, D.I Yogyakarta (03/09/2020).
Sales Area Manager (SAM) D.I Yogyakarta Pande Made Andi mengatakan bahwa Program Pertashop merupakan kemitraan antara PT. Pertamina (Persero) selaku Badan Usaha penyedia BBM dengan Pemerintah Desa untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat desa untuk mendapatkan akses BBM sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat di sekitar desa tersebut.
Program Pertashop merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman Kementerian Dalam Negeri dengan PT. Pertamina Persero tanggal 18 Februari 2020 tentang Dukungan Pemerintah dan Masyarakat Desa dalam Peningkatan dan Pengembangan Program Pertashop di Desa.
Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pemenuhan BBM di desa terutama di 3.827 kecamatan atau 53% Kecamatan di Indonesia yg belum terjangkau akses SPBU dengan memanfaatan aset desa. Pada tahap awal sebagai crash program, akan diluncurkan pembangunan pertashop di 418 titik yang pembangunan fasilitas dan manajerial pengelolaan akan dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero).
Penanggungjawab Pertashop dari PT. Pertamina Retail Yogyakarta Bandi Susilo mengatakan Pertashop yang berlokasi Jalan Dusun Grogol, Kec. Cangkringan penjualan dimulai 30 Juni 2020 dan setelah 3 bulan berjalan, penjualan saat ini rata-rata 600 liter.
Sedangkan pada kondisi hari libur atau weekend bisa mencapai 1 - 1,2 KL. “Ini merupakan Pertashop dengan volume penjualan atau Daily Objective Throughput/DOT cukup tinggi. Sharing kerja sama dengan mitra saat ini direncanakan akan diberikan margin sebesar Rp850/liter dibagi sesuai skema kerja sama,” ucap Bandi.
Lebih lanjut dijelaskan Bandi, modal dan operasional yang dibutuhkan untuk mendirikan Pertashop berkisar Rp400 jt diluar lahan, yang akan digunakan untuk pengadaan peralatan sebesar Rp300 jt dan biaya operasional lainnya sebesar Rp100 jt. Keuntungan kotor yang akan diperoleh Mitra rata-rata Rp500 ribu/hari atau Rp180 Jt/tahun.
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa disela-sela kunjungan mengungkapkan BPH Migas sebagai lembaga yang bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan ketersediaan BBM diseluruh NKRI mendukung penuh pembangunan Pertashop di Desa-Desa. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM Kemendagri, PT. Pertamina (Persero) dan melakukan monitoring agar pembangunan Pertashop di 418 lokasi dapat berjalan tepat waktu.
"Pertashop tidak hanya sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan BBM untuk masyarakat desa, tapi juga diharapkan mampu menggerakan ekonomi desa yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," jelas Ifan, sapaanya
Dengan Keuntungan kotor yang akan diperoleh Mitra rata-rata Rp500 ribu/hari atau Rp180 Jt/tahun, artinya dalam kurun waktu 3 tahun estimasi telah tercapai BEP (break event point) "Dengan omset penjualan 1 KL/hari, Pertashop ini bisa menjadi percontohan. Ini gambaran riil bahwa bisnis ini sangat potensial, kisaran 3 tahun bisa kembali modal, sedangkan SPBU saja nilai investasi mencapai 10 M, perlu 10 tahun baru bisa mencapai BEP," ujar Ifan
Sales Area Manager (SAM) D.I Yogyakarta Pande Made Andi mengatakan bahwa Program Pertashop merupakan kemitraan antara PT. Pertamina (Persero) selaku Badan Usaha penyedia BBM dengan Pemerintah Desa untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat desa untuk mendapatkan akses BBM sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat di sekitar desa tersebut.
Program Pertashop merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman Kementerian Dalam Negeri dengan PT. Pertamina Persero tanggal 18 Februari 2020 tentang Dukungan Pemerintah dan Masyarakat Desa dalam Peningkatan dan Pengembangan Program Pertashop di Desa.
Hal ini dimaksudkan untuk mendukung pemenuhan BBM di desa terutama di 3.827 kecamatan atau 53% Kecamatan di Indonesia yg belum terjangkau akses SPBU dengan memanfaatan aset desa. Pada tahap awal sebagai crash program, akan diluncurkan pembangunan pertashop di 418 titik yang pembangunan fasilitas dan manajerial pengelolaan akan dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero).
Penanggungjawab Pertashop dari PT. Pertamina Retail Yogyakarta Bandi Susilo mengatakan Pertashop yang berlokasi Jalan Dusun Grogol, Kec. Cangkringan penjualan dimulai 30 Juni 2020 dan setelah 3 bulan berjalan, penjualan saat ini rata-rata 600 liter.
Sedangkan pada kondisi hari libur atau weekend bisa mencapai 1 - 1,2 KL. “Ini merupakan Pertashop dengan volume penjualan atau Daily Objective Throughput/DOT cukup tinggi. Sharing kerja sama dengan mitra saat ini direncanakan akan diberikan margin sebesar Rp850/liter dibagi sesuai skema kerja sama,” ucap Bandi.
Lebih lanjut dijelaskan Bandi, modal dan operasional yang dibutuhkan untuk mendirikan Pertashop berkisar Rp400 jt diluar lahan, yang akan digunakan untuk pengadaan peralatan sebesar Rp300 jt dan biaya operasional lainnya sebesar Rp100 jt. Keuntungan kotor yang akan diperoleh Mitra rata-rata Rp500 ribu/hari atau Rp180 Jt/tahun.
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa disela-sela kunjungan mengungkapkan BPH Migas sebagai lembaga yang bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan ketersediaan BBM diseluruh NKRI mendukung penuh pembangunan Pertashop di Desa-Desa. Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM Kemendagri, PT. Pertamina (Persero) dan melakukan monitoring agar pembangunan Pertashop di 418 lokasi dapat berjalan tepat waktu.
"Pertashop tidak hanya sebagai solusi untuk menjamin ketersediaan BBM untuk masyarakat desa, tapi juga diharapkan mampu menggerakan ekonomi desa yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa," jelas Ifan, sapaanya
Dengan Keuntungan kotor yang akan diperoleh Mitra rata-rata Rp500 ribu/hari atau Rp180 Jt/tahun, artinya dalam kurun waktu 3 tahun estimasi telah tercapai BEP (break event point) "Dengan omset penjualan 1 KL/hari, Pertashop ini bisa menjadi percontohan. Ini gambaran riil bahwa bisnis ini sangat potensial, kisaran 3 tahun bisa kembali modal, sedangkan SPBU saja nilai investasi mencapai 10 M, perlu 10 tahun baru bisa mencapai BEP," ujar Ifan