HT Beberkan Strategi Kembangkan Bank Digital MNC Group

Jum'at, 02 Juli 2021 - 16:13 WIB
loading...
HT Beberkan Strategi Kembangkan Bank Digital MNC Group
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT). Foto/Dok SINDOphoto/Adam Erlangga
A A A
JAKARTA - MNC Group terus menggenjot transformasi bisnisnya ke digital, tak terkecuali di sektor jasa keuangan. Hal ini demi memberikan layanan terbaik untuk masyarakat Indonesia.

Saat ini, MNC Group tengah mengembangkan Motion , yaitu digital banking yang akan diintegrasikan dengan e-money, yaitu SPIN Pay dan kartu kredit. Dengan beragam platform media yang dimiliki MNC Group juga menjadi kekuatan tersendiri untuk menjangkau nasabah di Tanah Air.

Dilansir dari Nikkei Asia, setelah menaklukkan pasar siaran Indonesia, pendiri dan Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo berupaya memanfaatkan audiens medianya yang luas untuk mendorong mesin pertumbuhan baru, yakni keuangan digital.

MNC adalah konglomerat media terbesar di Indonesia, dengan acara televisi populer yang menjangkau setiap sudut negara terpadat di Asia Tenggara. Hary Tanoesoedibjo menjelaskan kepada Nikkei dalam sebuah wawancara terkait rencananya untuk meningkatkan operasi perbankan online baru dengan menjangkau kelompok underbanked.

Didirikan pada tahun 1989 sebagai perusahaan sekuritas, MNC Group telah berkembang menjadi berbagai bidang, termasuk real estate. MNC pun mengakuisisi stasiun TV yang dioperasikan oleh keluarga mendiang presiden Suharto setelah lengser pada tahun 1998.



MNC termasuk dalam kelompok konglomerat bisnis kelas kedua yang lebih baru yang diluncurkan pada 1980-an di mana para pemimpin aslinya, seperti Hary Tanoe yang berusia 55 tahun, masih memimpin.

Bulan lalu, MNC Group meluncurkan MotionBanking, sebuah bank online yang dapat diakses melalui aplikasi smartphone. Hary Tanoesoedibjo mengatakan, dia membidik 10 juta pelanggan baru dalam setahun dan 50 juta dalam lima tahun dengan menawarkan berbagai layanan, mulai kartu kredit virtual hingga asuransi dan perdagangan sekuritas.

"Kami juga ingin menciptakan sinergi dengan basis pengguna ekosistem besar kami," katanya, dikutip Jumat (2/7/2021). Basis pengguna tersebut menjangkau lebih dari 210 juta audiens lintas platform MNC.

Empat stasiun TV MNC Group sendiri menarik lebih dari 50% penonton prime-time dan dikenal karena memproduksi program yang sukses Sinetron hit malam hari yaitu Ikatan Cinta, yang secara konsisten mencetak rating sekitar 50% atau lebih.

Hary Tanoesoedibjo pun membahas rencana untuk menempatkan iklan Motion Banking di seluruh negeri selama siaran "Ikatan Cinta" dan program lainnya. Dia membayangkan kode QR dalam iklan di bagian bawah layar TV sehingga pemirsa dapat membuka akun di tempat. Aplikasi tersebut akan menggunakan teknologi pengenalan wajah yang terkait dengan basis data identitas nasional negara untuk mempercepat prosesnya.



Dengan populasi sebesar 270 juta jiwa, terbesar di Asia Tenggara dan keempat terbesar di dunia, sektor perbankan online Indonesia telah menarik minat dari seluruh kawasan.

Hanya setengah dari orang dewasa Indonesia yang memiliki rekening bank, sementara hampir 70% memiliki ponsel, memberikan ruang pertumbuhan yang signifikan bagi perbankan online.

Namun, para saingannya pun mendekat dengan cepat. Penyedia "aplikasi super" Indonesia, Gojek, mengumumkan investasi di Bank Jago di bawah kemitraan modal menjelang akhir tahun 2020.

Mereka juga mengumumkan mergernya dengan raksasa e-commerce Tokopedia pada bulan Mei dan berencana untuk menawarkan berbagai layanan, termasuk perbankan, di platform aplikasinya. Perusahaan ride-hailing Grab dan e-retailer Sea, keduanya berbasis di Singapura, diyakini juga merencanakan terjun ke lapangan.

Dan pada hari Jumat, BCA Digital, anak perusahaan bank digital dari pemberi pinjaman swasta terbesar di Indonesia, Bank Central Asia, meluncurkan platform mobile banking 'blu' di Google Play Store, menargetkan ratusan ribu pelanggan baru tahun ini dari kalangan remaja.

Mempertimbangkan industri yang semakin padat, Gary Hanniffy, direktur bank di Asia Pasifik untuk lembaga pemeringkat kredit Fitch Ratings, mengatakan pemberi pinjaman digital Indonesia dapat menikmati margin yang sehat dari biaya tetap yang lebih rendah tanpa adanya jaringan cabang fisik, serta hasil tinggi yang dibayarkan oleh peminjam di segmen yang kurang terlayani "dengan sedikit atau tanpa riwayat kredit" atau jaminan untuk ditawarkan sebagai jaminan terhadap pinjaman.

"Namun, kami percaya keberhasilan akhir dari pemberi pinjaman digital dalam mencapai dan mempertahankan profitabilitas akan sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk mencapai skala yang memadai dan secara efektif mengelola risiko kredit di segmen yang sebagian besar telah dihindari oleh bank tradisional karena tingginya risiko gagal bayar," kata Hanniffy kepada Nikkei Asia. "Kelangsungan model bisnis pemberi pinjaman digital yang sebagian besar belum teruji, tetap tidak pasti untuk saat ini," tambahnya.

Hary Tanoesoedibjo tetap bersikap bullish pada prospek MNC. "Karena perusahaan ride-hailing seperti Gojek hadir di kota-kota besar, di mana mereka tidak mencakup segmen yang tidak memiliki rekening bank," kata Hary. "Hal yang baik tentang grup kami, kami menjangkau semua orang di negara ini," lanjutnya.

Oleh karena itu, Hary Tanoesoedibjo sangat yakin MNC dapat memimpin perbankan digital di Indonesia dalam hal jumlah rekening, karena dapat menembus populasi unbanked yang belum tersentuh di daerah seperti Papua, Maluku, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1722 seconds (0.1#10.140)