Perdana, Pemerintah Salurkan 1.036 Paket Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Muba
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menyalurkan 1.036 unit paket perdana Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan. Paket konversi BBM ke BBG gratis pembiayaan APBN ini adalah yang perdana didistribusikan di 2020.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso mengatakan, pembagian paket perdana ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Paket senilai Rp7 juta yang diberikan secara cuma-cuma ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh para nelayan.
"Ini merupakan barang milik negara yang kita serahkan ke masyarakat. Tolong jangan dijual dan gunakan sebagai alat tangkap. Paket ini gratis dari pemerintah dan mudah-mudahan bisa menolong perekonomian nelayan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/10/2020).
( )
Penerima paket perdana ini merupakan nelayan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis, memiliki kartu KuSUKA.
Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, konverter kit, 2 buah tabung LPG 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).
Wakil Ketua Komisi VII DPR M. Alex Noerdin mengapresiasi upaya pemerintah yang telah memfasilitasi para nelayan. Alex mengingatkan agar nelayan ketika melaut, tidak menggunakan alat-alat atau bahan kimia yang dapat merusak ekosistem laut. "Tangkap ikan jangan pakai racun atau listrik. Nanti yang melakukan pelanggaran akan kena sanksi," tegasnya.
Mewakili para nelayan, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza juga berterima kasih atas bantuan yang diterima. Dengan konversi ini, penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayan cukup besar.
Jika menggunakan bahan bakar bensin harga jual Rp6.500 per liter dengan estimasi penggunaan 5 liter per hari, maka setiap bulannya anggaran yang dikeluarkan nelayan sebanyak Rp975.000.
Namun jika menggunakan LPG dengan harga Rp18.000 per 3 kg dengan estimasi kebutuhan 1,2 kg perhari, maka anggaran per bulan yang dikeluarkan hanya sekitar Rp240.000. "Dengan menggunakan LPG, nelayan dapat menghemat Rp735.000 setiap bulannya," terangnya.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Komisi VII DPR, PT Pertamina dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota.
Anggaran kegiatan ini semula dialihkan untuk penanganan Covid-19. Namun oleh Komisi VII DPR RI dimunculkan kembali sehingga dilakukan refocusing anggaran pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena program ini menyentuh langsung kepada masyarakat nelayan.
( )
Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran telah dilaksanakan sejak 2016 dan hingga 2019, pemerintah telah mendistribusikan 60.859 unit paket konversi di 93 Kabupaten/Kota.
Pada tahun 2020, akan dilaksanakan pembagian 25.000 unit paket konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran di 42 kabupaten/kota. Sedangkan tahun 2021, direncanakan akan dibagikan sebanyak 28.000 unit paket konversi di 20 provinsi.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso mengatakan, pembagian paket perdana ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Paket senilai Rp7 juta yang diberikan secara cuma-cuma ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh para nelayan.
"Ini merupakan barang milik negara yang kita serahkan ke masyarakat. Tolong jangan dijual dan gunakan sebagai alat tangkap. Paket ini gratis dari pemerintah dan mudah-mudahan bisa menolong perekonomian nelayan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (19/10/2020).
( )
Penerima paket perdana ini merupakan nelayan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis, memiliki kartu KuSUKA.
Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, konverter kit, 2 buah tabung LPG 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dll).
Wakil Ketua Komisi VII DPR M. Alex Noerdin mengapresiasi upaya pemerintah yang telah memfasilitasi para nelayan. Alex mengingatkan agar nelayan ketika melaut, tidak menggunakan alat-alat atau bahan kimia yang dapat merusak ekosistem laut. "Tangkap ikan jangan pakai racun atau listrik. Nanti yang melakukan pelanggaran akan kena sanksi," tegasnya.
Mewakili para nelayan, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza juga berterima kasih atas bantuan yang diterima. Dengan konversi ini, penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayan cukup besar.
Jika menggunakan bahan bakar bensin harga jual Rp6.500 per liter dengan estimasi penggunaan 5 liter per hari, maka setiap bulannya anggaran yang dikeluarkan nelayan sebanyak Rp975.000.
Namun jika menggunakan LPG dengan harga Rp18.000 per 3 kg dengan estimasi kebutuhan 1,2 kg perhari, maka anggaran per bulan yang dikeluarkan hanya sekitar Rp240.000. "Dengan menggunakan LPG, nelayan dapat menghemat Rp735.000 setiap bulannya," terangnya.
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Komisi VII DPR, PT Pertamina dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota.
Anggaran kegiatan ini semula dialihkan untuk penanganan Covid-19. Namun oleh Komisi VII DPR RI dimunculkan kembali sehingga dilakukan refocusing anggaran pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral karena program ini menyentuh langsung kepada masyarakat nelayan.
( )
Program Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran telah dilaksanakan sejak 2016 dan hingga 2019, pemerintah telah mendistribusikan 60.859 unit paket konversi di 93 Kabupaten/Kota.
Pada tahun 2020, akan dilaksanakan pembagian 25.000 unit paket konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran di 42 kabupaten/kota. Sedangkan tahun 2021, direncanakan akan dibagikan sebanyak 28.000 unit paket konversi di 20 provinsi.
(ind)