Bidik Pasar Jepang, Produk UMKM Asal Sulawesi Utara Mejeng di Japan Fodex 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Sulawesi Utara (Sulut) berhasil mejeng di Japan Fodex 2021. Beberapa produk andalan daerah tersebut di antaranya adalah ikan tuna, durian palu, pala, serta olahan hasil kelautan dan perikanan.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, booth Sulut perlu ada di Fodex 2021 karena adanya penerbangan kargo langsung dari Manado ke Haneda, Tokyo.
“Betul, saya secara khusus menelepon atase perdagangan di Tokyo agar booth Sulut ini ada di Fodex 2021. Kita ingin meningkatkan promosi agar arus kargo langsung dari Manado ke Jepang bisa dimanfaatkan optimal,” kata Jerry menjawab pertanyaan wartawan di Manado, Sabtu (12/3/2021). ( Baca juga:UMKM Tumbuh Pesat, Wali Kota Banda Aceh Gencar Perangi Praktik Rentenir )
Penerbangan kargo itu membawa beberapa produk unggulan Sulut khususnya dan Sulawesi umumnya, seperti ikan tuna yang memasok kebutuhan ikan segar premium untuk masakan Jepang. Seiring waktu, bukan hanya tuna, penerbangan kargo itu mulai memuat produk-produk lainnya termasuk durian Palu, pala, olahan hasil kelautan dan pertanian.
Langkah konkret Wamendag ini diyakini akan meningkatkan penetrasi UMKM di pasar ekspor khususnya Jepang. Selain memanfaatkan penerbangan kargo langsung, upaya ini juga dalam rangka meningkatkan peran UMKM daerah dalam pemanfaatan kerja sama perdagangan.
Untuk diketahui, Indonesia dan Jepang saat ini terikat dalam beberapa perjanjian perdagangan baik bilateral maupun regional. Dalam level bilateral Indonesia dan Jepang misalnya, terjalin dalam kerja sama IJ-EPA. Sedangkan di kerja sama regional keduanya terjalin dalam ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
“Ada banyak perjanjian perdagangan yang sudah kita tandatangani dan sedang kita lanjutkan perundingannya. Saya berharap bahwa UMKM daerah bisa terinformasi dengan baik dan kemudian aktif memanfaatkan perjanjian perdagangan ini,” tambah Wamendag.
Pasar Jepang sendiri cukup menyukai hasil produk Sulut. Yang paling terkenal tentu saja adalah ikan tuna segar yang menjadi bahan sashimi, sushi, dan lain-lain. ( Baca juga:Awas Sertifikat Tanah Palsu, Sudah 40 Kasus di Jawa Timur )
Wamendag Jerry Sambuaga mengharapkan ada diversifikasi produk yang bisa menjadi andalan ke Jepang. Oleh karena itu, menurut Wamen millenial itu, pelaku perlu melihat karakter konsumen Jepang. Selain itu, dengan adanya pandemi, ia melihat produk-produk alami dan sehat akan makin banyak diminati.
“Kita perlu meningkatkan kemampuan dalam pemasaran, khususnya dalam merekam karakter konsumen serta data-data perilaku mereka. Ini penting agar produk kita bisa tepat sasaran dan makin diterima,” tutup Wamendag.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, booth Sulut perlu ada di Fodex 2021 karena adanya penerbangan kargo langsung dari Manado ke Haneda, Tokyo.
“Betul, saya secara khusus menelepon atase perdagangan di Tokyo agar booth Sulut ini ada di Fodex 2021. Kita ingin meningkatkan promosi agar arus kargo langsung dari Manado ke Jepang bisa dimanfaatkan optimal,” kata Jerry menjawab pertanyaan wartawan di Manado, Sabtu (12/3/2021). ( Baca juga:UMKM Tumbuh Pesat, Wali Kota Banda Aceh Gencar Perangi Praktik Rentenir )
Penerbangan kargo itu membawa beberapa produk unggulan Sulut khususnya dan Sulawesi umumnya, seperti ikan tuna yang memasok kebutuhan ikan segar premium untuk masakan Jepang. Seiring waktu, bukan hanya tuna, penerbangan kargo itu mulai memuat produk-produk lainnya termasuk durian Palu, pala, olahan hasil kelautan dan pertanian.
Langkah konkret Wamendag ini diyakini akan meningkatkan penetrasi UMKM di pasar ekspor khususnya Jepang. Selain memanfaatkan penerbangan kargo langsung, upaya ini juga dalam rangka meningkatkan peran UMKM daerah dalam pemanfaatan kerja sama perdagangan.
Untuk diketahui, Indonesia dan Jepang saat ini terikat dalam beberapa perjanjian perdagangan baik bilateral maupun regional. Dalam level bilateral Indonesia dan Jepang misalnya, terjalin dalam kerja sama IJ-EPA. Sedangkan di kerja sama regional keduanya terjalin dalam ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
“Ada banyak perjanjian perdagangan yang sudah kita tandatangani dan sedang kita lanjutkan perundingannya. Saya berharap bahwa UMKM daerah bisa terinformasi dengan baik dan kemudian aktif memanfaatkan perjanjian perdagangan ini,” tambah Wamendag.
Pasar Jepang sendiri cukup menyukai hasil produk Sulut. Yang paling terkenal tentu saja adalah ikan tuna segar yang menjadi bahan sashimi, sushi, dan lain-lain. ( Baca juga:Awas Sertifikat Tanah Palsu, Sudah 40 Kasus di Jawa Timur )
Wamendag Jerry Sambuaga mengharapkan ada diversifikasi produk yang bisa menjadi andalan ke Jepang. Oleh karena itu, menurut Wamen millenial itu, pelaku perlu melihat karakter konsumen Jepang. Selain itu, dengan adanya pandemi, ia melihat produk-produk alami dan sehat akan makin banyak diminati.
“Kita perlu meningkatkan kemampuan dalam pemasaran, khususnya dalam merekam karakter konsumen serta data-data perilaku mereka. Ini penting agar produk kita bisa tepat sasaran dan makin diterima,” tutup Wamendag.
(uka)