Baca juga : Harga 'Sultan', Acer Rilis Laptop dengan Porsche Design
"Biaya pungli, macam-macam lah. Bapak-bapak CEO ini pasti tahu. Dulu pengalaman saya masih jadi pengusaha, biaya Abu Nawas paling banyak ini," ujar Bahlil dalam acara yang digelar secara virtual, Kamis (21/1/2021).
(Baca juga: Ngeri! Terungkap Banyak Hantu Berdasi Bikin Investasi Mangkrak Rp708 Triliun )
Baca Juga:
Kata dia, biaya Abu Nawas itu yang membuat produk yang dihasilkan tidak kompetitif. Pasalnya, perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra dan terpaksa membebankannya ke harga jual.
Baca juga : Dibungkam Non-unggulan, Anthony Ginting: Dia Pintar dan Memegang Kendali
Terbukti dari rasio produktivitas atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang masih mencapai 6,6. Angka itu lebih tinggi dari negara tetangga seperti Malaysia 4,5, Filipina 3,7, Thailand 4,4 dan Vietnam 4,6. Semakin tinggi ICOR, maka artinya tingkat efisiensi semakin rendah.
(Baca juga: Jika Pembatasan Kegiatan Sampai Jilid III, Pengusaha: Dirumah Ajalah, Kunci Toko )
"Nah biaya Abu Nawas ini hanya bisa diselesaikan dengan cara-cara transparan. Makanya izin-izin sekarang tidak boleh lagi pakai manual, kita sudah berbasis semua elektronik, berbasis OSS (Online Single Submission) dan transparan. Bagi pengusaha sebenarnya adalah aksesnya harus mudah, kemudian kecepatan, transparansi dan kalau bisa lebih murah, itu lebih paten lagi," tandasnya.
(ind)