Patuhi PPKM, Kementan Tunda Keberangkatan Petani Magang ke Jepang

Senin, 02 Agustus 2021 - 04:29 WIB
loading...
Patuhi PPKM, Kementan Tunda Keberangkatan Petani Magang ke Jepang
Peserta pelatihan untuk magang Jepang di BPP Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang mengoperasikan alat mesin pertanian. (Foto: Dok. BPPSDMP)
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menunda keberangkatan 30 petani milenial asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengikuti magang ke Jepang. Penundaan tersebut untuk mematuhi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Regulasi serupa berlaku di Jepang, untuk mengantisipasi pandemi Covid-19.

Kegiatan petani milenial magang Jepang merupakan program Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan. Program ini ditujukan untuk generasi muda untuk belajar tata kelola pertanian di Jepang yang maju, mandiri dan modern.

(Baca juga:Usir Jenuh Saat PPKM, Kementan Ajak Bertani di Rumah dengan 10 Tanaman Ini)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia membutuhkan petani milenial yang siap bersaing global, maka kemampuan tenaga tani harus disiapkan. Salah satunya melalui program magang,

“Harapannya, ilmu dari magang dapat diterapkan setelah kembali ke Indonesia. Keberhasilan pertanian bukan hanya karena alat mesin pertanian atau teknologi, juga ditentukan oleh SDM-nya, maka calon peserta magang harus memanfaatkan peluang sebaik-baiknya untuk diterapkan di tanah air,” kata Mentan Syahrul.

(Baca juga:Kementan Ajak Insan Pertanian Konsumsi Pangan Lokal)

Penegasan serupa dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa petani milenial harus disiapkan untuk terjun ke bisnis pertanian. “Baik level dalam negeri maupun di internasional. Salah satu caranya dengan magang ke Jepang.”

Pria yang akrab disapa Prof Dedi mengungkapkan bahwa pelatihan magang bagi pemuda tani ini adalah peluang bagus untuk meningkatkan kompetensi pemuda tani di Indonesia. “Peserta akan dilatih mengenai teknis dan manajemen pertanian, Bahasa Jepang serta akan ditingkatkan fisik mental dan disiplinnya.”

(Baca juga:Kementan Latih 100 Petani Milenial untuk Magang di Korea Selatan)

Setelah pelatihan, peserta mengikuti tes bahasa melalui Japan Language Proficiency Test (JLPT) N4 atau Japan Foundation Test (JFT)-Basic A2 juga Tes Skill pertanian melalui Agriculture Skill Assesment Test (ASAT). Kedua sertifikat, bagian dari persyaratan mengajukan visa “Pekerja Berketerampilan Khusus”/Specified Skilled Worker (SSW) atau Visa Tokutei Ginou.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1564 seconds (0.1#10.140)