Regulasi Berbasis Keberlanjutan, Kunci Penting Menarik Investasi ke Daerah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19 perlu terus digalakkan. Tak terkecuali, mendorong investasi yang melibatkan berbagai potensi daerah di Indonesia secara lebih merata.
Narasi ‘jemput bola’ investasi daerah yang digaungkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), lantas menjadi hal yang relevan untuk menyelaraskan praktik investasi berkelanjutan melalui strategi peningkatan daya saing daerah.
Berdasarkan data BKPM, target investasi secara nasional pada tahun 2020 hingga 2024 sebesar Rp4.983,2 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar 47% dibandingkan dengan capaian realisasi investasi pada periode 2015-2019 yaitu Rp3.381,9 triliun.
(Baca Juga: Indonesia Juaranya Soal Negara Paling Ribet untuk Berbisnis)
Peneliti Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Ditta Mangiri mengatakan, hal terpenting dalam menjemput bola investasi di daerah tak lepas dari penerapan regulasi berbasis keberlanjutan. Utamanya, soal tata kelola yang baik.
Daerah dengan pelayanan publik dan regulasi yang baik akan memiliki iklim investasi yang baik. Daerah yang memiliki skor tata kelola di atas rata-rata memiliki peringkat daya saing berkelanjutan yang tinggi.
"Keberhasilan menarik investasi terletak pada kemampuan tata kelola yang baik, terwujud dalam perencanaan dan penganggaran yang terfokus (money follow program), sistem pelayanan yang smart dengan kebutuhan publik dan didukung kebijakan daerah yang berkualitas," ujar Ditta dalam webinar Investasi untuk Daya Saing: Saatnya Daerah Jemput Bola, Kamis (22/10/2020).
Ditta melanjutkan dukungan kepemimpinan yang kuat di daerah juga perlu didorong. Kapasitas dan integritas kepemimpinan daerah yang kuat ini bisa menentukan terwujudnya tata kelola yang baik.
"Penguatan tata kelola mesti didukung penataan sistem, baik yang terkait dengan penguatan kewenangan daerah maupun proses mendapatkan pemimpin yang berkualitas (pilkada)," imbuh dia.
Narasi ‘jemput bola’ investasi daerah yang digaungkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), lantas menjadi hal yang relevan untuk menyelaraskan praktik investasi berkelanjutan melalui strategi peningkatan daya saing daerah.
Berdasarkan data BKPM, target investasi secara nasional pada tahun 2020 hingga 2024 sebesar Rp4.983,2 triliun. Jumlah itu meningkat sebesar 47% dibandingkan dengan capaian realisasi investasi pada periode 2015-2019 yaitu Rp3.381,9 triliun.
(Baca Juga: Indonesia Juaranya Soal Negara Paling Ribet untuk Berbisnis)
Peneliti Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Ditta Mangiri mengatakan, hal terpenting dalam menjemput bola investasi di daerah tak lepas dari penerapan regulasi berbasis keberlanjutan. Utamanya, soal tata kelola yang baik.
Daerah dengan pelayanan publik dan regulasi yang baik akan memiliki iklim investasi yang baik. Daerah yang memiliki skor tata kelola di atas rata-rata memiliki peringkat daya saing berkelanjutan yang tinggi.
"Keberhasilan menarik investasi terletak pada kemampuan tata kelola yang baik, terwujud dalam perencanaan dan penganggaran yang terfokus (money follow program), sistem pelayanan yang smart dengan kebutuhan publik dan didukung kebijakan daerah yang berkualitas," ujar Ditta dalam webinar Investasi untuk Daya Saing: Saatnya Daerah Jemput Bola, Kamis (22/10/2020).
Ditta melanjutkan dukungan kepemimpinan yang kuat di daerah juga perlu didorong. Kapasitas dan integritas kepemimpinan daerah yang kuat ini bisa menentukan terwujudnya tata kelola yang baik.
"Penguatan tata kelola mesti didukung penataan sistem, baik yang terkait dengan penguatan kewenangan daerah maupun proses mendapatkan pemimpin yang berkualitas (pilkada)," imbuh dia.