Pandemi Covid-19 Bikin Digitalisasi Jadi Primadona Jasa Keuangan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Akibat pandemi Covid-19 , digitalisasi digandrungi berbagai sektor industri, termasuk industri jasa keuangan . Para pelaku usaha mau tidak mau mentransformasikan strategi bisnisnya dengan digitalisasi agar tetap bertahan dan eksis.
Digitalisasi ini dianggap mumpuni pasalnya di tengah keterbatasan aktivitas fisik, pelaku usaha dapat terus menjalankan bisnisnya tanpa tatap muka.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, di masa pandemi penggunaan transaksi digital kini semakin digemari, bahkan transaksi via ATM yang dulu sangat populer saat ini sudah mulai ditinggalkan.
Baca juga:Hukum Membaca Surat Yasin di Malam Jumat
"ATM yang dulu populer sekarang menurun penggunaannya cuma 13%, cabang yang dulu 40% sekarang 0,8%. Jadi 86% lebih itu sudah digitalize, apakah itu dalam bentuk mobile banking, internet banking dan super apps kita yang baru semuanya digitalisasi," ujar Jahja secara virtual, Jumat (30/7/2021).
Selain transaksi digital, kata Jahja, pihaknya juga terus melakukan adaptasi dan proses bisnis ke arah digital guna mempertahankan kinerja di tengah pandemi.
"Memang masa-masa sulit tahun 2020 kita belajar meningkatkan kinerja digital kita baik itu morgage, kredit kendaraan bermotor (KKB), digital payment, hingga membuat aplikasi yang baru. Kita siap mengalihkan bank royal menjadi bank digital BCA dan juga Rabobank ditambahkan ke bank syariah BCA, dan di samping itu kita juga terus giatkan edukasi nasabah untuk terus gunakan digital," cetusnya.
Baca juga:Usai Isi BBM Rp600 Ribu di SPBU Kodam Bintaro, Mobil Mewah Langsung Tancap Gas
Tak hanya BCA, pelaku usaha lain juga melakukan hal yang sama. Presiden Direktur BNI Life Shadiq Akasya mengakui, dalam kondisi pandemi ini semua dipaksa mengubah proses bisnis dan BNI tengah bersiap dengan proses digitalisasi.
"Saat ini harusnya kita menambah value added kepada customer. Kami dalam merubah digital tidak hanya sistem tapi kita juga harus lihat dari desain security/ keamanan dan data. Karena isu security data menjadi hal yang penting saat ini," kata Shadiq.
Digitalisasi ini dianggap mumpuni pasalnya di tengah keterbatasan aktivitas fisik, pelaku usaha dapat terus menjalankan bisnisnya tanpa tatap muka.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, di masa pandemi penggunaan transaksi digital kini semakin digemari, bahkan transaksi via ATM yang dulu sangat populer saat ini sudah mulai ditinggalkan.
Baca juga:Hukum Membaca Surat Yasin di Malam Jumat
"ATM yang dulu populer sekarang menurun penggunaannya cuma 13%, cabang yang dulu 40% sekarang 0,8%. Jadi 86% lebih itu sudah digitalize, apakah itu dalam bentuk mobile banking, internet banking dan super apps kita yang baru semuanya digitalisasi," ujar Jahja secara virtual, Jumat (30/7/2021).
Selain transaksi digital, kata Jahja, pihaknya juga terus melakukan adaptasi dan proses bisnis ke arah digital guna mempertahankan kinerja di tengah pandemi.
"Memang masa-masa sulit tahun 2020 kita belajar meningkatkan kinerja digital kita baik itu morgage, kredit kendaraan bermotor (KKB), digital payment, hingga membuat aplikasi yang baru. Kita siap mengalihkan bank royal menjadi bank digital BCA dan juga Rabobank ditambahkan ke bank syariah BCA, dan di samping itu kita juga terus giatkan edukasi nasabah untuk terus gunakan digital," cetusnya.
Baca juga:Usai Isi BBM Rp600 Ribu di SPBU Kodam Bintaro, Mobil Mewah Langsung Tancap Gas
Tak hanya BCA, pelaku usaha lain juga melakukan hal yang sama. Presiden Direktur BNI Life Shadiq Akasya mengakui, dalam kondisi pandemi ini semua dipaksa mengubah proses bisnis dan BNI tengah bersiap dengan proses digitalisasi.
"Saat ini harusnya kita menambah value added kepada customer. Kami dalam merubah digital tidak hanya sistem tapi kita juga harus lihat dari desain security/ keamanan dan data. Karena isu security data menjadi hal yang penting saat ini," kata Shadiq.
(uka)