Billiton Spice Gandeng Manna dan Duo Destination Ekspor Lada ke Jiran
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Billiton Rempah Indonesia, UMKM produsen lada, menggandeng PT Manna Indonesia Group dan Duo Destination Tourism & Business Network Malaysia untuk melakukan ekspor lada ke Malaysia . Ekspor itu membawa merek dagang Billiton Spice.
Indonesia merupakan penghasil lada terbesar ketiga di dunia. Kontribusi pasokan lada Indonesia mencapai 12% di dunia, setelah Vietnam 34% dan Brasil 13%.
Billiton Spice yang memproduksi lada di Kabupaten Belitung telah berkembang sejak 2015. Kualitas produknya dikenal baik hingga membawa Billiton Spice menembus pasar nasional. Billiton Spice juga kerap berpartisipasi dalam festival dan pameran beberapa negara, seperti Malaysia dan Rusia.
Baca juga:Dilarikan ke Rumah Sakit, Anang Hermansyah: Doakan Ya
“Misi kami memajukan lada Bangka-Belitung sebagai produk terbaik di dunia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal,” kata Vivi Widyana, Direktur Utama Billiton, dalam keterangannya, Selasa (22/6/2021).
Setelah pasar nasional, kini giliran pasar negeri Jiran Malaysia yang akan menikmati lada kualitas tinggi Billiton Spice melalui pelepasan ekspor perdana pada 21-23 Juli 2021 di Belitung.
Sedangkan Duo Destination Tourism & Business Network Malaysia selaku mitra pemasaran Billiton Spice, akan menggunakan jaringan eMasjid Global di Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, dan China, platform marketplace yang menawarkan business to consumer (B2C) dan business to business (B2B).
eMasjid mulai beroperasi pada Agustus 2019. eMasjid merupakan bagian dari Duo Destination yang akan memasarkan Billiton Spice, membantu promosi, menerima pesanan dan mengirimkannya ke tangan konsumen.
eMasjid bekerja sama dengan sejumlah e-commerce, seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Blibli untuk pemasaran produk di domestik. Sementara, untuk pasar internasional, eMasjid menggandeng Shopee Thailand, Rakuten di Jepang, dan Taobao dan Alibaba di China.
Kerja sama Billiton Spice dengan Duo Destination Tourism & Business Network terselenggara berkat inisiasi Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo dan Asisten Departemen Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti.
Indonesia merupakan penghasil lada terbesar ketiga di dunia. Kontribusi pasokan lada Indonesia mencapai 12% di dunia, setelah Vietnam 34% dan Brasil 13%.
Billiton Spice yang memproduksi lada di Kabupaten Belitung telah berkembang sejak 2015. Kualitas produknya dikenal baik hingga membawa Billiton Spice menembus pasar nasional. Billiton Spice juga kerap berpartisipasi dalam festival dan pameran beberapa negara, seperti Malaysia dan Rusia.
Baca juga:Dilarikan ke Rumah Sakit, Anang Hermansyah: Doakan Ya
“Misi kami memajukan lada Bangka-Belitung sebagai produk terbaik di dunia, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani lokal,” kata Vivi Widyana, Direktur Utama Billiton, dalam keterangannya, Selasa (22/6/2021).
Setelah pasar nasional, kini giliran pasar negeri Jiran Malaysia yang akan menikmati lada kualitas tinggi Billiton Spice melalui pelepasan ekspor perdana pada 21-23 Juli 2021 di Belitung.
Sedangkan Duo Destination Tourism & Business Network Malaysia selaku mitra pemasaran Billiton Spice, akan menggunakan jaringan eMasjid Global di Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, dan China, platform marketplace yang menawarkan business to consumer (B2C) dan business to business (B2B).
eMasjid mulai beroperasi pada Agustus 2019. eMasjid merupakan bagian dari Duo Destination yang akan memasarkan Billiton Spice, membantu promosi, menerima pesanan dan mengirimkannya ke tangan konsumen.
eMasjid bekerja sama dengan sejumlah e-commerce, seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Blibli untuk pemasaran produk di domestik. Sementara, untuk pasar internasional, eMasjid menggandeng Shopee Thailand, Rakuten di Jepang, dan Taobao dan Alibaba di China.
Kerja sama Billiton Spice dengan Duo Destination Tourism & Business Network terselenggara berkat inisiasi Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo dan Asisten Departemen Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti.