Demi Ekonomi Wilayah Ganjar, Pembangunan KIT Batang Dikebut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong upaya percepatan pembangunan kawasan industri terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Akselerasi pembangunan ini diyakini dapat memacu perekonomian daerah dan nasional, terutama untuk pemulihan kembali akibat pandemi Covid-19.
“Diharapkan KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang, khususnya dan Jawa Tengah secara umum,” kata Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/7/2021).
Baca Juga: Disetujui Kemenkeu, Tol Trans Sumatera Dipastikan Tak Ada Penundaan
Menurut Warsito, pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD yang cukup besar. Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara. ( Baca juga:Penerapan Ekonomi Sirkular Beri Banyak Keuntungan Sektor Industri )
“Strategi pengembangan KIT Batang tentu dengan pemberian insentif sebagai kawasan industri prakarsa pemerintah, yang saat ini peraturannya sedang disusun oleh Kemenperin,” terangnya.
Pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
“Kemenperin sangat intens berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk BUMN yang ada dalam konsorsium. Kami juga berharap dukungan dari DPR dalam upaya percepatan pembangunan KIT Batang,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gede Sumarjaya Linggih mengemukakan Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan di pasar ekonomi global. Hal ini karena Indonesia dinilai sebagai tujuan utama untuk investasi, khususnya para investor global dalam pengembangan industri berkelanjutan.
“Salah satu wilayah yang punya potensi menjanjikan dalam upaya mendukung sasaran tersebut, yakni pengembangan KIT Batang,” jelasnya.
KIT Batang akan menjadi salah satu pusat manufaktur, dengan memiliki total luas 4.300 hektare yang mengusung konsep smart dan sustainable. ( Baca juga:Terjaring Razia Ganjil Genap di Bogor, Ayu Ting Ting Putar Balik )
Bupati Batang Wihaji menyampaikan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan KIT Batang akan mendukung tujuan pemerintah dalam upaya penciptaan lapangan kerja. Saat ini sudah terbentuk joint venture dengan nama perusahaan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
“PT Pembangunan Perumahan (PP) memiliki saham 35%, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar 30%, PTPN IX dengan 25%, dan Perusda Batang juga punya 10%,” ungkapnya.
“Diharapkan KIT Batang dapat menjadi bounce back project yang menawarkan pengembangan ekonomi baru di wilayah Batang, khususnya dan Jawa Tengah secara umum,” kata Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/7/2021).
Baca Juga: Disetujui Kemenkeu, Tol Trans Sumatera Dipastikan Tak Ada Penundaan
Menurut Warsito, pengembangan kawasan industri bisa menjadi pusat ekonomi baru di wilayah tersebut, dengan mendatangkan APBD yang cukup besar. Hal ini telah terbukti melalui pembangunan kawasan industri IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah, dan kawasan industri IWIP di Halmahera Tengah, Maluku Utara. ( Baca juga:Penerapan Ekonomi Sirkular Beri Banyak Keuntungan Sektor Industri )
“Strategi pengembangan KIT Batang tentu dengan pemberian insentif sebagai kawasan industri prakarsa pemerintah, yang saat ini peraturannya sedang disusun oleh Kemenperin,” terangnya.
Pengembangan KIT Batang sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2019 dan Perpres Nomor 109 Tahun 2020.
“Kemenperin sangat intens berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait lainnya, termasuk BUMN yang ada dalam konsorsium. Kami juga berharap dukungan dari DPR dalam upaya percepatan pembangunan KIT Batang,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Gede Sumarjaya Linggih mengemukakan Indonesia berpeluang besar menjadi kekuatan di pasar ekonomi global. Hal ini karena Indonesia dinilai sebagai tujuan utama untuk investasi, khususnya para investor global dalam pengembangan industri berkelanjutan.
“Salah satu wilayah yang punya potensi menjanjikan dalam upaya mendukung sasaran tersebut, yakni pengembangan KIT Batang,” jelasnya.
KIT Batang akan menjadi salah satu pusat manufaktur, dengan memiliki total luas 4.300 hektare yang mengusung konsep smart dan sustainable. ( Baca juga:Terjaring Razia Ganjil Genap di Bogor, Ayu Ting Ting Putar Balik )
Bupati Batang Wihaji menyampaikan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pembangunan KIT Batang akan mendukung tujuan pemerintah dalam upaya penciptaan lapangan kerja. Saat ini sudah terbentuk joint venture dengan nama perusahaan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
“PT Pembangunan Perumahan (PP) memiliki saham 35%, Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar 30%, PTPN IX dengan 25%, dan Perusda Batang juga punya 10%,” ungkapnya.
(uka)