Bersaing dengan Malaysia, Posisi Ekonomi Syariah RI Cukup Strategis

Senin, 30 November 2020 - 14:14 WIB
loading...
Bersaing dengan Malaysia, Posisi Ekonomi Syariah RI Cukup Strategis
FOTO/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI) , Irwan Abdalloh menyebut bahwa saat ini posisi Indonesia sangat strategis di perekonomian syariah global. Khususnya jika berbicara tentang pasar keuangan syariah dan tiga laporan yang diterbitkan oleh tiga lembaga internasional.

Irwan menjelaskan, berdasarkan Global Islamic Economy Report 2020, Indonesia berada di peringkat ke-4, di mana tahun sebelumnya berada di peringkat ke-5. Kemudian, berdasarkan Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019, Indonesia sudah menjadi ranking pertama dan hanya berbeda selisih poin sedikit dengan Malaysia dari sisi islamic finance. Padahal, posisi Indonesia pada tahun 2018 di peringkat ke-6.



Kemudian, menurut Islamic Finance Development Report (IFDR) menunjukkan hal yang sama, tahun 2019 Indonesia berada di peringkat 4, di mana tahun sebelumnya berada di peringkat 10 sekaligus menandakan adanya pertumbuhan.

"Dari sisi apapun, siapapun yang melakukan laporannya, global melihat Indonesia adalah sebuah negara dengan potensi yang sangat luar biasa karena tumbuh terus, malah dibeberapa tahun terakhir tumbuh signifikan, sementara negara lain itu sudah mulai mendekati titik jenuh untuk growth, ini yang harus kita pahami bahwa Indonesia adalah pasar 'seksi' sehingga global melihat Indonesia sangat perlu diperhitungkan," ujar Irwan dalam Webinar Syariah Series KAFEGAMA 2020, Senin (30/11/2020).



Irwan menambahkan, dalam dua periode berturut turut, jumlah transaksi investasi untuk industri halal dan ekonomi syariah baik dari sisi keuangan dan sektor lainnya menunjukkan adanya konsistensi dan data di atas menyebutkan bahwa Indonesia tumbuh karena terus konsisten menjaga pertumbuhan di saat negara lain mulai mendekati titik jenuh.

"Kenapa? karena kalau dilihat dari milestone, pasar modal syariah sebenarnya tidak terlalu terlambat kalau dari sisi pertama kali ada produk, kita tahun 1997 sudah punya produk syariah pertama. Indeks pertama syariah kita tahun 2000, Dow Jones Islamic Market tahun 1999, artinya starting point kita sama," ucapnya. "Cuma memang dari tahun 1997 sampai tahun 2010 kita relatif pertumbuhannya stuck dengan pasar modal syariah," sambungnya.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)