Sepekan, Modal Asing Sudah Kabur Rp4,64 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat masih adanya aliran modal asing yang ke luar. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako mengatakan pasar keuangan domestik melakukan aksi jual neto (capital outflow) sebesar Rp4,64 triliun.
Rinciannya, pasar saham investor asing menarik modalnya hingga sebanyak Rp2,84 triliun, sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dana-dana asing pulang kampung sebesar Rp1,80 triliun. (Baca juga: Investor Pasar Modal Terus Tumbuh di Tengah Pandemi )
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 (year to date/ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp168,27 triliun," ujar Onny di Jakarta, Jumat (18/9/2020).
Sementara itu, premi risiko atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke 92,15 bps per 17 September 2020 dari 91,16 bps per 11 September 2020. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah. (Baca juga: Maaf, Menkeu Sri Bakal Kurangi Bantuan untuk Pelaku Usaha di 2021 )
Meskipun demikian, minggatnya dana asing di pasar keuangan RI justru berbanding terbalik dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Mata uang Garuda tersebut mengalami penguatan.
Rinciannya, pasar saham investor asing menarik modalnya hingga sebanyak Rp2,84 triliun, sementara di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dana-dana asing pulang kampung sebesar Rp1,80 triliun. (Baca juga: Investor Pasar Modal Terus Tumbuh di Tengah Pandemi )
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 (year to date/ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp168,27 triliun," ujar Onny di Jakarta, Jumat (18/9/2020).
Sementara itu, premi risiko atau credit default swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke 92,15 bps per 17 September 2020 dari 91,16 bps per 11 September 2020. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah. (Baca juga: Maaf, Menkeu Sri Bakal Kurangi Bantuan untuk Pelaku Usaha di 2021 )
Meskipun demikian, minggatnya dana asing di pasar keuangan RI justru berbanding terbalik dengan kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Mata uang Garuda tersebut mengalami penguatan.
(ind)