Kemnaker Ajak Gojek Tingkatkan Kerja Sama Perluasan Kesempatan Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untuk perluasan kesempatan kerja, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus berusaha menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Ini untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional saat pandemi Covid-19. Salah satunya yakni menginisiasi gerakan perekonomian rakyat dan perluasan kesempatan kerja dengan Gojek.
Menaker Ida Fauziyah mengatakan, selama ini Gojek dinilai berhasil memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Tidak hanya itu, Gojek juga telah memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang mencari pekerjaan sehingga banyak hal yang bisa diinisiasi Kemnaker untuk bekerja sama dengan Gojek.
"Misalnya informasi tentang pelatihan vokasi, informasi pasar kerja bisa dimasukkan pada aplikasi Gojek. Mungkin ada juga misalnya lewat Gopay, bisa menjadi alternatif pembayaran manajemen di ketenagakerjaan dan insentif untuk program vokasi ketenagakerjaan, ini juga bisa," ujar Menaker Ida Fauziyah dalam video conference dengan Co-Chief Executive Officer Go-Jek, Andre Soelistyo dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, di Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Menurut Menaker Ida Fauziyah, Gojek menjadi contoh pemain ekonomi digital yang dapat berkontribusi meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Aplikasi on-demand services pada Gojek dianggap memiliki model bisnis yang inklusif.
Komitmen Gojek untuk mendorong ekonomi digital yang inklusif telah terbukti melalui kontribusinya selama ini. Dalam penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada 2019, Gojek telah berkontribusi berkisar Rp44,2-55 triliun terhadap perekonomian nasional.
"Hasil survei LD FEB UI menyatakan bahwa kehadiran perusahaan aplikasi layanan on-demand Gojek secara efektif mengurangi pengangguran,” kata Menaker Ida.
Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan, Kemnaker melalui Ditjen Binalattas (sekarang Binalatvoktas) telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Gojek pada 20 Mei 2019 lalu. Disebutkan dalam Nota Kesepahaman tersebut, Kemnaker RI akan membantu Gojek untuk meningkatkan kemampuan SDM dari Mitra Gojek melalui pelatihan.
Menaker Ida Fauziyah mengatakan, selama ini Gojek dinilai berhasil memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat. Tidak hanya itu, Gojek juga telah memberikan peluang kerja bagi masyarakat yang mencari pekerjaan sehingga banyak hal yang bisa diinisiasi Kemnaker untuk bekerja sama dengan Gojek.
"Misalnya informasi tentang pelatihan vokasi, informasi pasar kerja bisa dimasukkan pada aplikasi Gojek. Mungkin ada juga misalnya lewat Gopay, bisa menjadi alternatif pembayaran manajemen di ketenagakerjaan dan insentif untuk program vokasi ketenagakerjaan, ini juga bisa," ujar Menaker Ida Fauziyah dalam video conference dengan Co-Chief Executive Officer Go-Jek, Andre Soelistyo dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya, di Jakarta, Rabu (5/5/2021).
Menurut Menaker Ida Fauziyah, Gojek menjadi contoh pemain ekonomi digital yang dapat berkontribusi meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Aplikasi on-demand services pada Gojek dianggap memiliki model bisnis yang inklusif.
Komitmen Gojek untuk mendorong ekonomi digital yang inklusif telah terbukti melalui kontribusinya selama ini. Dalam penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada 2019, Gojek telah berkontribusi berkisar Rp44,2-55 triliun terhadap perekonomian nasional.
"Hasil survei LD FEB UI menyatakan bahwa kehadiran perusahaan aplikasi layanan on-demand Gojek secara efektif mengurangi pengangguran,” kata Menaker Ida.
Menaker Ida Fauziyah mengungkapkan, Kemnaker melalui Ditjen Binalattas (sekarang Binalatvoktas) telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Gojek pada 20 Mei 2019 lalu. Disebutkan dalam Nota Kesepahaman tersebut, Kemnaker RI akan membantu Gojek untuk meningkatkan kemampuan SDM dari Mitra Gojek melalui pelatihan.
(atk)