Prospek Bisnis KEK Lido, Diyakini Jadi Mesin Penggerak Pariwisata Nasional
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat optimistis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido bakal menjadi motor penggerak pariwisata nasional . Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik menyatakan, sejak awal, pihaknya mendukung penuh KEK Lido hingga Dewan Nasional Ekonomi Khusus menyetujui pembentukan KEK Lido.
"Sejak awal pengajuan Lido sebagai KEK, kami memberikan dukungan penuh baik saat pembahasan awal sampai dengan penerbitan rekomendasi gubernur," kata Dedi di Bandung, Senin (15/2/2021).
Menurut Dedi, KEK Lido sebagai kawasan khusus berbasis pariwisata akan bergerak secara bisnis pada pengembangan atraksi wisata, seperti theme park kelas dunia, golf course, serta retail.
Rencananya, di kawasan tersebut juga akan dikembangkan akomodasi berupa luxury resort, hotel berbintang, pengembangan transit oriented development (TOD), dan pengembangan ekonomi kreatif (studio film dan festival musik).
Dari prospek bisnis, lanjut Dedi, kehadiran theme park yang akan dibangun di dalam KEK Lido diprediksi mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) hingga mencapai 63,4 juta orang sampai 2038 atau rata-rata 3,17 juta wisatawan per tahun.
Tidak hanya itu, KEK Lido yang terletak di Kabupaten Bogor itu sangat berpeluang menjadi mesin pendorong pariwisata nasional karena berada di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Halimun-Bogor dan sekitarnya sekaligus menjadi pendorong kebijakan Jabar sebagai Kawasan Khusus Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP).
"Diharapkan, ke depan, KEK Lido mampu menarik investasi jutaan dollar (Amerika) ke Jawa Barat, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perekonomian lokal dan regional," katanya.
Diketahui, Dewan Nasional Ekonomi Khusus menyetujui pembentukan dua KEK baru, yaitu KEK Lido di Provinsi Jabar dan KEK JIIPE di Provinsi Jawa Timur pada sidang Dewan Nasional Ekonomi Khusus yang digelar pada 10 Februari 2021 lalu.
KEK Lido menjadi KEK pertama dari tujuh KEK yang akan dikembangkan di Provinsi Jabar. Dibangun di atas lahan seluas lebih dari 1.000 hektare ini, KEK Lido diyakini mampu mendongkrak sektor pariwisata di Jabar, khususnya di kawasan Bogor dan Sukabumi.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, KEK Lido bisa menjadi area wisata komprehensif pertama di Jabar yang berada dalam satu kawasan. Dengan begitu, kata dia, salah satu keunggulannya adalah devisa dari luar negeri datang lebih cepat dan mudah.
"Pariwisata Jabar indah, hanya belum ada yang sifatnya komprehensif karena itu kita mengajak investor untuk membangun pariwisata yang skala komprehensif. Ternyata di Lido ini grup MNC punya lahan lebih dari seribu hektar dan komprehensif," tutur Emil, sapaan akrabnya saat meninjau lokasi KEK Lido, beberapa waktu lalu.
Dia menyebutkan, dalam pengembangan KEK Lido, tenaga kerja yang dapat diserap ditargetkan mencapai 25.000 orang hingga 2038 mendatang.
"PAD (pendapatan asli daerah) juga akan meningkat. Dan yang terpenting pertumbuhan ekonomi kita akan naik oleh kehadiran hanya di satu titik (Lido) ini saja," kata Emil.
"Sejak awal pengajuan Lido sebagai KEK, kami memberikan dukungan penuh baik saat pembahasan awal sampai dengan penerbitan rekomendasi gubernur," kata Dedi di Bandung, Senin (15/2/2021).
Menurut Dedi, KEK Lido sebagai kawasan khusus berbasis pariwisata akan bergerak secara bisnis pada pengembangan atraksi wisata, seperti theme park kelas dunia, golf course, serta retail.
Rencananya, di kawasan tersebut juga akan dikembangkan akomodasi berupa luxury resort, hotel berbintang, pengembangan transit oriented development (TOD), dan pengembangan ekonomi kreatif (studio film dan festival musik).
Dari prospek bisnis, lanjut Dedi, kehadiran theme park yang akan dibangun di dalam KEK Lido diprediksi mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) hingga mencapai 63,4 juta orang sampai 2038 atau rata-rata 3,17 juta wisatawan per tahun.
Tidak hanya itu, KEK Lido yang terletak di Kabupaten Bogor itu sangat berpeluang menjadi mesin pendorong pariwisata nasional karena berada di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Halimun-Bogor dan sekitarnya sekaligus menjadi pendorong kebijakan Jabar sebagai Kawasan Khusus Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP).
"Diharapkan, ke depan, KEK Lido mampu menarik investasi jutaan dollar (Amerika) ke Jawa Barat, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan perekonomian lokal dan regional," katanya.
Diketahui, Dewan Nasional Ekonomi Khusus menyetujui pembentukan dua KEK baru, yaitu KEK Lido di Provinsi Jabar dan KEK JIIPE di Provinsi Jawa Timur pada sidang Dewan Nasional Ekonomi Khusus yang digelar pada 10 Februari 2021 lalu.
KEK Lido menjadi KEK pertama dari tujuh KEK yang akan dikembangkan di Provinsi Jabar. Dibangun di atas lahan seluas lebih dari 1.000 hektare ini, KEK Lido diyakini mampu mendongkrak sektor pariwisata di Jabar, khususnya di kawasan Bogor dan Sukabumi.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan, KEK Lido bisa menjadi area wisata komprehensif pertama di Jabar yang berada dalam satu kawasan. Dengan begitu, kata dia, salah satu keunggulannya adalah devisa dari luar negeri datang lebih cepat dan mudah.
"Pariwisata Jabar indah, hanya belum ada yang sifatnya komprehensif karena itu kita mengajak investor untuk membangun pariwisata yang skala komprehensif. Ternyata di Lido ini grup MNC punya lahan lebih dari seribu hektar dan komprehensif," tutur Emil, sapaan akrabnya saat meninjau lokasi KEK Lido, beberapa waktu lalu.
Dia menyebutkan, dalam pengembangan KEK Lido, tenaga kerja yang dapat diserap ditargetkan mencapai 25.000 orang hingga 2038 mendatang.
"PAD (pendapatan asli daerah) juga akan meningkat. Dan yang terpenting pertumbuhan ekonomi kita akan naik oleh kehadiran hanya di satu titik (Lido) ini saja," kata Emil.
(akr)