Kontraktor Korsel hingga Inggris Minati Proyek MRT Jakarta Fase II
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) , Jakarta fase II (Bundaran HI-Kota) dipastikan akan molor akibat terkendala paket kontrak. Sejumlah paket di segmen 2 proyek (Harmoni-Kota) mengalami gagal tender berulang kali karena kontraktor dari Jepang banyak yang tak berminat menggarapnya.
Direktur Utama MRT Jakarta, William P Sabandar mengatakan beberapa paket-paket yang belum diminati kontraktor Jepang antara lain CP 202 yakni proyek sipil rute Harmoni-Mangga Besar, CP 205 pengadaan sistem perkeretaapian dan rel, dan CP 206 pengadaan rolling stock atau kereta.
"Dengan segala kendala itu, target penyelesaian proyek segmen 2 di Fase II MRT Jakarta akan mundur ke Agustus 2027, dari target awal Maret 2026," ujar dia dalam diskusi virtual, Senin (19/10/2020).
( )
Dia menjelaskan untuk proyek Fase II ini, MRT Jakarta memang diharuskan menggunakan kontraktor utama dari Jepang. Hal itu merupakan syarat wajib, sebab proyek ini didanai oleh pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan mekanisme STEP Loan atau Tied Loan.
Namun, lanjut dia, karena minimnya minat para kontraktor Jepang untuk menggarap ketiga paket tersebut, pihak MRT Jakarta sedang meminta perizinan agar mekanisme tender internasional memperbolehkan negara lain ikut serta.
"Jadi kita mendorong apabila minat kontraktor Jepang terhadap Fase II ini kurang, maka JICA kiranya dapat membuka kemungkinan untuk partisipasi kontraktor internasional non Jepang dalam paket-paket pengerjaan MRT Fase II," jelas dia.
(Lihat juga grafis: Suzuki Hayabusa Tekuk Supercar Jepang hingga Eropa )
Menurut dia, kontraktor dalam negeri juga banyak yang berminat untuk bergabung ke proyek Fase II MRT Jakarta ini. "Kontraktor nasional yang selama ini sudah mengerjakan di paket 1 maupun paket 2. Kalau fisik itu kan kita sudah memiliki pengalaman, di Fase I ada Wijaya Karya, Hutama Karya, Jaya Konstruksi, dan terbaru ada Adhi Karya. Bahkan di kereta kita punya INKA," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menambahkan, sejumlah kontraktor dari China, Korea Selatan (Korsel), Inggris, dan sebagainya sudah menyampaikan minat dalam proyek Fase II ini.
"Kita lihat sampai saat ini sudah banyak nih yang deketin kita. Baik kontraktor-kontraktor dari China, Korea, ataupun dari negara lainnya yang sudah nanya-nanya," tandas dia.
Direktur Utama MRT Jakarta, William P Sabandar mengatakan beberapa paket-paket yang belum diminati kontraktor Jepang antara lain CP 202 yakni proyek sipil rute Harmoni-Mangga Besar, CP 205 pengadaan sistem perkeretaapian dan rel, dan CP 206 pengadaan rolling stock atau kereta.
"Dengan segala kendala itu, target penyelesaian proyek segmen 2 di Fase II MRT Jakarta akan mundur ke Agustus 2027, dari target awal Maret 2026," ujar dia dalam diskusi virtual, Senin (19/10/2020).
( )
Dia menjelaskan untuk proyek Fase II ini, MRT Jakarta memang diharuskan menggunakan kontraktor utama dari Jepang. Hal itu merupakan syarat wajib, sebab proyek ini didanai oleh pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan mekanisme STEP Loan atau Tied Loan.
Namun, lanjut dia, karena minimnya minat para kontraktor Jepang untuk menggarap ketiga paket tersebut, pihak MRT Jakarta sedang meminta perizinan agar mekanisme tender internasional memperbolehkan negara lain ikut serta.
"Jadi kita mendorong apabila minat kontraktor Jepang terhadap Fase II ini kurang, maka JICA kiranya dapat membuka kemungkinan untuk partisipasi kontraktor internasional non Jepang dalam paket-paket pengerjaan MRT Fase II," jelas dia.
(Lihat juga grafis: Suzuki Hayabusa Tekuk Supercar Jepang hingga Eropa )
Menurut dia, kontraktor dalam negeri juga banyak yang berminat untuk bergabung ke proyek Fase II MRT Jakarta ini. "Kontraktor nasional yang selama ini sudah mengerjakan di paket 1 maupun paket 2. Kalau fisik itu kan kita sudah memiliki pengalaman, di Fase I ada Wijaya Karya, Hutama Karya, Jaya Konstruksi, dan terbaru ada Adhi Karya. Bahkan di kereta kita punya INKA," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menambahkan, sejumlah kontraktor dari China, Korea Selatan (Korsel), Inggris, dan sebagainya sudah menyampaikan minat dalam proyek Fase II ini.
"Kita lihat sampai saat ini sudah banyak nih yang deketin kita. Baik kontraktor-kontraktor dari China, Korea, ataupun dari negara lainnya yang sudah nanya-nanya," tandas dia.
(ind)