Punya Mobil PHEV atau Listrik, Konsumen Pilih Ini

Jum'at, 27 November 2020 - 15:11 WIB
loading...
Punya Mobil PHEV atau Listrik, Konsumen Pilih Ini
Perkembangan mobil listrik di Tanah Air, menurut peneliti diyakini Plug-In Hybrid Vehicle alias PHEV akan lebih diminati konsumen bila melihat kondisi saat ini. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Perkembangan mobil listrik di Tanah Air, menurut peneliti diyakini Plug-In Hybrid Vehicle alias PHEV akan lebih diminati konsumen bila melihat kondisi saat ini. Seperti diketahui mobil dengan mesin listrik kini mulai bermunculan di pasaran Indonesia. Walau sebagian besar masih menerapkan teknologi hybrid, tetapi ada juga beberapa Plug-In Hybrid Vehicle alias PHEV.

(Baca Juga: Mobil Listrik Massal: Masih Jauh Colokan dari Setrum )

Konsumen di dalam negeri sejauh ini terlihat lebih berminat pada kendaraan plug-in hybrid electric vehicle atau PHEV. Untuk produk hybrid maupun plug in hybrid, insentifnya hanya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

“Kalau dilihat, dari insentif PPnBM produk hybrid sebenarnya sudah sangat kompetitif dan ke depannya produk hybrid dan plug in hybrid pasti berkembang," kata Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Riyanto di Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Berdasarkan uji coba yang dilakukan peneliti Universitas Indonesia (UI) di kawasan perkotaan, emisi kendaraan PHEV hampir sama seperti mobil listrik murni. “Selama simulasi, BBM-nya terpakai kecil banget dan digerakkan oleh baterainya. Plug in hybrid ini mirip dengan full baterai karena kalau di dalam kota pembakarnya tidak berfungsi," papar Riyanto.

Lebih lanjut terang dia, besarnya minat masyarakat terhadap PHEV terlihat dari ludesnya penjualan Nissan Kicks e-Power dalam lima hari sejak diluncurkan pada September 2020. "Kalau dalam waktu ini saya milih hybrid atau plug in hybrid. Tetapi dalam jangka panjang kalau ekosistemnya ada, kita bisa pindah langsung ke BEV (Baterai Electric Vehicle)," ujar Riyanto.

(Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Ditargetkan Capai 20% di 2025 )

Sedangkan Kepala Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hari Setiapraja menilai, belum berkembangnya mobil listrik di Indonesia banyak dipengaruhi berbagai faktor mulai kecukupan pasokan listrik, pengolahan limbah baterai, hingga ketersediaan charge station.

"Suplai listrik sangat menentukan, karena kendaraan listrik akan bergantung pada daya listrik yang mudah diakses," tuturnya.

Hambatan lainnya adalah baterai dengan densitas power tinggi, fast charging dan tahan lama. Berikutnya adalah regulasi teknis dan keuangan untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik termasuk stimulus yang diberikan bagi produsen dan konsumen serta pengolahan limbah baterai dan sistem recycle.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0968 seconds (0.1#10.140)