Harga Gas USD6 per MMBTU Tak Dievaluasi, Mata Rantai Bisnis Gas Bisa Mati Bareng-bareng

Jum'at, 16 April 2021 - 21:27 WIB
loading...
Harga Gas USD6 per MMBTU...
Ilustrasi. FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur gas semakin mendesak dilakukan guna mendukung pemanfaatan gas bumi nasional. Namun demikan, guna mewujudkan hal tersebut perlu dukungan investasi karena sebagian besar cadangan dan produksi gas 85% berada di wilayah timur Indonesia.

"Kondisi itu berbanding terbalik karena 85% pengguna berada di wilayah barat. Sehingga mau tidak mau infrastruktur menjadi kunci dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional," ujar Direktur Eksekutif Refomainer Institute Komaidi Notonegoro dalam acara diskusi virtual, Jumat (16/4/2021).



Menurut dia mewujudkan pemanfaatan gas bumi dari Sabang-Merauke tidaklah mudah. Pasalnya membutuhkan biaya yang cukup besar. Sebab itu, membutuhkan dukungan dari pemerintah. Seperti halnya distribusi gas tidak bisa dibawa begitu saja karena harus diubah dalam bentuk gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG).

Namun demikian, proses tersebut membutuhkan biaya tambahan sehingga harganya menjadi lebih mahal. Di samping itu, pengangkutan gas bumi juga bisa dilakukan dengan membangun pipa transmisi distribusi tentu tetap harus mempertimbangkan keekonomian proyek serta butuh komitmen dari pembeli gas yang melintas pipa tersebut. "Ini seperti investasi di jalan tol akan menghitung berapa yang lewat sampai investasi kembali, di gas juga begitu," tutur Komaidi.

Namun saat ini seluruh rantai bisnis gas sedang mengalami kesulitan, sebab adanya penetapan harga gas sebesar USD6 per MMBTU. Adapun kebijakan tersebut membuat keuntungan badan usaha tipis bahkan rugi sehingga sulit berinvestasi sehingga perlu di evaluasi. Pasalnya, jika tidak maka mata rantai bisnis gas bisa mati bersamaan. "Ini akar permasalahannya bukan hanya dialami PGN, tapi seluruh mata rantai bisnis gas. Saya rasa bisa mati bareng-bareng," tuturnya.



Hal senada juga dikatakan Mantan Dosen Univestistas Pertamina Dian Nurul Fitria. Ia beranggapan pembangunan infrastruktur gas belum massif padahal telah digadang-gadang pemerintah guna meningkatkan keandalan ketahanan energi nasional. "Memang situasi ini penting buat Indoensia karena kita pulau-pulau sehingga transmisi pipa gas sangat dibutuhhkan," pungkasnya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Skema Baru HGBT Disambut...
Skema Baru HGBT Disambut Kalangan Pengusaha, Perkuat Daya Saing dan Beri Kepastian
Gas Murah Industri Dipastikan...
Gas Murah Industri Dipastikan Lanjut, Berikut Skema Baru HGBT dan 7 Sektor Penerimanya
Harga Gas Industri Bakal...
Harga Gas Industri Bakal Naik, Bahlil: Sudah Tak lagi USD6 per MMBTU
Pemerintah Didorong...
Pemerintah Didorong Evaluasi Harga Gas Bumi
4 Perusahaan Baru Penikmat...
4 Perusahaan Baru Penikmat Gas Murah Industri, Intip Daftarnya
Resmi, Program Harga...
Resmi, Program Harga Gas Murah 7 Sektor Industri Dilanjutkan
Risiko Ekonomi Meningkat,...
Risiko Ekonomi Meningkat, Pemerintah Perlu Hati-hati Kelola Anggaran
Industri Oleokimia Minta...
Industri Oleokimia Minta Insentif Harga Gas Murah Dilanjutkan
Habiskan Subsidi Rp45...
Habiskan Subsidi Rp45 T dari APBN, Program Gas Murah Industri Tertentu Dievaluasi
Rekomendasi
Usulan Pergantian Wapres...
Usulan Pergantian Wapres Gibran Dinilai Mustahil Terjadi dan Inkonstitusional
Marak Kasus Pelecehan...
Marak Kasus Pelecehan Seksual Dokter PPDS, IDI Sebut Rumah Sakit Harus Tanggung Jawab
Hari Bumi, MNC Peduli...
Hari Bumi, MNC Peduli dan Park Hyatt Jakarta Gelar Edukasi dan Salurkan Makanan ke Warga Lebak Bulus
Berita Terkini
Waroeng Tani, Bukti...
Waroeng Tani, Bukti Nyata Manfaat Pendanaan BRI untuk Bisnis hingga Lintas Generasi
17 menit yang lalu
100 Tahun Jaringan KRL,...
100 Tahun Jaringan KRL, KAI Akhirnya Pakai Kereta Buatan Dalam Negeri
32 menit yang lalu
SIG Dorong Pertanian...
SIG Dorong Pertanian Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan
1 jam yang lalu
Wisatawan Asing Mulai...
Wisatawan Asing Mulai Berkurang, Ekonomi AS Diprediksi Rugi Rp1.511 Triliun
1 jam yang lalu
Jadwal Pencairan Gaji...
Jadwal Pencairan Gaji ke-13 PNS dan Pensiunan 2025, Ini Nominalnya
1 jam yang lalu
AS Selangkah Lagi Segel...
AS Selangkah Lagi Segel Harta Karun Logam Tanah Jarang Ukraina
2 jam yang lalu
Infografis
Ukraina Akui Jet tempur...
Ukraina Akui Jet tempur F-16 AS Tak Bisa Tandingi Su-35 Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved