Ini Langkah Mengatasi Daya Saing Logistik yang Masih Keok oleh Para Jiran

Jum'at, 19 Februari 2021 - 22:23 WIB
loading...
Ini Langkah Mengatasi Daya Saing Logistik yang Masih Keok oleh Para Jiran
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA -

Daya saing logistik Indonesia masih kalah dari negara-negara tetangga. Sebut saja Singapura yang berada di peringkat teratas negara Asia Tenggara dengan nilai (4,0), lalu Thailand (3,41), Vietnam (3,27) hingga Malaysia (3,22).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan, melihat data tersebut perlu sebuah langkah untuk meningkatkan kinerja logistik daam negeri. Salah satu upaya peningkatan indeks ini perlu dilakukan sehingga transportasi laut perlu dikelola dengan baik guna menunjang perekonomian nasional.

Apalagi, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki dua per tiga wilayah berupa lautan. Dalam kondisi ini, untuk dapat melakukan pendistribusian logistik ke seluruh Indonesia, diperlukan sarana transportasi laut. ( Baca juga:BI Sanjung Kaum Milenial yang Gerakkan Ekonomi Digital )

“Rantai suplai makanan merupakan tulang punggung perdagangan dan bisnis internasional,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (19/2/2021).

Namun dengan adanyapandemi Covid-19 di Indonesia, serta terjadinya berbagai pembatasan penumpang sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran virus, berimbas pada aktivitas transportasi laut. Perlu ada penanganan khusus dan pengambilan kebijakan yang ketat.

“Dengan adanya pandemi ini, dibutuhkan penanganan khusus berupa peraturan dan pengambilan kebijakan yang tepat,” kata Hayati.

Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah menjalankan program tol laut yang sangat efisien sebagai sarana distribusi pangan ke seluruh wilayah di Indonesia. Sistem logistik ini masuk ke dalam cakupan kebijakan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) ke depannya.

“Tol laut sangat efektif karena secara rutin dan terjadwal menjangkau dan mendistribusikan logistik ke daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP),” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Antoni Arif Priadi mengatakan, evaluasi tol laut pada masa pandemi cukup positif. Beberapa evaluasi tersebut antara lain program tol laut berdampak pada penurunan tingkat harga barang kebutuhan pokok dengan variasi sebesar -3,1%.

Program tol laut juga berdampak pada penurunan disparitas harga barang kebutuhan pokok antara Kawasan barat dan Timur Indonesia dengan variasi sebesar -14,1. Kemudian program ini juga telah memberikan dampak positif bagi penurunan biaya logistik end-to-end dalam pendistribusian barang kebutuhan pokok yaitu sebesar -5,5% (rata-rata nasional).

Selain tol laut, ada beberapa kebijakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja logistik lewat laut. Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo III Kokok Susanto mengatakan, kunci utama meningkatnya kinerja pelabuhan adalah dengan tersedianya infrastruktur yang bagus. ( Baca juga:Konsep Zakat Thariqah Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani yang Bikin Bangkrut )

Selain itu dirinya juga mengemukakan beberapa stimulus untuk para eksportir. Antara lain melakukan early open stake dari semula hanya tiga hari menjadi lima hari sehingga para eksportir dapat meningkatkan efisiensi sebesar 65%, empty import yang semula tiga hari menjadi tujuh hari sehingga efisiensi yang diterima para eksportir sebesar 44%, dan menurunkan biaya container handling charge (CHC) sebesar 35%.

“Kami juga berkolaborasi dengan teman-teman bea cukai dan karantina. Kami menciptakan tempat pemeriksaan fisik terpadu (TPFT) yang biasanya pemeriksaan fisik dua kali, kita paketkan menjadi satu, dan di situ kita hitung efisiensinya 38% hinga 49%, dan yang terakhir stimulusnya adalah memberikan kebijakan jangka waktu pembayaran mundur 30 hari,” jelasnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0605 seconds (0.1#10.140)