Inflasi Rendah Terus-terusan Bisa Rugikan Pengusaha

Kamis, 22 Oktober 2020 - 23:21 WIB
loading...
Inflasi Rendah Terus-terusan...
Ilustrasi bahan pangan. Foto/Dok SINDOphoto/Yorri Farli
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada para jajarannya agar menjaga kondisi ekonomi Indonesia. Jokowi juga meminta agar inflasi tidak terlalu rendah.

Menurut dia, saat ini daya beli masyarakat perlu digenjot oleh pemerintah pusat. Pemerintah pun telah menyalurkan berbagai skema program perlindungan sosial dan yang bersifat cash transfer.

( )

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi Nailul Huda menjelaskan, inflasi bisa disebabkan oleh dua faktor. Pertama, karena biaya produksi, dan kedua karena permintaan masyarakat akan barang-barang secara umum.

Dalam perekonomian jangka pendek, inflasi lebih didorong dari permintaan masyarakat yang meningkat. Permintaan yang meningkat akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Selain itu, inflasi yang rendah akan menimbulkan disinsentif bagi pelaku usaha untuk menjual barang dagangannya," kata Huda saat dihubungi di Jakarta, Kamis (22/10/2020).

( )

Menurut dia, orang kalau ada kenaikan harga pasti akan berlomba-lomba untuk menjual barang dagangannya karena memberikan insentif.

"Namun inflasi yang tinggi juga keliru. Inflasi yang terlalu tinggi seperti pada jaman Pak SBY dapat menyebabkan orang tidak mampu untuk membeli barang kebutuhannya. Jadi, permintaan tidak akan bertemu dengan penawarannya," beber dia.

Maka dari itu, inflasi sudah seharusnya dijaga sekitar 3% seperti saat ini. "Karena tidak ada penambahan permintaan artinya produksi tidak mengalami pertumbuhan produksi. Dengan begitu, tidak ada ekspansi. Ini bisa menimbulkan kerugian atau berkurangnya keuntungan," pungkas dia.

Terpisah, Ekonom Bhima Yudhistira mengatakan inflasi yang terlalu rendah dikarenakan oleh tekanan daya beli masyarakat. Deflasi bahkan terjadi dalam beberapa bulan dengan inflasi inti (core inflation) hanya 1,86% per September 2020.

"Inflasi yang rendah berakibat pada harga jual barang yang tidak sesuai dengan ongkos produksi dari produsen," ujar dia. Bahkan tidak sedikit yang menawarkan harga diskon agar stok tahun sebelumnya bisa habis terjual.

( )

"Dalam jangka panjang jika inflasi tetap rendah maka produsen akan mengalami kerugian bahkan terancam berhenti beroperasi," ungkap dia.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2208 seconds (0.1#10.24)