Nikmatnya Konsep Bagi Hasil di Bank Syariah: Lolos dari Hantaman Pandemi

Rabu, 17 Maret 2021 - 17:18 WIB
loading...
Nikmatnya Konsep Bagi Hasil di Bank Syariah: Lolos dari Hantaman Pandemi
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kinerja sektor perbankan syariah di Indonesia dinilai tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19 . Fleksibilitas tersebut disebabkan adanya penerapan konsep bagi hasil.

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menyebut, loss sharing tersebut memberikan fleksibilitas bagi industri perbankan syariah di tengah ketidakpastian ekonomi dan kesehatan di dalam negeri. ( Baca juga:Cost of Fund Turun, Bos BSI Pede Bersaing dengan Bank Konvensional )

“Konsep bagi hasil atau kami namakan profit dan loss sharing ini memberikan fleksibilitas, baik pemilik dana maupun perbankan untuk bisa melakukan adjustment pada saat kondisi kurang menguntungkan,” ujar dia dalam Webinar Rabu (17/3/2021).

Sepanjang 2020, pertumbuhan aset perbankan syariah dan dana pihak ketiga tercatat positif. Sset tumbuh double digit sebesar 13,11%, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 11,88%, sementara di sektor pembiayaan naik 8,08%.

Meski begitu, Hery mengakui penetrasi industri perbankan syariah di indonesia masih tercatat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara muslim, seperti Turki, Yordania, dan Malaysia. Dari data Kementerian BUMN, penetrasi bank syariah Indonesia berada di level 4,1%, Malaysia 29%, Yordania 16,4%, dan Turki 6,1%.

Rendahnya penetrasi syariah inilah menjadi salah satu alasan Menteri BUMN Erick Thohir melakukan merger tiga bank syariah BUMN. Langkah itu dibarengi dengan proyeksi bahwa Bank Syariah Indonesia akan mampu menempati posisi terbaik sebagai bank syariah di tingkat global. Proyeksi itu pun seiring dengan potensi pengembangan modal bank syariah BUMN yang mencapai Rp225 triliun.

"Kita ingin hasil merger ini bisa membuktikan sebagai negara mayoritas muslim punya bank syariah kuat secara fundamental. Dan kalau berjalan baik, hasilnya masuk top 10 secara aset dengan modal pada Februari ini di awal Rp225 triliun. Ini menjadi nilai kompetitif yang kita bisa bersaing dengan bank lain," kat Erick. ( Baca juga:Suzuki Jimny Versi Lebih Panjang Terlihat Berkeliaran di Jalan )

Kepemilikan modal dan aset besar membuat Bank Syariah Indonesia bisa meraih kepercayaan nasabah lebih tinggi dan mampu menekan biaya yang diperlukan untuk menyalurkan pembiayaan.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1586 seconds (0.1#10.140)