Indonesia Keluar dari Resesi, Program Ekonomi Sudah On the Right Track
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto mengapresiasi kinerja pemerintah yang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di triwulan kedua tahun 2021. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi pada triwulan I/2021 mencatat laju pertumbuhan yang signifikan yakni tumbuh lebih dari 7,07% (yoy).
Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004 yang lalu atau lebih dari 16 tahun lalu. Realisasi pertumbuhan ekonomi di triwulan II tahun 2021 ini juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara, diantaranya Vietnam (6,6% yoy) dan Korea Selatan (5,9% yoy).
"Kinerja ekonomi di triwulan II tahun 2021 tak lepas dari kerja keras Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan swasta untuk segera memulihkan perekonomian nasional sebagai dampak dari Pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan besar tidak hanya pada sektor kesehatan namun juga sektor ekonomi," ujar Dito, Kamis (5/8/2021).
Hal ini seiring diberlakukannya kebijakan PPKM oleh Pemerintah sebagai langkah paling optimal dalam upaya menyeimbangkan aspek kehidupan dan penghidupan (life and livelihood). “Kerja bersama antara Pemerintah dan dukungan dari Fraksi Partai Golkar di DPR RI atas kebijakan-kebijakan perekonomian menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi Indonesia,” tambah Dito yang juga Bendahara Umum Partai Golkar.
Selain itu tren pemulihan ekonomi di kuartal II tahun 2021 ini menunjukkan sinyal positif perbaikan kinerja perekonomian domestik yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2021 berada pada level 107,4. Indeks Penjualan Ritel Mei 2021 berada pada level 225,6. Kemudian realisasi Belanja Negara hingga Juni 2021 sebesar 42,5% dari target APBN atau tumbuh 9,4% year-on-year.
Dari sisi PDB sektoral, berbagai sektor usaha terus menunjukkan perbaikan kinerja diantaranya pada triwulan II/2021: sektor industri pengolahan, yang menjadi penopang dengan share 19,29% yang tumbuh 6,58 % (yoy). Terutama ditopang oleh Industri Alat Angkutan yang tumbuh tinggi sebesar 45,70%. Hal ini tidak terlepas dari dukungan stimulus yang didorong oleh KPC-PEN melalui insentif pembebasan PPnBM untuk sektor kendaraan bermotor dan sektor perumahan.
Insentif ini juga turut mendorong sektor perdagangan yang tumbuh 9,44% (yoy) seiring tingginya perdagangan kendaraan yang mencapai 37,88%. Sektor pertanian yang melanjutkan tren positifnya dan tumbuh 0,38% (yoy); sektor konstruksi yang tumbuh 4,42% (yoy) seiring dengan pembangunan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN); sektor Informasi dan Komunikasi yang selalu mampu tumbuh tinggi selama pandemi juga kembali dapat tumbuh sebesar 6,87% (yoy).
Sektor-sektor seperti penyediaan akomodasi, makan, dan minum serta transportasi dan pergudangan yang terdampak pandemi juga meneruskan tren pemulihannya dengan pertumbuhan 21,58% (yoy) dan 25,10% (yoy). Tren positif ini seiring membaiknya mobilitas masyarakat.
Di sisi kegiatan produksi sektor swasta menunjukkan kinerja yang meningkat hingga Juni 2021. Misalnya Penggunaan Listrik Juni 2021 untuk sektor Industri tumbuh 26,1% year-on-year dan bisnis tumbuh 14,5% year-on-year. Indikasi lain, Penggunaan Semen Juni 2021 menunjukkan pertumbuhan dengan tren positif sejak Maret 2021 sebesar 17,6% year-on-year.
Untuk PMI Manufaktur Juni 2021 berada pada level 53,5. Pertumbuhan Ekspor Juni 2021 juga tumbuh sebesar 54,5% year-on-year serta Pertumbuhan Impor Juni 2021 tumbuh sebesar 60,1% year-on-year.
Kebijakan fiskal yang ekspansif tetap dijalankan dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi baik melalui belanja rutin APBN maupun alokasi dana PEN yang mencapai Rp744,75 triliun di 2021, meningkat dari alokasi sebelumnya Rp699,43 triliun.
Tambahan alokasi anggaran PEN dilakukan dalam upaya meningkatkan penanganan di sisi kesehatan dan melindungi masyarakat yang terdampak pandemi melalui program perlindungan sosial, seperti diskon listrik bagi 32,6 juta pelanggan hingga September 2021.
Kemudian, memperpanjang bansos tunai, mempercepat penyaluran Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, dan BLT Desa; serta melanjutkan program Kartu Prakerja. "Kebijakan ini direspon baik oleh masyarakat," kata Dito.
Pemerintah juga memastikan keberlangsungan UMK dengan menambah target 3 juta penerima untuk Program Bantuan Produktif Ultra Mikro (BPUM) serta memberikan insentif untuk Usaha Mikro Informal sebesar Rp1,2 juta per unit usaha untuk 1 juta usaha mikro yang penyalurannya akan dibantu oleh TNI/Polri dengan mekanisme yang akuntabel.
Kinerja ekspor mencatat perkembangan yang menggembirakan selama triwulan II/2021, surplus perdagangan mencapai USD6,3 miliar selama periode April-Juni 2021. Adapun surplus perdagangan yang terjadi di Juni 2021 merupakan surplus bulan ke-14 secara berturut-turut sejak Mei 2020.
Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2004 yang lalu atau lebih dari 16 tahun lalu. Realisasi pertumbuhan ekonomi di triwulan II tahun 2021 ini juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara, diantaranya Vietnam (6,6% yoy) dan Korea Selatan (5,9% yoy).
"Kinerja ekonomi di triwulan II tahun 2021 tak lepas dari kerja keras Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dan swasta untuk segera memulihkan perekonomian nasional sebagai dampak dari Pandemi Covid-19 yang memberikan tekanan besar tidak hanya pada sektor kesehatan namun juga sektor ekonomi," ujar Dito, Kamis (5/8/2021).
Hal ini seiring diberlakukannya kebijakan PPKM oleh Pemerintah sebagai langkah paling optimal dalam upaya menyeimbangkan aspek kehidupan dan penghidupan (life and livelihood). “Kerja bersama antara Pemerintah dan dukungan dari Fraksi Partai Golkar di DPR RI atas kebijakan-kebijakan perekonomian menunjukkan optimisme terhadap pemulihan ekonomi Indonesia,” tambah Dito yang juga Bendahara Umum Partai Golkar.
Selain itu tren pemulihan ekonomi di kuartal II tahun 2021 ini menunjukkan sinyal positif perbaikan kinerja perekonomian domestik yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2021 berada pada level 107,4. Indeks Penjualan Ritel Mei 2021 berada pada level 225,6. Kemudian realisasi Belanja Negara hingga Juni 2021 sebesar 42,5% dari target APBN atau tumbuh 9,4% year-on-year.
Dari sisi PDB sektoral, berbagai sektor usaha terus menunjukkan perbaikan kinerja diantaranya pada triwulan II/2021: sektor industri pengolahan, yang menjadi penopang dengan share 19,29% yang tumbuh 6,58 % (yoy). Terutama ditopang oleh Industri Alat Angkutan yang tumbuh tinggi sebesar 45,70%. Hal ini tidak terlepas dari dukungan stimulus yang didorong oleh KPC-PEN melalui insentif pembebasan PPnBM untuk sektor kendaraan bermotor dan sektor perumahan.
Insentif ini juga turut mendorong sektor perdagangan yang tumbuh 9,44% (yoy) seiring tingginya perdagangan kendaraan yang mencapai 37,88%. Sektor pertanian yang melanjutkan tren positifnya dan tumbuh 0,38% (yoy); sektor konstruksi yang tumbuh 4,42% (yoy) seiring dengan pembangunan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN); sektor Informasi dan Komunikasi yang selalu mampu tumbuh tinggi selama pandemi juga kembali dapat tumbuh sebesar 6,87% (yoy).
Sektor-sektor seperti penyediaan akomodasi, makan, dan minum serta transportasi dan pergudangan yang terdampak pandemi juga meneruskan tren pemulihannya dengan pertumbuhan 21,58% (yoy) dan 25,10% (yoy). Tren positif ini seiring membaiknya mobilitas masyarakat.
Di sisi kegiatan produksi sektor swasta menunjukkan kinerja yang meningkat hingga Juni 2021. Misalnya Penggunaan Listrik Juni 2021 untuk sektor Industri tumbuh 26,1% year-on-year dan bisnis tumbuh 14,5% year-on-year. Indikasi lain, Penggunaan Semen Juni 2021 menunjukkan pertumbuhan dengan tren positif sejak Maret 2021 sebesar 17,6% year-on-year.
Untuk PMI Manufaktur Juni 2021 berada pada level 53,5. Pertumbuhan Ekspor Juni 2021 juga tumbuh sebesar 54,5% year-on-year serta Pertumbuhan Impor Juni 2021 tumbuh sebesar 60,1% year-on-year.
Kebijakan fiskal yang ekspansif tetap dijalankan dalam upaya mendorong pemulihan ekonomi baik melalui belanja rutin APBN maupun alokasi dana PEN yang mencapai Rp744,75 triliun di 2021, meningkat dari alokasi sebelumnya Rp699,43 triliun.
Tambahan alokasi anggaran PEN dilakukan dalam upaya meningkatkan penanganan di sisi kesehatan dan melindungi masyarakat yang terdampak pandemi melalui program perlindungan sosial, seperti diskon listrik bagi 32,6 juta pelanggan hingga September 2021.
Kemudian, memperpanjang bansos tunai, mempercepat penyaluran Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako, dan BLT Desa; serta melanjutkan program Kartu Prakerja. "Kebijakan ini direspon baik oleh masyarakat," kata Dito.
Pemerintah juga memastikan keberlangsungan UMK dengan menambah target 3 juta penerima untuk Program Bantuan Produktif Ultra Mikro (BPUM) serta memberikan insentif untuk Usaha Mikro Informal sebesar Rp1,2 juta per unit usaha untuk 1 juta usaha mikro yang penyalurannya akan dibantu oleh TNI/Polri dengan mekanisme yang akuntabel.
Kinerja ekspor mencatat perkembangan yang menggembirakan selama triwulan II/2021, surplus perdagangan mencapai USD6,3 miliar selama periode April-Juni 2021. Adapun surplus perdagangan yang terjadi di Juni 2021 merupakan surplus bulan ke-14 secara berturut-turut sejak Mei 2020.
(fai)