Kredit BRI Tembus Rp935,3 Triliun

Kamis, 12 November 2020 - 08:35 WIB
loading...
Kredit BRI Tembus Rp935,3...
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) hingga akhir kuartal III/2020 secara konsolidasian telah menyalurkan kredit sebesar Rp935,35 triliun atau tumbuh sebesar 4,86%. Foto/dok
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) hingga akhir kuartal III/2020 secara konsolidasian telah menyalurkan kredit sebesar Rp935,35 triliun atau tumbuh sebesar 4,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp891,97triliun.

Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 0,12% berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2020. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan komposisi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) BRI dibanding total kredit BRI pun tumbuh secara signifikan dari 78,10% pada kuartal III/2019 menjadi 80,65% pada kuartal III/2020. (Baca: Amalan Doa Agar Rezeki Melimpah Ruah)

“Ini merupakan milestone dari perseroan, di mana untuk pertama kalinya BRI mampu mencapai porsi kredit UMKM sebesar 80%. Pencapaian ini kita targetkan tercapai pada tahun 2022, dan BRI mampu menjawab tantangan tersebut lebih cepat,” ujarnya, secara virtual di Jakarta, kemarin.

BRI pun secara masif telah melakukan restrukturisasi pinjaman. Tujuannya untuk membantu agar UMKM tetap survive. Hingga 30 September 2020 perseroan telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp193,7 triliun kepada 2,95 juta debitur. Menurut Sunarso, gencarnya restrukturisasi yang dibarengi dengan penyaluran kredit yang sehat dan selektif mampu membuat NPL BRI terjaga di angka 3,12% dengan NPL coverage 203,47% pada akhir September 2020.

Adapun NPL BRI tercatat di bawah NPL industri perbankan pada September 2020 sebesar 3,15%. Pada sisi liabilities dana pihak ketiga (DPK), hingga akhir kuartal III 2020, DPK BRI tercatat Rp1.131,93 triliun atau naik sebesar 18 % year on year (yoy).

Angka ini di atas rata-rata industri perbankan nasional pada September 2020 sebesar 12,88%. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 59,02% dari total DPK atau senilai Rp668,10 triliun.

Dia memaparkan, strategi yang telah diterapkan perseroan untuk tetap tumbuh secara sehat dan selektif di tengah pandemi dengan dibarengi penyaluran program PEN membuahkan hasil yang positif. Hingga akhir September 2020, perseroan mampu mencatatkan laba konsolidasian sebesar Rp14,15 triliun atau turun dari Rp24,8 triliun. Penurunan ini disebabkan pertebalan pencadangan. (Baca juga: Kemendikbud Dukung Pelaksanaan Kampus Sehat Selama Pandemi)

“Dalam situasi ini, kita kejar laba atau selamat dulu? Saya memilih mencari selamat dulu. Artinya kita harus sediakan cadangan apabila sewaktu-waktu terjadi pemburukan. Pilihan kita laba tetap positif tapi tidak sebesar tahun lalu,” imbuhnya.

Adapun aset konsolidasian mencapai Rp1.447,85 triliun atau tumbuh 10,89% yoy. Di sisi lain, BRI juga mampu menjaga loan to deposit ratio (LDR) secara ideal di angka 82,63%, atau lebih rendah dengan LDR BRI pada akhir September 2019 sebesar 92,99%.

Menurut Sunarso, penurunan LDR ini membuka ruang bagi BRI terhadap penurunan cost of fund (COF) lebih lanjut. Sementara itu, permodalan BRI mampu dijaga dengan optimal dengan CAR 20,92%.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)