Kasus Aktif Covid-19 RI Turun, Pemerintah Pede Ekonomi Segera Membaik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mencatat, persentase kasus aktif Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan signifikan. Angka penurunan terjadi karena adanya penerapan kebijakan PPKM dan pelaksanaan program vaksinasi nasional.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, angka kesembuhan dan penurunan kasus di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Dengan begitu, dia meyakini perekonomian nasional akan membaik pada tahun ini.
"Tingkat kesembuhan dan kasus aktif (Indonesia) lebih baik dibandingkan angka global. Kemudian, terjadi tren penurunan persentase kasus aktif dan tingkat kematian, dan tren kenaikan persentase kesembuhan. Bahwa di 2021 ini, pemerintah yakin perekonomian Indonesia akan dapat tumbuh dan penyebaran Covid-19 juga akan dapat ditekan," ujar Airlangga, (2/4/2021).
Proses perbaikan ekonomi nasional sendiri didukung dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang didorong di sisi permintaan dan penawaran. Alokasi anggaran PEN di 2021 tercatat sebesar Rp699,43 triliun.
Jumlah itu meningkat dibandingkan realiasi PEN di tahun lalu yang sebesar Rp579,78 triliun. Khusus untuk dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), telah dialokasikan anggaran PEN sebesar Rp184,83 triliun.
Anggaran untuk dukungan UMKM dan pembiayaan Korporasi diberikan melalui enam stimulus, yaitu subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, insentif pajak, dan restrukturisasi kredit.
"Pemerintah memberikan prioritas kepada pemulihan UMKM karena perannya yang strategis bagi perekonomian nasional. UMKM berkontribusi 61,1% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97% dari total angkatan kerja (116,9 juta tenaga kerja)," katanya.
Sebelumnya, beberapa lembaga internasional, seperti Bank Dunia, OECD, ADB dan IMF memproyeksikan pertumbuhan Indonesia berada pada kisaran 4,4-4,9% di 2021 dan 4,8-6,0% di 2022. Proyeksi ini sejalan dengan optimisme pemerintah Indonesia yang memperkirakan perekonomian nasional tumbuh pada kisaran 4,5-5,3% di 2021.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, angka kesembuhan dan penurunan kasus di Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Dengan begitu, dia meyakini perekonomian nasional akan membaik pada tahun ini.
"Tingkat kesembuhan dan kasus aktif (Indonesia) lebih baik dibandingkan angka global. Kemudian, terjadi tren penurunan persentase kasus aktif dan tingkat kematian, dan tren kenaikan persentase kesembuhan. Bahwa di 2021 ini, pemerintah yakin perekonomian Indonesia akan dapat tumbuh dan penyebaran Covid-19 juga akan dapat ditekan," ujar Airlangga, (2/4/2021).
Proses perbaikan ekonomi nasional sendiri didukung dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang didorong di sisi permintaan dan penawaran. Alokasi anggaran PEN di 2021 tercatat sebesar Rp699,43 triliun.
Jumlah itu meningkat dibandingkan realiasi PEN di tahun lalu yang sebesar Rp579,78 triliun. Khusus untuk dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), telah dialokasikan anggaran PEN sebesar Rp184,83 triliun.
Anggaran untuk dukungan UMKM dan pembiayaan Korporasi diberikan melalui enam stimulus, yaitu subsidi bunga UMKM, bantuan produktif usaha mikro, subsidi imbal jasa penjaminan (IJP), penempatan dana pada bank umum, insentif pajak, dan restrukturisasi kredit.
"Pemerintah memberikan prioritas kepada pemulihan UMKM karena perannya yang strategis bagi perekonomian nasional. UMKM berkontribusi 61,1% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap 97% dari total angkatan kerja (116,9 juta tenaga kerja)," katanya.
Sebelumnya, beberapa lembaga internasional, seperti Bank Dunia, OECD, ADB dan IMF memproyeksikan pertumbuhan Indonesia berada pada kisaran 4,4-4,9% di 2021 dan 4,8-6,0% di 2022. Proyeksi ini sejalan dengan optimisme pemerintah Indonesia yang memperkirakan perekonomian nasional tumbuh pada kisaran 4,5-5,3% di 2021.
(fai)