Ada PSBB Jilid II, IHSG Sepekan Dikhawatirkan Kembali Lemah

Minggu, 13 September 2020 - 14:14 WIB
loading...
Ada PSBB Jilid II, IHSG Sepekan Dikhawatirkan Kembali Lemah
Memasuki PSBB Jakarta jilid II, IHSG sepekan dikhawatirkan kembali lemah. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat akan sangat berhati-hati memasuki masa PSBB total jilid II di DKI Jakarta yang direncanakan mulai Senin (14/9).

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai ada peluang terjadinya konsolidasi yang cenderung melemah di pekan ini, dengan perkiraan Support di level 4.878 sampai 4.712 dan resistance di level 5.084 sampai 5.256.

"Pelaku pasar lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat demi mengantisipasi dampak negatif penerapan PSBB total pada perekonomian," ujar Hans di Jakarta, Minggu (13/9/2020). (Baca juga: Bos Grup Djarum Tolak PSBB, Netizen: Horang Kayah Mah Bebas Yak )

Rencana penerapan PSBB total di Jakarta menjadi perhatian pasar. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Rabu (9/9) malam tentang penerapan PSBB total mulai 14 September menjadi sentimen negatif bagi pasar. Perdagangan keesokan harinya sempat mengalami koreksi cukup dalam sebelum bangkit pada perdagangan Jumat (11/9).

Aliran dana asing keluar dari Indonesia ditambah pelemahan nilai tukar Rupiah. Pelaku pasar akan mencermati perkembangan penerapan PSBB total dan bila terjadi secara ketat diperkirakan akan menganggu pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.

Bila dana asing masih mengalir ke luar dan nilai tukar Rupiah masih melemah pelaku pasar perlu berhati-hati akan peluang koreksi lebih dalam. (Baca juga: Gara-gara Virus Corona, Juventus Rugi Triliunan Rupiah )

Sentimen global dari Senat AS dikabarkan melakukan pemblokiran RUU Partai Republik yang menyediakan stimulus fiskal senilai USD300 miliar untuk mengatasi krisis pandemik covid 19. Hal ini karena Partai Demokrat menginginkan paket stimulus fiskal lebih besar.

Ini dipersulit karena Amerika Serikat mendekati pemilu di awal bulan November 2020. Kedua partai pasti ingin program yang menguntungkan dan menaikan popularitas kandidat mereka. "Hal ini menimbulkan peluang sentimen positif loloskan paket stimulis fiskal AS mengecil," ujarnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1085 seconds (0.1#10.140)