PGN Sepakat Genjot Pemanfaatan LNG Domestik
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mendorong percepatan transisi energi melalui peningkatan utilisasi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG) domestik. Hal itu diwujudkan melalui sinergi Pertamina Group, yakni PGN sebagai subholding gas, Pertamina International Shipping sebagai subholding kapal dan Integrated Marine Logistic Company Pertamina.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, tujuan dari sinergi tersebut terkait penyediaan angkutan LNG (LNG carrier) dan fasilitas bunkering LNG. Adapun penyediaan LNG carrier oleh PIS dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan proyek serta kegiatan perdagangan (trading) LNG PGN. Sedangkan penyediaan LNG dan fasilitas bunkering oleh PGN guna mengonversi kapal-kapal PIS yang saat ini masih menggunakan BBM menjadi LNG.
"Sinergi diperlukan karena ke depan, PGN berperan penting dalam transisi energi di Indonesia khususnya green energi yang memerlukan resources sangat besar dan tidak bisa dikerjakan sendiri. Bagi PIS, penyediaan LNG dan fasilitas LNG bunkering untuk mendukung PIS dalam mengoperasikan eco-green vessel yang sejalan dengan penerapan global standard IMO 2020," tutur Nicke melalui keterangan resmi perusahaan, Jumat (25/06/2021).
Menurut dia, kerjasama internal ini menjadi captive market dan akan membawa hal positif bagi PGN dan PIS serta akan berlanjut ke subholding lainnya. Hal ini akan memperkuat peran kedua subholding dalam persaingan pasar eksternal.
Tidak hanya itu, kerjasama tersebut juga berimplikasi secara bisnis, namun juga sebagai wujud komitmen penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di Pertamina group dalam rangka mengurangi emisi karbon. Lebih lanjut, imbuh Nicke, kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan tidak menghambat PGN untuk membangun pipa ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian Tengah dan bagian Timur dengan skema virtual pipeline.
Diharapkan melalui sinergi tersebut dapat memerkuat pengelolaan dan penyediaan LNG nasional yang terintegrasi di Pertamina Group dan diproyeksikan akan meningkatkan pemanfaatan volume LNG hingga 270 miliar british thermal unit per hari (BBTUD).
"Virtual pipeline yang akan disinergikan dengan LNG vessel milik PIS ini sama halnya dengan tranmission gas pipeline, yang akan menghasilkan captive market sehingga PGN dapat mengembangkan bisnis distribusi gas di seluruh pulau-pulau di Indonesia," jelas Nicke.
Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menjelaskan bahwa ketersediaan LNG Carrier akan mendukung kegiatan LNG trading PGN di domestik dan regional Asia. Sinergi dengan PIS bermanfaat dalam roadmap perencanaan bisnis LNG ke depan. "Selain untuk kehandalan energi dan manfaat keekonomian, trading LNG yang massif juga menjadi upaya menuju transisi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” papar Haryo.
Senada dengan itu, Direktur Utama PIS, Erry Widiastono menuturkan sebagai bagian dari Pertamina Group, PIS mencermati proyek-proyek PGN ke depan seperti Kepmen-13, Teluk Lamong, FSRU di beberapa lokasi, serta Trading PGN. Menurutnya, terdapat kebutuhan akan transportasi, storage, dan regasifikasi di laut dan sungai.
"Dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi PIS yang memiliki proses bisnis sebagai Sub Holding Shipping dan Integrated Marine Logistic Company," ungkap Erry Widiastono.
Sebagaimana diketahui, saat ini PIS mengelola dan mengoperasikan lebih dari 750 kapal yang terdiri dari kapal milik dan sewa. Sebelumnya, Juni 2021 PGN dan PIS juga telah menandatangani HoA dalam proyek infrastruktur LNG terintegrasi untuk pengembangan bisnis RU IV Cilacap dengan menggunakan 1 (satu) unit LNG Carrier untuk dioperasikan selama 20 tahun.
Sebagai informasi, kesepakatan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) mengenai penyediaan angkutan LNG (LNG carrier) dan fasilitas bunkering LNG. HoA ini ditandatangani oleh Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto dan Direktur Utama PIS Erry Widiasto, dan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, pada Jumat (25/06/2021).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, tujuan dari sinergi tersebut terkait penyediaan angkutan LNG (LNG carrier) dan fasilitas bunkering LNG. Adapun penyediaan LNG carrier oleh PIS dan sarana pendukungnya untuk memenuhi kebutuhan proyek serta kegiatan perdagangan (trading) LNG PGN. Sedangkan penyediaan LNG dan fasilitas bunkering oleh PGN guna mengonversi kapal-kapal PIS yang saat ini masih menggunakan BBM menjadi LNG.
"Sinergi diperlukan karena ke depan, PGN berperan penting dalam transisi energi di Indonesia khususnya green energi yang memerlukan resources sangat besar dan tidak bisa dikerjakan sendiri. Bagi PIS, penyediaan LNG dan fasilitas LNG bunkering untuk mendukung PIS dalam mengoperasikan eco-green vessel yang sejalan dengan penerapan global standard IMO 2020," tutur Nicke melalui keterangan resmi perusahaan, Jumat (25/06/2021).
Menurut dia, kerjasama internal ini menjadi captive market dan akan membawa hal positif bagi PGN dan PIS serta akan berlanjut ke subholding lainnya. Hal ini akan memperkuat peran kedua subholding dalam persaingan pasar eksternal.
Tidak hanya itu, kerjasama tersebut juga berimplikasi secara bisnis, namun juga sebagai wujud komitmen penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di Pertamina group dalam rangka mengurangi emisi karbon. Lebih lanjut, imbuh Nicke, kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan tidak menghambat PGN untuk membangun pipa ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian Tengah dan bagian Timur dengan skema virtual pipeline.
Diharapkan melalui sinergi tersebut dapat memerkuat pengelolaan dan penyediaan LNG nasional yang terintegrasi di Pertamina Group dan diproyeksikan akan meningkatkan pemanfaatan volume LNG hingga 270 miliar british thermal unit per hari (BBTUD).
"Virtual pipeline yang akan disinergikan dengan LNG vessel milik PIS ini sama halnya dengan tranmission gas pipeline, yang akan menghasilkan captive market sehingga PGN dapat mengembangkan bisnis distribusi gas di seluruh pulau-pulau di Indonesia," jelas Nicke.
Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menjelaskan bahwa ketersediaan LNG Carrier akan mendukung kegiatan LNG trading PGN di domestik dan regional Asia. Sinergi dengan PIS bermanfaat dalam roadmap perencanaan bisnis LNG ke depan. "Selain untuk kehandalan energi dan manfaat keekonomian, trading LNG yang massif juga menjadi upaya menuju transisi energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan,” papar Haryo.
Senada dengan itu, Direktur Utama PIS, Erry Widiastono menuturkan sebagai bagian dari Pertamina Group, PIS mencermati proyek-proyek PGN ke depan seperti Kepmen-13, Teluk Lamong, FSRU di beberapa lokasi, serta Trading PGN. Menurutnya, terdapat kebutuhan akan transportasi, storage, dan regasifikasi di laut dan sungai.
"Dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi PIS yang memiliki proses bisnis sebagai Sub Holding Shipping dan Integrated Marine Logistic Company," ungkap Erry Widiastono.
Sebagaimana diketahui, saat ini PIS mengelola dan mengoperasikan lebih dari 750 kapal yang terdiri dari kapal milik dan sewa. Sebelumnya, Juni 2021 PGN dan PIS juga telah menandatangani HoA dalam proyek infrastruktur LNG terintegrasi untuk pengembangan bisnis RU IV Cilacap dengan menggunakan 1 (satu) unit LNG Carrier untuk dioperasikan selama 20 tahun.
Sebagai informasi, kesepakatan kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement (HoA) mengenai penyediaan angkutan LNG (LNG carrier) dan fasilitas bunkering LNG. HoA ini ditandatangani oleh Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto dan Direktur Utama PIS Erry Widiasto, dan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, pada Jumat (25/06/2021).
(nng)