Menkeu Beberkan Penyebab Inflasi Rendah pada April
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memastikan terjadinya penurunan permintaan yang memicu rendahnya angka inflasi pada bulan April 2020.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi hanya mencapai 0,08% pada April 2020. Padahal, pada periode yang sama tahun 2019 inflasi mencapai 0,44%.
"Inflasi April sangat rendah dibandingkan kondisi seasonal kalau kita sedang hadapi bulan puasa. Ini bukan karena harga komoditas turun tetapi karena permintaan turun akibat Covid-19 dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” ucap Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Dia mengatakan, pemerintah terus menjaga ketersediaan barang agar harga tetap terjaga. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian juga terus menjaga harga dan ketersediaan bahan pangan. "Sehingga kalau kita lihat harga stabil sehingga pasokan pangan terjaga,” tukasnya.
Sebelumnya, BPS mengungkapkan bahwa berdasarkan komponen pengeluaran, inflasi selama bulan April 2020 lebih disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi 0,09% dan memiliki andil terhadap inflasi April sebesar 0,02%.
Komoditas utama pemicu inflasi kelompok makanan tersebut yaitu bawang merah dengan andil sebesar 0,08%, gula pasir 0,02%, serta minyak goreng dan rokok kretek filter sebesar 0,01%.
Selain itu masih ada juga komoditas yang menyebabkan penurunan harga atau deflasi, yakni cabai merah dengan andil 0,08%, daging ayam ras 0,05%, dan bawang putih 0,02%. Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 0,42% dan andilnya terhadap inflasi April 2020 sebesar -0,05%.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi hanya mencapai 0,08% pada April 2020. Padahal, pada periode yang sama tahun 2019 inflasi mencapai 0,44%.
"Inflasi April sangat rendah dibandingkan kondisi seasonal kalau kita sedang hadapi bulan puasa. Ini bukan karena harga komoditas turun tetapi karena permintaan turun akibat Covid-19 dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),” ucap Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Dia mengatakan, pemerintah terus menjaga ketersediaan barang agar harga tetap terjaga. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian juga terus menjaga harga dan ketersediaan bahan pangan. "Sehingga kalau kita lihat harga stabil sehingga pasokan pangan terjaga,” tukasnya.
Sebelumnya, BPS mengungkapkan bahwa berdasarkan komponen pengeluaran, inflasi selama bulan April 2020 lebih disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, tembakau. Kelompok ini mengalami inflasi 0,09% dan memiliki andil terhadap inflasi April sebesar 0,02%.
Komoditas utama pemicu inflasi kelompok makanan tersebut yaitu bawang merah dengan andil sebesar 0,08%, gula pasir 0,02%, serta minyak goreng dan rokok kretek filter sebesar 0,01%.
Selain itu masih ada juga komoditas yang menyebabkan penurunan harga atau deflasi, yakni cabai merah dengan andil 0,08%, daging ayam ras 0,05%, dan bawang putih 0,02%. Sementara itu, kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar 0,42% dan andilnya terhadap inflasi April 2020 sebesar -0,05%.
(ind)