Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina

Rabu, 25 November 2020 - 03:20 WIB
loading...
Mentan Ajak Penyuluh...
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Foto: Pusluhtan
A A A
JAKARTA – Penyuluh pertanian didorong mampu memahami agroklimat dan mendukung petani mengetahui pengaruh cuaca, khususnya antisipasi dampak anomali iklim global la nina pada akhir 2020 hingga awal 2021. Agroklimat jadi acuan perencanaan pemilihan tanaman dan analisa lokasi yang cocok untuk budidaya tanaman pangan.

Ajakan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo didampingi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi pada virtual meeting Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras) Vol. 11 yang dihadiri DPP Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), Selasa (24/11).

(Baca juga:Waduk Pondok Ranggon Siap Hadapi La Nina di Akhir Tahun, Pengerukan Capai 80%)

“Kementan mendorong para penyuluh di seluruh Indonesia memiliki kemampuan membaca tantangan agroklimat, untuk antisipasi dampak la nina dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan,” kata Mentan Syahrul via video conference di Agriculture War Room (AWR) di Kantor Kementan, Jakarta.

(Baca juga:BMKG Sampaikan Wilayah Ini yang Paling Berpotensi Terdampak Fenomena La Nina)

Kepada 500 peserta virtual meeting dan 5.000 pemirsa live streaming Ngobras, Mentan mendorong pelibatan aktif Perhiptani. Tugasnya menjadi motivator penyuluh selaku 'pasukan khusus pertanian' yang berhimpun pada Balai Penyuluhan Pertanian selaku pelaksana Komando Strategi Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) di tingkat kecamatan, locust pembangunan pertanian.

“Saya ingin ke depan, kemampuan penyuluh di atas rata-rata. Ini penting agar kita semua mampu menjangkau tantangan baru termasuk tantangan agroklimat, karena itu kuasai teknologi,” kata Mentan Syahrul.

(Baca juga:Mentan Yasin Limpo Antisipasi Kemungkinan Terburuk Dampak La Nina)

Sebagaimana diketahui, agroklimat, ilmu yang mempelajari interaksi ilmu klimatologi dan pertanian untuk mengetahui pengaruh cuaca dan manfaat pengaruh tersebut bagi pertanian. Manfaatnya untuk pertimbangan perencanaan kultur teknik misalnya pertimbangan irigasi, jarak tanam, waktu pemupukan dan seleksi varietas pemindahan bibit.

“Kementan telah menyiapkan kelembagaan KostraTani di BPP yang terhubung langsung ke AWR. KostraTani perannya vital, kita bisa mengatasi tantangan dan kendala lapangan. Bisa juga memutus rantai pasok yang merugikan petani,” kata Mentan Syahrul.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1876 seconds (0.1#10.140)