Diseminasi Teknologi Pertanian 2021, Kementan Kerahkan 40.835 Penyuluh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia pada 2021. Kendala dan tantangan tersebut bukan halangan bagi Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengerahkan 40.835 penyuluh melakukan gerakan massal diseminasi teknologi pertanian kepada petani di seluruh Indonesia.
Komitmen Kementan membangun pertanian maju, mandiri dan modern dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi via virtual meeting di Jakarta, Jumat (18/12) pada program Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) yang dipusatkan di Agriculture Operation Room (AOR) BPPSDMP, di bawah koordinasi Kapusluh Leli Nuryati.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)
“Inshaa Allah pada 2021, kita akan berdayakan penyuluh. Kita tingkatkan kemampuan petani melalui diseminasi teknologi. Juga petani milenial dan kelompok wanita tani. Semua kita berdayakan,” kata Dedi Nursyamsi pada program MSPP.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengingatkan instruksi dan arahan Menteri Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa insan pertanian di pusat dan daerah mengemban tugas dan kewajiban yang sangat mulia, yaitu menjamin ketersediaan pangan rakyat.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
“SDM pertanian adalah kontributor terbesar peningkatan produktivitas. SDM pertanian terus kita bangun maka produktivitas akan meningkat, menjamin ketersediaan pangan 260 juta jiwa,” kata Dedi.
Kapusluh Leli Nuryati menyatakan pengerahan 40.835 penyuluh di bawah koordinasi Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) merupakan aktivitas komunikasi vital, mendorong proses penyebaran dan penerapan teknologi dalam suatu sistem sosial pedesaan.
“Permasalahan diseminasi inovasi pertanian, umumnya terkait kesenjangan adopsi teknologi, kesenjangan hasil dan kendala sosial ekonomi petani,” katanya didampingi Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan, Joko Samiyono.
(Baca juga:Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian)
Sebagaimana diketahui, sumber inovasi pertanian di tingkat pusat berasal dari Badan Litbang Pertanian Kementan dan user-nya adalah BPPSDMP, direktorat jenderal teknis, pelaku usaha dan pelaku utama (petani).
“Peran penyuluh sebagai motivator sangat penting bagi petani. Saluran diseminasi yang digunakan dapat berupa demplot, gelar teknologi, temu lapang, atau pertemuan kelompok,” kata Kapusluh Leli Nuryati.
Gerakan massal diseminasi teknologi didukung 5.698 Balai Penyuluhan Pertanian sebagai Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani). “KostraTani tempat kita berkumpul dengan cara-cara baru. Kita tinggalkan pola lama. Cara usang yang tidak cocok lagi untuk mengelola pertanian. Kita gunakan pendekatan teknologi 4.0, untuk satukan petani dengan penyuluh. Kita hapus sekat pusat dan daerah,” katanya mengutip Mentan Syahrul.
Komitmen Kementan membangun pertanian maju, mandiri dan modern dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi via virtual meeting di Jakarta, Jumat (18/12) pada program Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) yang dipusatkan di Agriculture Operation Room (AOR) BPPSDMP, di bawah koordinasi Kapusluh Leli Nuryati.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)
“Inshaa Allah pada 2021, kita akan berdayakan penyuluh. Kita tingkatkan kemampuan petani melalui diseminasi teknologi. Juga petani milenial dan kelompok wanita tani. Semua kita berdayakan,” kata Dedi Nursyamsi pada program MSPP.
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengingatkan instruksi dan arahan Menteri Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa insan pertanian di pusat dan daerah mengemban tugas dan kewajiban yang sangat mulia, yaitu menjamin ketersediaan pangan rakyat.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
“SDM pertanian adalah kontributor terbesar peningkatan produktivitas. SDM pertanian terus kita bangun maka produktivitas akan meningkat, menjamin ketersediaan pangan 260 juta jiwa,” kata Dedi.
Kapusluh Leli Nuryati menyatakan pengerahan 40.835 penyuluh di bawah koordinasi Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan) merupakan aktivitas komunikasi vital, mendorong proses penyebaran dan penerapan teknologi dalam suatu sistem sosial pedesaan.
“Permasalahan diseminasi inovasi pertanian, umumnya terkait kesenjangan adopsi teknologi, kesenjangan hasil dan kendala sosial ekonomi petani,” katanya didampingi Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan - Pusluhtan, Joko Samiyono.
(Baca juga:Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian)
Sebagaimana diketahui, sumber inovasi pertanian di tingkat pusat berasal dari Badan Litbang Pertanian Kementan dan user-nya adalah BPPSDMP, direktorat jenderal teknis, pelaku usaha dan pelaku utama (petani).
“Peran penyuluh sebagai motivator sangat penting bagi petani. Saluran diseminasi yang digunakan dapat berupa demplot, gelar teknologi, temu lapang, atau pertemuan kelompok,” kata Kapusluh Leli Nuryati.
Gerakan massal diseminasi teknologi didukung 5.698 Balai Penyuluhan Pertanian sebagai Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani). “KostraTani tempat kita berkumpul dengan cara-cara baru. Kita tinggalkan pola lama. Cara usang yang tidak cocok lagi untuk mengelola pertanian. Kita gunakan pendekatan teknologi 4.0, untuk satukan petani dengan penyuluh. Kita hapus sekat pusat dan daerah,” katanya mengutip Mentan Syahrul.
(dar)