Kemenkeu: Indonesia Sudah Resesi!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan perekonomian Indonesia sudah berada dalam kondisi resesi tahun ini. Hal ini tak terelakkan seiring perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang terus terjadi sejak awal tahun ini.
(Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Suatu Negara Masuk Jurang Resesi)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, pihaknya memproyeksi perekonomian di kuartal III akan kembali minus 2,9% hingga 1%. Setelah mencatatkan -5,32% di kuartal kedua, artinya Indonesia sudah mengalami resesi.
"Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5%, kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran -2,9% dan -1%, berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita," ujar Febrio dalam diskusi virtual BKF, Jumat (25/9/2020).
Dia pun mengatakan, hampir seluruh negara juga mengalami resesi di tahun ini. Sumber resesi adalah sama di semua negara, yakni Covid-19. "Sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan (Covid-19)," imbuhnya.
(Baca Juga: Resesi Tinggal Tunggu Pengumuman BPS)
Febrio menjelaskan, akibat perlambatan ekonomi itu, Indonesia menjalankan kebijakan fiskal yang cukup agresif yakni menargetkan defisit APBN 2020 bisa melebar hingga 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit itu juga merupakan yang terdalam sepanjang sejarah Indonesia.
"Karena di saat ini kebutuhan perekonomian kita adalah stimulus. Di satu sisi penerimaan pajak digenjot sekuat-kuatnya, meski sudah terkoreksi," jelasnya.
(Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Suatu Negara Masuk Jurang Resesi)
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, pihaknya memproyeksi perekonomian di kuartal III akan kembali minus 2,9% hingga 1%. Setelah mencatatkan -5,32% di kuartal kedua, artinya Indonesia sudah mengalami resesi.
"Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5%, kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran -2,9% dan -1%, berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita," ujar Febrio dalam diskusi virtual BKF, Jumat (25/9/2020).
Dia pun mengatakan, hampir seluruh negara juga mengalami resesi di tahun ini. Sumber resesi adalah sama di semua negara, yakni Covid-19. "Sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan (Covid-19)," imbuhnya.
(Baca Juga: Resesi Tinggal Tunggu Pengumuman BPS)
Febrio menjelaskan, akibat perlambatan ekonomi itu, Indonesia menjalankan kebijakan fiskal yang cukup agresif yakni menargetkan defisit APBN 2020 bisa melebar hingga 6,34% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit itu juga merupakan yang terdalam sepanjang sejarah Indonesia.
"Karena di saat ini kebutuhan perekonomian kita adalah stimulus. Di satu sisi penerimaan pajak digenjot sekuat-kuatnya, meski sudah terkoreksi," jelasnya.
(fai)